Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang membatalkan pinjaman utang sebesar Rp 1,2 triliun dari World Bank terkait proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) mendapat apresiasi dari Koalisi Anti Utang (KAU) dan Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA). Padahal, JEDI merupakan proyek yang digagas Gubernur DKI sebelumnya.
Direktur Eksekutif LIMA, Ray Rangkuti menilai, Jokowi sebagai pemimpin DKI Jakarta telah menunjukkan kepeloporannya dalam menegakkan kemandirian bangsa dan melawan dominasi asing dalam perekonomian nasional.
"Jokowi menyatakan akan proyek utang sebesar Rp 1,2 triliun untuk proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), bahkan Jokowi juga menolak untuk mengeluarkan obligasi. Ini patut diapresiasi," katanya dalam acara diskusi bertajuk 'Jokowi Melawan Asing, Saatnya Menegakkan Kemandirian Bangsa" di Jakarta, Senin (8/4).
Menurut Ray, dengan sikap itu, Jokowi telah menjadi pionir di tengah para kepala daerah, menteri dan presiden yang justru sedang dilanda kecanduan utang, sehingga utang negara menumpuk sampai Rp 2.000 triliun dan memperbesar intervensi asing dalam perekonomian nasional.
"KAU dan LIMA mengapresiasi ketegasan Jokowi untuk menghentikan kontrol pihak asing dalam mengintervensi kebijakan indonesia khususnya DKI Jakarta. Langkah ini seharusnya diikuti oleh para pemimpin lainnya di negara ini. Kalau terus berhutang terus, saya rasa tuju generasi pun belum mampu melunasinya," ujar Ray.
Ray berujar, ini adalah kali pertama setelah rezim Orde Baru ada pemerintah daerah, dalam hal ini DKI Jakarta, yang menyatakan tidak akan ada bantuan asing yang mendikte.
"Sudah lama kita tidak mendengar hal seperti yang dicita-citakan founding fathers kita untuk tidak akan bergantung pada asing. Lebih dari 40 tahun sejak Soekarno menyatakan Indonesia harus merdeka sepenuh-penuhnya pada tangan dan kaki rakyatnya. Bukan pada asing," paparnya.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar