Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bersama Wakil Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama menerima ucapan selamat usai pelantikan mereka di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2012). Pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih ini dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk masa jabatan 2012-2017.
Gebrakan yang dilakukan pasangan pemimpin Jakarta Baru, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, seakan memberi terapi kejut untuk warga Ibu Kota. Tak terkecuali di jajaran elite, baik eksekutif maupun legislatif.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah mengakui, banyak hal yang membuat legislatif terkejut dengan gaya kepemimpinan Jokowi-Basuki. Bila di era sebelumnya semua ditutup rapat, kali ini justru sebaliknya.
Hal-hal kecil sampai pada pembahasan rencana anggaran didorong untuk terbuka bagi masyarakat. Hal ini dilakukan demi menciptakan keterbukaan dan pengawasan yang dilakukan secara bersama.
Salah satu contohnya adalah pada pembahasan anggaran DKI untuk 2013. Minimnya komunikasi antara legislatif dan eksekutif akhirnya memicu pembahasan menjadi alot. Buntutnya, agenda pengesahan menjadi molor dan eksekusi program pada 2013 terancam mundur dua bulan.
"Keterlambatan itu bisa dipahami karena konsep kerja Jokowi sama Ahok yang berbeda dari pemimpin sebelumnya," kata Wanda saat dijumpai di Balaikota Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Beberapa waktu sebelumnya, mencuat banyak komentar yang berisi nada tantangan pada DPRD DKI untuk menggelar semua agenda rapat secara terbuka. Termasuk tantangan dari Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang menantang rapat pembahasan anggaran disiarkan live di televisi.
"Saya sih mendukung, terbuka kan positif. Tapi, mungkin DPRD shock karena biasanya tertutup, tapi sekarang diminta dibuka semua. Dengan perubahan drastis ini, ada kegamangan di DPRD," ujar Wanda.
Sumber: kompas.com
Mantap
BalasHapusBagus,..
BalasHapus