Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Kamis, 03 Januari 2013

Jokowi Bantah Terowongan Multifungsi Proyek Dadakan

Jokowi Bantah Terowongan Multifungsi Proyek Dadakan
Gubernur DKI Joko Widodo memaparkan megaproyek Deep Tunnel atau Terowongan Multifungsi, di Balaikota Jakarta, Kamis (3/1/2013).

Untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan membangun sebuah megaproyek bernama deep tunnel atau Terowongan Multifungsi. Beberapa waktu lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI pernah menyampaikan bahwa megaproyek tersebut merupakan proyek dadakan.

Jangan ada yang ngomong proyek dadakan. Masak setelah masuk gorong-gorong terus dibilang timbul ide dadakan. Saya hanya melaksanakan dari perencanaan dan blueprint yang sudah ada.
-- Joko Widodo

Menanggapi hal tersebut, pria yang akrab disapa Jokowi itu menampik proyek itu disebut proyek dadakan. Hal itu disampaikannya saat ia memaparkan bagaimana pembuatan terowongan sedalam 40-60 meter tersebut.

"Jangan ada yang ngomong proyek dadakan. Masak setelah masuk gorong-gorong terus dibilang timbul ide dadakan. Saya hanya melaksanakan dari perencanaan dan blueprint yang sudah ada," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Kamis (3/1/2013).

Saat itu pula, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ikut menimpali pernyataan Jokowi dan mengatakan kalau megaproyek tersebut bukanlah wangsit yang tiba-tiba datang saat masuk ke dalam gorong-gorong.

"Jadi, memang itu Pak Gubernur bukan dapat wangsit dari gorong-gorong," kata Basuki.

Dalam presentasi Terowongan Multifungsi yang ditampilkan, Jokowi memaparkan dalam menggali tanah tersebut tidak menggunakan cara tradisional seperti cangkul, tetapi menggunakan teknologi tinggi. "Ini ada sebuah mesin khusus, nanti bornya akan disesuaikan dengan diameter terowongan," kata Jokowi.

Setelah itu, Basuki kembali menimpali kalau teknologi bor tersebut sudah ada di Spanyol. Saat itu, DPRD yang diwakili oleh Wakil Ketua Triwisaksana mengatakan, proyek raksasa yang memerlukan biaya sangat besar itu seharusnya sudah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017.

Mengenai perihal tersebut, Jokowi akan memasukkan proyek tersebut ke dalam RPJMD dan diajukan ke Rencana Detail dan Tata Ruang (RDTR). Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan saluran raksasa di dalam tanah atau disebut sebagai deep tunnel. Terowongan ini dibutuhkan untuk mengatasi persoalan banjir yang berimbas pada kemacetan parah.

Menurut Jokowi, deep tunnel nantinya bisa berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain, juga bisa sebagai sarana transportasi. Deep tunnel yang dimaksud mirip dengan konsep smart tunnel yang ada di Kuala Lumpur. Rencananya, deep tunnel akan membentang dari MT Haryono sampai Pluit.

Sumber : kompas.com

Jokowi: Kalau saya sendiri yang kerja, saya percepat!

Jokowi: Kalau saya sendiri yang kerja, saya percepat!
jokowi ngopi. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi mengeluarkan teguran kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo karena terlambatnya pengesahan APBD. Menurut Jokowi, kenyataannya memang terlambat meski sudah bekerja menyelesaikan APBD siang dan malam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Mendagri Gamawan Fauzi melayangkan surat teguran kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Mendagri menegur keduanya karena hingga tanggal 28 Desember belum merampungkan pembahasan Peraturan Daerah (Perda) tentang APBD 2013.

Berikut ini penjelasan Joko Widodo kepada wartawan atas surat teguran dari Gamawan Fauzi.

Soal teguran Mendagri bagaimana?
Ya gimana memang kenyataannya terlambat.

Ada upaya percepatan pembahasan?
Percepatan bagaimana, kalau saya sendiri yang kerja, saya percepat!

Dengan DPRD?
Sudah, kita siang malam sudah. Emang dipikir kita kerja cuma siang saja, siang malam untuk dirampungkan. Tapi mulai Oktober sampai sekarang juga belum rampung. Tapi ingin agar pertengahan Januari rampung.

Kendala di mana pak?
Biasa, ada yang belum sinkron ada yang belum diperbaiki. Ada yang perlu dijelasin, ada yang perlu ditanyakan ya dijelaskan.

Ada pembahasan yang alot?
Nggak ada, nggak ada alot-alotan. Tapi memang perlu banyak yang dijelaskan.

Sudah sampai mana?
Kan tadi sudah sampai pembahasan.

Sudah berapa persen?
Haduh, kalau persentase berapa ya! Ini sudah pembahasan kok tinggal mungkin seminggu ini semoga sudah rampung.

Sumber : merdeka.com


5 Tamu tak diundang Ahok

5 Tamu tak diundang Ahok

Sudah menjadi risiko pejabat publik jika setiap hari bertemu dengan tamu dari berbagai kalangan. Apalagi menjadi kepala daerah, hampir setiap hari didatangi tamu dengan berbagai kepentingan.

Kadang tamu-tamu itu sudah dijadwalkan untuk bertemu sejak jauh hari. Namun beberapa tamu tak diundang muncul di saat tak diduga. Seperti yang dialami Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sejak dilantik pada 15 Oktober lalu, Ahok beberapa kali kedatangan tamu yang tak diundang. Bahkan ada yang bukan warga Jakarta meminta tolong kepadanya.

Siapa saja tamu tak diundang Ahok itu? ini lima kisahnya.

1. Pedagang Pasar Sunter

Ratusan orang yang mengaku pedagang dari Pasar Sunter, Jakarta Utara, tiba-tiba mendatangi Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/12) malam. Mereka mengadukan rencana revitalisasi pasar yang dilakukan PD Pasar Jaya. Proyek itu dinilai tidak transparan.

Ahok pun menerima para pedagang tersebut dan memanggil Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis. Dia mempertanyakan alasan revitalisasi. Menurut Djangga, revitalisasi tersebut dalam rangka memperbaiki pasar karena persaingan ke depan semakin kuat. Namun pedagang mengungkapkan, mereka diminta menyetor dengan harga yang cukup mahal untuk memperpanjang masa sewa.

Ahok pun meminta kepada PD Pasar Jaya untuk membatalkan rehabilitasi pasar tersebut.

"Jadi lebih baik batalkan saja dan tolong jelaskan ke para pedagang berapa biaya sewa yang diterima dari kompensasi pembayaran hak usaha," tegasnya dengan nada sedikit meninggi.

Ahok juga mempersilakan pedagang untuk merencanakan revitalisasi pasar dengan mekanisme yang telah disepakati bersama. "Silakan kalau mampu mengelolanya, kami serahkan perbaikan demi kepentingan pedagang," tambahnya.

Mendengar keputusan Ahok yang mengabulkan penolakan revitalisasi pasar, sejumlah pedagang terlihat menangis meluapkan rasa kegembiraan.

2. Penjual lukisan

Sutanto (76), pria yang berdomisili di Kelapa Gading Jakarta Utara mengunjungi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta. Dia berniat memberikan lukisan bergambar pasangan Jokowi-Ahok dengan tulisan selamat Natal dan Tahun Baru 2013, kepada Ahok. Namun, lukisan tersebut tidak diberikan cuma-cuma, Sutanto meminta imbalan Rp 2 juta.

5 Tamu tak diundang Ahok

"Iya minta Rp 2 juta untuk uang ganti beli bahan melukis," kata Sutanto di ruang tunggu kantor Wagub Balai Kota Jakarta, Jumat (28/12).

Menurut Sutanto, lukisannya bermakna kepemimpinan Jokowi-Ahok yang merakyat, sehingga dapat membawa perubahan untuk Ibu Kota. Selain bergambarkan wajah Jokowi-Ahok, dalam lukisan juga terdapat Monas dan berbagai tumbuhan yang mencirikan Jakarta.

Ahok yang kebetulan berada di kantornya kaget saat Sutanto menghargai lukisannya itu Rp 2 juta. "Lho saya nggak tahu, memang iya begitu," ujar Ahok tak percaya saat menerima lukisan itu dari Sutanto di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/12).

Ahok meminta stafnya untuk mengecek kebenaran tersebut. Muka Ahok terlihat kaget saat ditagih Rp 2 juta. Dia menolak mengeluarkan uang dengan nilai segitu. Menurutnya, seorang wakil gubernur tidak punya uang sebanyak itu, apalagi hanya untuk membayar sebuah lukisan.

"Mana saya punya uang, banyakan gubernur lah. Kan 70 persen ada di sana (gubernur)," ucapnya.

3. Mahasiswa Universitas Bung Karno

Kali ini tamu tak diundang Ahok adalah mahasiswa dari perwakilan BEM Universitas Bung Karno (UBK). Mereka mencegat Ahok di Balai Kota dan menagih janji Pemprov DKI karena selama ini banyak minimarket menjamur yang mematikan pasar tradisional.

Namun, Ahok malah marah ketika ditagih janji itu. "Yang jelas sampai saat ini kami belum mengeluarkan izin pun sampai hari ini makanya kami baru 2 bulan. Anda maunya saya ngomong sopan santun kan, saya juga mantan aktivis, sama," ujar Ahok dengan nada gusar di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/12).

Ahok meminta mahasiswa tersebut untuk bicara bersama membahas tentang perizinan soal minimarket. Sebab, izin yang sudah dikeluarkan oleh pemerintahan periode sebelumnya sedang dikaji.

"Kami ingin kaji. Anda kalau cabut izin di PTUN kan orang dan kita kalah uang rakyat juga yang bobol di APBD. Ya semua ada kajiannya enggak kayak mahasiswa main berantem saja. Kalau berantem aku lebih jagoan," ujar Ahok menantang.

Namun, mahasiswa juga nampak emosi dan merasa tidak puas dengan jawaban Ahok. "Bukan masalah itu. Kita enggak ngajak berantem," bentak salah seorang mahasiswa.

Dengan nada keras, Ahok mengatakan agar mahasiswa tidak bicara dengan teriak-teriak. Namun, bicara dengan tenang dan baik-baik membicarakan persoalan tersebut.

"Kami baru dua bulan. Kami katakan kami belum keluarkan izin satu pun kalau kami sudah keluar izin anda boleh maki-maki kami mana janjinya. Ini saya agak marah karena anda bilang mana janjinya, kami baru dua bulan bung, jadi Anda jangan pakai janji Anda tadi, kalau Anda tidak singgung itu saya tidak marah, Anda singgung itu makanya saya menantang anda sekarang ya kan," bentak Ahok.

4. The Jakmania

Belasan suporter Persija Jakarta mendatangi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka mengeluh aturan Pemda yang melarang tim Macan Kemayoran main di kandang sendiri.

The Jakmania mengatakan, sejak kepemimpinan Foke, Persija selalu bertanding di luar kandang. "Zaman Foke jarang dan susah main di Jakarta," ujar perwakilan komunitas pecinta Persija, Dicky Soemarno, di Balai Kota Jakarta, Rabu (26/12).

"Sudah empat tahun belakangan Persija sulit sekali bermain di Jakarta, sampai harus pindah ke Solo, Malang, sempet ke Samarinda, sempat di Jepara," katanya.

Namun, selain mendengarkan keluh kesah para Jakmania, Ahok juga sempat mengkritik mereka. Kritikan Ahok tersebut langsung disampaikan dalam diskusi terbuka.

Beberapa hal yang dikritik adalah kebiasaan Jakmania yang naik di atap bus dan mobil saat akan menyaksikan Persija bertanding. Suporter cilik yang merokok dan kebiasaan tawuran dan rusuh usai pertandingan.

"Kalau anarkis itu tidak sportif, hanya yang senang saja yang datang kan," kata Ahok.

5. Balita cacat dari Bekasi

Andi Manurung (31) warga Jalan Melati IV kelurahan Kali Baru, Medan Satrya, Kranji, Bekasi Jawa barat, mendatangi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota. Andi minta bantuan untuk pengobatan putra semata wayangnya bernama Arjuna Trisakti Manurung (3,5) yang menderita cacat wajah.

"Tadi ada pasien yang kasih tahu, sudah bawa saja anakmu ke Pak Jokowi dan Pak Ahok sampaikan keluhanmu, jadi saya langsung ke sini," kata Andi saat ditanya Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (2/1).

Namun, Ahok mengatakan hanya bisa membantu dengan menggunakan kartu Jamkesmas, yang merupakan program nasional untuk mendapatkan biaya operasi. Sebab, jika Jokowi-Ahok yang membantu, sama saja menyepelekan Pemprov Bekasi.

"Dinkes sana sudah dilakukan, ya sana saja. Kalau kita tangani takut pemprov sana tersinggung," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur ini pun tanpa basa-basi memberikan bantuan uang sekitar Rp 1 juta, yang dikeluarkan langsung dari dalam dompet warna hitam. Selain itu dia juga memberikan kartu nama, jika perlu bantuan dapat menghubunginya.

"Ini saya kasih kartu nama, kalau ada apa-apa bapak bisa SMS saya," tandas Ahok.

Sumber : merdeka.com




Waduh ... JOKOWI ditegur Mendagri

Mendagri Gamawan tegur Jokowi
Pelantikan Jokowi-Ahok. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi melayangkan surat teguran kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Mendagri menegur keduanya karena hingga tanggal 28 Desember mereka belum merampungkan pembahasan Peraturan Daerah (Perda) tentang APBD 2013.

"Tanggal 28 Desember kemarin disampaikan surat perihal teguran keterlambatan penetapan Perda tentang APBD 2013 dengan nomor surat 903/5362/SJ, yang ditujukan kepada gubernur dan Ketua DPRD DKI dan Gubernur Aceh serta Ketua DPRD Aceh," ujar Juru Bicara Kemendagri Reydonnyzar Moenek kepada merdeka.com, Kamis (3/1).

Menurut Reydonnyzar, sesuai ketentuan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 54 ayat 1 dinyatakan bahwa Pengambilan Keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan APBD dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tahun anggaran berjalan. Persetujuan bersama selambat-lambatnya dilakukan 30 November.

"Namun dalam catatan kita, hingga tanggal 28 Desember 2012, belum ada kesepakatan antara kepala daerah dengan DPRD, baik Jakarta maupun Aceh," terangnya.

Surat teguran Mendagri tersebut sifatnya mengingatkan agar kepala daerah dan DPRD lebih memfokuskan dalam pembahasan APBD. Bila APBD tidak segera dibahas justru akan merugikan daerah masing-masing.

"Karena bila sampai tidak segera disahkan dengan persetujuan bersama, maka yang digunakan nantinya adalah APBD tahun lalu dan itu tentu merugikan. Karena banyak proyek yang tidak akan berjalan, pelayanan kepada masyarakat jadi tidak maksimal," terangnya.

Tidak ada batas waktu kapan kepala daerah dan Ketua DPRD untuk segera menuntaskan pembahasan RAPBD tersebut. Namun Mendagri berharap Jokowi dan Zaini serta DPRD setempat segera melakukan pembahasan bersama supaya RAPBD segera bisa disetujui bersama.

"Tidak ada sanksi, tetapi kalau tidak segera disetujui nantinya yang akan digunakan adalah APBD tahun sebelumnya selain itu akan ada penundaan dana alokasi umum atau bahkan sampai pemotongan," imbuhnya.

Sumber : merdeka.com

Senin, 31 Desember 2012

Kerjakan proyek besar pada 2013, Jokowi minta dukungan warga

Kerjakan proyek besar pada 2013, Jokowi minta dukungan warga
Jokowi. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan memutuskan beberapa proyek besar pada 2013. Karena itu, ia meminta doa dan dukungan kepada warga Jakarta agar rencananya itu bisa terlaksana.

"Tahun 2013 akan ada kegiatan besar, proyek-proyek besar untuk kemaslahatan besar pula baik yang namanya penataan kampung kumuh, MRT, monorail, kebersihan sungai akan dimulai pada 2013," kata Jokowi saat merayakan malam tahun baru di Bundaran HI Jakarta, Senin (31/12).

Jika tidak ada dukungan dari masyarakat, maka proyek-proyek besar itu tidak akan terlaksana. "Makanya akan mudah bila mendapat dukungan dari masyarakat," ujarnya.

Di samping itu, pada tahun baru nanti Jokowi juga berharap ada perubahan kebiasaan masyarakat Jakarta. "Harus mulai disiplin, budaya tertib lalu lintas, tidak saling desak-desakan saat antre," kata Jokowi.

Jokowi juga berencana akan kembali mengadakan acara Jakarta Night Festival (JNF) di malam pergantian tahun baru. "Kalau mau diadakan lagi tergantung masyarakat kalau masyarakat menghendaki," ujarnya.

Sumber: merdeka.com

Halau warga dengan kasar, Satpol PP ditegur Jokowi

Halau warga dengan kasar, Satpol PP ditegur Jokowi
Padati Bundaran HI. ©2012 Merdeka.com/arie basuki
 

Malam ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjalan kaki dari depan Balai Kota hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk memeriahkan Jakarta Night Festival (JNF) di malam pergantian tahun baru. Jokowi jalan kaki bersama peserta karnaval.

Kehadiran Jokowi langsung menyedot perhatian warga yang sedang menikmati acara JNF. Banyak warga berebut ingin salaman dengan Jokowi.

Sayangnya, tidak semua warga bisa bersalaman dengan Jokowi. Mantan wali kota Solo itu dijaga ketat oleh Satpol PP. Bahkan, banyak warga yang dihadang oleh Satpol PP saat hendak ingin salaman dengan Jokowi.

Melihat kejadian itu, Jokowi langsung menegur Satpol PP. "Jangan begitu (pengamanannya), biasa sajalah," kata Jokowi saat menegur Satpol PP di tengah kerumunan warga, Senin (31/12).

Peristiwa peneguran itu terjadi di Jalan MH Thamrin. Setelah itu, Jokowi kembali berjalan kaki menuju Bundaran HI dengan penuh semangat meski hujan terus mengguyur wilayah Jakarta.

Saking semangatnya, Jokowi juga bercanda dengan wartawan yang mengikutinya. "Kapok-kapok (mengikuti). Tuh lihat wajahnya sampai putih," kata Jokowi sambil nunjuk salah satu wartawan

Sumber : merdeka.com

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dikenal sebagai pejabat yang tak kenal hari libur. Hari Minggu maupun tanggal merah, Jokowi tetap bertugas. Dia seringkali memanfaatkan hari libur untuk blusukan ke kampung warga atau agenda lain yang tidak direncanakan sebelumnya.

Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengaku bakal semaksimal mungkin melayani persoalan masalah warga Jakarta.

"Lho dari dulu kerja saya memang seperti ini, malah suka masuk gang-gang kecil," ujar Jokowi tentang gayanya memimpin Jakarta, Jumat (26/10) malam atau saat libur Idul Adha. Begitulah Jokowi, libur pun dia selalu berusaha melayani rakyat.

Mantan Wali Kota Solo ini pun mengatakan sebelum menjabat sebagai eksekutif, atau masih kerja sebagai pengusaha mebel, dia selalu melakukan pekerjaan secara detail, yakni mengecek proses pembuatan mebel hingga pengepakan untuk dikirimkan. Berikut 7 kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur.

1. Mengecek taman dan rusun (libur Idul Adha)

Pada hari libur Idul Adha, usai salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, kemudian halal bihalal di Balaikota, Jokowi bersama istri mengunjungi kampung kumuh di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur

jokowi dan istri kunjungi rusun tanah tinggi.

Kunjungan itu berlangsung selama 20 menit, namun istri Jokowi, Iriana Widodo, berada di mobil terpisah dengan menggunakan mobil Kijang Innova warna Silver dan tidak ikut Jokowi turun temui warga.

Malam harinya Jokowi meninjau kondisi taman di kawasan Semanggi Jakarta Selatan dan Daan Mogot Jakarta Barat. Setelah itu Gubernur Jokowi segera meluncur ke rumah susun sewa (rusunawa) di Marunda Jakarta Utara.

Jokowi datang sekitar pukul 22.00 WIB bersama rombongan. Istri Jokowi, Iryana Widodo memilih menunggu di dalam mobil. Sementara, Jokowi bersama ajudan dan asisten meninjau klaster A dan B. Terlihat pengurus rusunawa menyambut kedatangan Jokowi.

2. Ikut kampanye antikorupsi

Pada hari libur Minggu (9/12), Jokowi mengikuti puncak peringatan hari antikorupsi di pelataran kantor Gubernur DKI di Jl Medan Merdeka Selatan, Minggu (9/12). Pada kesempatan itu Jokowi mengatakan, demi mengawasi penggunaan anggaran Kartu Jakarta Pintar (KJP) per peserta didik sebesar Rp 240.000, pihaknya telah menyiapkan tim rahasia sebagai tim pemantau. Tim rahasia tersebut  akan bekerja untuk memantau sejauh mana bantuan bagi pelajar SMA sederajad digunakan untuk biaya personal seperti seragam sekolah, sepatu, buku tulis dan lain-lain.

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur
peringatan hari antikorupsi dunia.

"Sekarang kayak Kartu Jakarta Pintar kita berikan (pengawasan) kepada guru, orangtua dan sekolah, tapi tentu saja ini perlu tim tersendiri dalam rangka memanage kontrol, mengawasi penggunaan-penggunaan dari Kartu Jakarta Pintar supaya tidak keluar dari aturan main kita lah kira-kira begitu," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan Tim pemantau akan bekerja selama 3 bulan ke depan berakhir pada Februari 2013 mendatang. Sehingga, hasil temuan dari tim rahasia tersebut nantinya dijadikan evaluasi utama sebelum mengucurkan anggaran tersebut untuk tahap kedua.

3. Tinjau pintu air (libur tahun baru hijriah)

Pada libur Tahun Baru Hijriah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau pintu air Cideng Jakarta Pusat. Jokowi pun teringat akan masa kecilnya kurang lebih 12 tahun lamanya tinggal di bantaran kali di Solo, Jawa Tengah.

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur

pintu air manggarai.

"Kehidupan kecil saya dari lahir sampai SD kelas 6 berpindah-pindah 3 kali dan selalu berada di bantaran sungai. Cuma 5-10 meter dari bantaran sungai," cerita Jokowi, Jakarta, Kamis (15/11).

Jokowi mengaku kawatir juga saat musim hujan apalagi banjir. Padahal, menurutnya letak sungai berada di belakang tempat tinggalnya.

"Waktu dulu mesti kebanjiran sekarang kasih solusi. Kalau hujan datang gak ada orang tua saya, saya, adek saya deg-degan dan khawatir, lihat di belakang rumah banjir ga ya? Itu saya rasakan hampir 12 tahun dari kecil," ungkapnya.

4. Tinjau banjir

Pada hari libur memperingati Natal, wilayah Ibu Kota Jakarta kembali diguyur hujan. Tingginya curah hujan membuat sejumlah titik tergenang air dan banjir.
7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur

Jokowi naik truk satpol PP.

Wilayah yang tergenang air di antaranya adalah daerah Petogogan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sore menjelang Maghrib ini meninjau wilayah tersebut.

"Ke Petogogan, habis itu ke Thamrin," kata Jokowi warung makan Jl Pakubuwono, Jakarta Selatan, Selasa (25/12).

Selain itu, Jokowi melanjutkan ke kawasan Thamrin. Pasalnya, daerah ini juga tergenang air. Dia mengaku juga telah mendapatkan laporan bahwa wilayah Thamrin tergenang kembali.

"Dicari solusi lah. Kemarin di twitter bunyinya kayak gitu. Kicauannya. Nggak apa-apa, orang memang perlu dihujat dan dikritik. Sekali lagi saya menjabat baru dua bulan, masih melihat lapangan dan butuh proses," jelas Jokowi.

5. Resmikan jalur sepeda

Pada hari libur Minggu (16/12), Jokowi meresmikan jalur sepeda sepanjang 6,7 Kilometer di Kanal Banjir Timur, Pondok Kopi Jakarta Timur pukul 07.00 WIB. Pada peresmian ini, Jokowi langsung menjajal dengan menggunakan sepeda pribadinya.

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur

bersepeda di kbt.

"Telah dibuka tadi dicoba jalur sepeda di Kanal Banjir Timur sejauh  6,7 kilometer, tapi disamping kanan kiri tamannya perlu dipercantik dan diperindah," ujar Jokowi usai meresmikan jalur sepeda di KBT Pondok Kopi, jakarta timur, Minggu (16/12).


Mantan Wali kota Solo ini mengatakan fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat. Pasalnya, akan menjadi public space dengan mengutamakan penghijauan.

"Ini merupakan public space yang bisa dipakai gratis oleh masyarakat tapi perlu diperbaiki tamannya," jelasnya.

Selain meresmikan jalur sepeda Jokowi juga meresmikan taman di sebelah lajur kanan dan kiri. Jalur sepeda ini diharapkan dapat diakses seluruh warga Jakarta tanpa gangguan pedagang Kaki Lima dan pengendara roda dua.

6. Sidak ke Kepulauan Seribu

Pada hari libur Minggu (23/12), Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Kepulauan Seribu. Bupati Kepulauan Seribu, Ahmad Lutfi mengaku terkejut dengan kedatangan Jokowi.
7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur
Inspeksi Jokowi.

"Saya sendiri nggak tahu dia datang. Dia tadi sidak ke kabupaten, masyarakat dan ke dermaga," ujar Lutfi saat dihubungi, Minggu (23/12).

Menurut Lutfi, Jokowi datang bersama istrinya, Iriana dan tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Setiba di sana, Jokowi langsung berkeliling menyapa warga.

"Masyarakat senang dikunjungi Pak Jokowi dan bisa menyampaikan keluh kesahnya ke Pak Gubernur," katanya.

Selain itu, lanjut Lutfi, Jokowi juga berpesan kepada dirinya agar bisa menjaga wilayahnya. Jokowi juga meminta Lutfi untuk membuat suasana di Kepulauan Seribu menjadi lebih kondusif.

"Wisatanya juga  harus lebih berkembang," tuturnya.

7. Tengok Ciliwung

Pada hari libur, Minggu (30/12), Gubernur DKI Joko Widodo kembali menengok Kali Ciliwung. Jokowi ingin mengetahui lebih detail penyebab utama seringnya air meluap sehingga menyebabkan banjir.

7 Kerja tanpa lelah Jokowi di hari libur

Inspeksi Jokowi.

Pantauan merdeka.com, Minggu (30/12), Jokowi mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam. Sepanjang kurang lebih 50 meter Jokowi menyusuri kali dengan didampingi Kadis PU DKI Jakarta Ery Basworo.

Jokowi sempat terlihat berbincang dengan Ery di tepi kali. Menurut Ery, Jokowi menyampaikan rencana normalisasi kali, dan perbaikan tanggul yang sudah ada.

"Pak Jokowi mau menormalisasi kali, tanggul yang ada agak miring, dia (Jokowi) minta kalau bisa jangan seperti itu, harus diberi jalan untuk air," katanya.

Setelah itu Jokowi yang tampak kelelahan, langsung saja duduk di pinggiran kali. Kesempatan ini langsung dimanfaatkan warga yang berebut minta salaman dan foto dengannya.

Sumber : merdeka.com










Jokowi menimba ilmu soal banjir di Katulampa

Jokowi menimba ilmu soal banjir di Katulampa
Jokowi di Katulampa. ©2012 Merdeka.com

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku berkunjung ke Pintu Air Katulampa untuk mencari tahu soal pintu air. Jokowi ingin tahu lebih jelas tentang persoalan yang berkaitan dengan banjir.

"Apapun mereka yang ada di sini menentukan. Apakah pintu ini dibuka atau ditutup, sehingga saya memerlukan datang ke sini karena memang ingin menemukan, saya pingin ngerti pintu ini. Tandanya seperti apa, kapan ini dibuka, kemudian ambang batasnya sebelah mana," ujar Jokowi di Pintu Air Katulampa, Senin (31/120.

Menurut Jokowi, jika sudah mengerti, bisa mengambil keputusan berkaitan dengan kebijakan mengatasi banjir. "Paling tidak di otak saya terekam lah. Oh saya perlu telepon ke sini misalnya, saya akan telepon. Yang jelas semakin saya tahu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan banjir, akan semakin gampang membuat policy-nya yang nyata. Tapi memang penguasaan saya masih dalam posisi 2 bulan," tegas Jokowi.

Ditanya tentang pintu air Katulampa, menurut Jokowi bagus dan besar. "Mengoperasikannya sangat simple, tapi menentukan sekali Jakarta," ujar pengusaha mebel itu.

Dia menambahkan, nantinya ingin bisa berhubungan langsung dengan petugas di Katulampa. "Ada warga tanya tentang kekhawatiran, saya bisa langsung jawab karena saya sudah langsung melihat. Tidak cuma membayangkan," tegasnya.

Jokowi pun sudah mulai paham mengapa Jakarta bisa banjir padahal tidak hujan, setelah meninjau Katulampa.

"Karena di hulu hujan deras dan di sini airnya sudah pada posisi merah sehingga di sini mau tidak mau dibuka. Standarnya ya sepertinya itu. Kayak yang terakhir kemarin kita ga hujan tapi banjir karena di hulunya memang hujan deras sekali. Ini kadang kalo kita bayangin gak ngerti tapi kalau kita sudah lihat di lapangan kita baru mengerti. Standarisasi itu yg tadinya saya nggak tahu skarang sudah tahu. Sisanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saya bisa telepon," paparnya.

Sumber : merdeka.com

Minggu, 30 Desember 2012

2013, Banyak musuh di sekeliling Jokowi dan Ahok

2013, Banyak musuh di sekeliling Jokowi dan Ahok

Sesuai penanggalan China, tahun 2013 disebut dengan tahun ular. Sesuai dengan sifat ular yakni berbisa, licin, lidah terbagi dua, jalannya berkelok-kelok, maka untuk kehidupan manusia digambarkan tahun ini sebagai tahun yang penuh intrik.

Akan banyak terjadi kelicikan-kelicikan dan trik-trik tak sehat khususnya di dunia bisnis dan kerja. Meski demikian, tetap saja ada kebaikan dan kebijaksanaan yang akan menjadi penenang keadaan.

"Ular itu kan susah dipegang. Tapi ya tidak semuanya buruk lah. Kan setiap tahun itu pasti ada baik ada buruknya," kata ahli ilmu shio Suhu Xiang Yi, saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (31/12).

Di tahun 2013 nanti, tepat tanggal 15 Januari mendatang, masa kerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama genap 100 hari. Lewat 100 hari nanti, tentu semua rakyat Jakarta menunggu realisasi dari semua janji Jokowi dan Ahok.

Lalu bagaimana peruntungan pasangan ini di sepanjang tahun 2013?

Menurut Xiang Yi, kinerja dua tokoh fenomenal ini secara garis besar tidak ada masalah. Semua berjalan lancar, meski tetap saja ada kendala, seperti mereka kontra dengan kinerja Jokowi-Ahok.

"Lawan tetap ada, apalagi di dunia politik. Pasti ada lawan yang tidak senang," katanya saat ditanya apakah di 2013 masih banyak yang kontra dengan kinerja Jokowi dan Ahok.

Perlawanan itu menurutnya hal yang wajar. Apalagi Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. "Sehingga apa yang terjadi di Jakarta tentu akan berpengaruh ke daerah-daerah di Indonesia lainnya," jelas Xiang Yi.

Saat ini, gaya kepemimpinan Jokowi dan Ahok membuat sebagian rakyat Indonesia terpukau. Oleh karena itu, keduanya harus bisa memanfaatkan waktu bekerja sebaik mungkin.

"Dengan pemimpin baru diharapkan ada perubahan. Dan saya lihat kedua orang ini memang akan membawa banyak perubahan. Kebiasaan lama akan diperbarui. Akan muncul keadaan yang lebih baik," ujarnya.

Tapi keduanya juga harus tetap berhati-hati dalam membuat satu kebijakan. Dikatakannya, meski secara karakter kedua tokoh ini agak berbeda, Jokowi lebih tenang dan kalem, sedangkan Ahok galak dan emosional, tapi dia melihat justru hal itu lah yang membuat keduanya makin kompak.

"Jadi saling mengisi. Mudah-mudah perbedaan karakter ini tidak menimbulkan sesuatu, tidak terjadi perpisahan. Karena di beberapa hal lainnya mereka ada kesamaan," ungkap Xiang Yi.

Dia menyarankan keduanya benar-benar berkomunikasi dengan baik saat membuat kebijakan. Selain itu, keduanya juga diharapkan tetap memastikan pada rakyat Jakarta kalau mengubah menjadi lebih baik itu tak semudah membalik telapak tangan.

"Meski kedua orang ini memiliki cara penanganan beda, tapi diharapkan pintar-pintar dalam meletakkan kebijakan agar menghasilkan prestasi yang baik pula. Karena memang peraturan dan hukum yang ditetapkan untuk mengubahnya tidak seketika. Tapi rakyat tetap menunggu," tandasnya.

Sumber : merdeka.com

5 Sosok yang kerap kritik Jokowi

5 Sosok yang kerap kritik Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyiapkan sejumlah program unggulan, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), kampung deret, pemberlakuan aturan pelat nomor ganjil genap dan hibah 1.000 bus. Teranyar adalah rencana proyek pembangunan deep tunnel (waduk raksasa bawah tanah).

Namun suara-suara sumbang mulai terdengar. Program Jokowi sering kali dikritik dan bahkan diganjal habis-habisan oleh lawan politiknya. Tetapi Jokowi tak gentar, dia terus berusaha menjalankan program-programnya.

Kini masyarakat tentu menunggu apakah Jokowi akan berhasil menyembuhkan sejumlah penyakit kronis di Ibu Kota. Atau sebaliknya, Jokowi akan semakin diserang oleh lawan politik, dan sedikit demi sedikit kepercayaan rakyat akan luntur.

Berikut 5 sosok yang doyan mengkritik program Jokowi.

1. Ruhut Sitompul

Politikus Demokrat Ruhut Sitompul selalu membandingkan kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan Jokowi. Menurutnya, Fauzi Bowo yang ahlinya Jakarta saja pusing mikir Jakarta, apalagi Jokowi.

5 Sosok yang kerap kritik Jokowi

"Ahlinya saja pusing, apalagi bukan ahlinya, bisa teler itu. Biarkan saja dulu kita tunggu buktinya," ketus anggota Komisi III DPR Ruhut kepada merdeka.com, Rabu (24/10).

Selain itu, Ruhut dengan tegas mengkritik aksi keliling dan blusukan yang dilakukan oleh Jokowi ke berbagai kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan pasar. Menurutnya, hal itu adalah pencitraan belaka.

"Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," tegas Ruhut.

2. Triwisaksana

Salah satu gebrakan Jokowi untuk mengatasi banjir dan kemacetan di Ibu Kota Jakarta adalah rencana membangun proyek deep tunnel (waduk raksasa bawah tanah). Proyek tersebut bakal menghabiskan anggaran sebesar Rp 16 triliun.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Triwisaksana menilai pembangunan deep tunnel tersebut merupakan progam proyek dadakan dan tidak mendesak.

"Itu kayaknya proyek dadakan, seharusnya proyek raksasa seperti itu masuk ke Rencana Jangka Menengah Daerah (RJPMD). Dan diharapkan dibuat raperda'nya lalu diserahkan ke DPRD," kata Sani, sapaan akrab Triwisaksana di Gedung DPRD, Jakarta, Kamis (27/12).

Oleh karena itu, menurut Sani, perlu adanya pembahasan dan kajian khusus. Tanpa adanya kajian, Jokowi dinilai sembarangan dalam merencanakan proyek yang bakal menghabiskan anggaran yang tidak sedikit tersebut.

"Iya dong, itukan kajiannya panjang gak sembarangan," tegas Sani.

Politisi PKS ini berpendapat, anggaran sebesar Rp 16 triliun tersebut adalah anggaran yang terlalu besar.

"Itukan di Malaysia, siapa tahu di Indonesia bisa lebih bisa kurang. Jangan sampai 16 triliun terbuang sia-sia. Harus disiasati secara maksimal," terangnya.

Selain itu, Politisi PKS ini juga selalu mengkritisi akan hibah bus yang direncanakan Jokowi. Hingga saat ini DPRD masih getol menolak kebijakan tersebut lantaran tidak ada dasar hukumnya.

"Artinya hibah masih tetap ditolak. Itu belum tentu ada dasar hukumnya. Kecuali hibah untuk BUMD," ujar Triwisaksana kepada merdeka.com, Jumat (19/10).

Jika nantinya ada dasar hukumnya, Sani menilai sebaiknya hibah tidak diberikan kepada perusahaan, tetapi kepada masyarakat langsung.

"Kalau ada dasarnya sebaiknya hibah diberikan kepada lembaga sosial, atau kepada masyarakat langsung seperti halnya subsidi tarif. Tarif TransJ itu harusnya Rp 6 ribu tetapi disubsidi jadi Rp 3.500," terangnya.

3. Sutan Bhatoegana

Partai Demokrat memiliki kursi di DPRD dengan jumlah yang paling banyak, yakni 32 kursi. Partai berlogo Mercy ini bakal menagih semua janji Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) soal perbaikan Jakarta. 

5 Sosok yang kerap kritik Jokowi

"Berikan dua atau tiga bulan dia (Jokowi) mengenal sendiri akan daerah yang dipimpinnya. Setelah mengenal, kita akan mengkritisi habis-habisan, biar main barang itu," kata Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana kepada merdeka.com, Selasa (30/10).

Sutan Bhatoegana menegaskan, memasuki tahun 2013 akan menjadi tahun kritikan dan sorotan dari Demokrat terhadap kinerja Jokowi.

"Kritikan membangun enggak masalah, saling mengingatkan, kan untuk kebaikan kita semua," tegas Sutan.

Pada Pilgub DKI lalu, Jokowi mengalahkan jago dari Partai Demokrat yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Sejak masa kampanye hingga sekarang menjadi gubernur, Jokowi menjanjikan perbaikan Jakarta.

4. Husein Alidrus

Tiada hari tanpa blusukan ke kampung-kampung. Hal itulah yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta Achmad Husein Alaydrus mengatakan, blusukan ala Jokowi hanyalah pencitraan belaka. Meski sudah sering blusukan, namun persoalan mendasar warga Jakarta tidak kunjung teratasi.

"Blusukan tidak benar, buktinya warga banyak kebanjiran. Blusukan apa itu, akal-akalan saja," kata Husein kepada merdeka.com, Minggu (23/12).

Menurut Husein, kinerja Jokowi harus disentil. Seperti soal banjir yang selama ini menyusahkan warga Jakarta, harusnya Jokowi bekerja cepat untuk mengatasi. terlebih dalam sepekan ini, Jakarta dihantui dengan banjir di sjumlah pusat kota.

"Jangan nunggu bola, tapi cari bola bagaimana banjir cepat surut," tegasnya.

Terlebih untuk warga Jakarta yang bermukim di bantaran Kali Ciliwung, seperti Kampung Pulo, Kampung melayu, Kalibata, pasti akan kembali terendam banjir yang diprediksi datang dini hari.

"Jokowi harus bergerak cepat, kalau tidak bisa-bisa Jakarta kelelap nanti," terang politisi Partai Demokrat itu.

5. Johny Wenas Polii

Politikus Partai Demokrat kerap kali melayangkan kritikan-kritikan terhadap Gubernur DKI Jakarta. Partai berlogo Mercy ini menyoroti sejumlah penyelenggaraan program unggulan, di antaranya pelayanan Pemprov DKI Jakarta dalam setiap strata pemerintahan.

"Kepengurusan izin-izin, surat keterangan tingkat kelurahan yang dapat memakan waktu lebih dari satu pekan, mohon penjelasan," kata anggota DPRD Partai Demokrat Johny Wenas Polii.

Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menilai terjadi tumpang tindih program dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Selain itu, Johny mempertanyakan akan rencana hibah 1000 bus yang bakal dilakukan oleh Jokowi. Menurutnya, hibab tersebut tidak memiliki landasan hukum yang kuat.

"Dengan menyiapkan kurang lebih 1.000 bus sedang dan 450 armada Transjakarta, Fraksi Partai Demokrat menyarankan untuk dibuat pengkajian yang dalam agar tidak terjadi kemacetan yang lebih parah lagi," tegas Johny.

Kemudian mengenai kampung deret, dia belum sependapat dengan pembuatan kampung kontainer di bawah jembatan. "Karena melanggar peraturan pemerintah dan dapat membahayakan pengguna jalan. Mohon penjelasan," terangnya.

Sumber : merdeka.com





 

Benarkah Jokowi Masih "Fokeisme"?

Benarkah Jokowi Masih "Fokeisme"?
WARTA KOTA / ANGGA BN
Pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih, Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama, didampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto, hadir pada acara perkenalan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih masa bakti 2012-2017 dengan jajaran Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2012).

Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hanya mengganti nama program-program Foke. Namun, Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Dwi Rio Sambodo menilai, perlu melihat secara mendalam untuk membandingkan Jokowi dengan Fauzi Bowo (Foke) yang menjadi gubernur di periode sebelumnya.

Menurut Rio, ada beberapa hal mendasar yang membedakan Jokowi dengan Foke. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah gaya kepemimpinan keduanya; Jokowi dinilai pro rakyat, tetapi tegas dan jauh dari kesan elitis.

"Jokowi lebih optimal dalam manajemen organisasi karena membagi habis tugas gubernur dengan wakilnya. Ditambah gaya blusukan dan berbelanja masalah yang memberi terapi kejut, khususnya untuk jajaran di bawahnya," kata Rio saat dihubungi di Jakarta, Minggu (30/12/2012).

Menurut anggota Komisi E ini, gaya Jokowi dalam memimpin telah mulai menampakkan hasil. Misalnya dari kinerja aparat birokrasi di DKI yang dianggapnya telah lebih baik dibanding saat Foke masih memimpin. Dari sisi program, Rio menilai Jokowi sangat kental dengan nuansa terobosan.

Program-program Jokowi tampak menggebrak bila dilihat dari Rancangan APBD 2013. Misalnya program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang memudahkan warga mendapat layanan kesehatan secara gratis karena hanya perlu menunjukkan KTP dan kartu keluarga ke puskesmas atau rumah sakit rujukan.

Selain itu, Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa miskin, peremajaan bus, penambahan bus transjakarta, rumah deret, penataan PKL, dan lain-lain.

"Program Jokowi bisa dibilang keluar dari pola pembangunan yang biasa-biasa saja yang diterapkan dengan metode super-persuasif," ujarnya.

Sebagai informasi, Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan mengkritik program Jokowi yang tercantum dalam Rancangan APBD DKI 2013. Ia menilai, program Jokowi tak berbeda dengan program yang pernah dijalankan oleh mantan Gubernur DKI, Fauzi Bowo.

Menurut Ferrial, 20 program unggulan yang diajukan Jokowi dalam Rancangan APBD DKI 2013 masih sangat "Fokeisme". Hampir semua sama dengan program-program dari gubernur terdahulu. Hanya, ada beberapa program pembangunan yang dilakukan dengan penajaman fokus dalam pelaksanaannya.

Sumber : kompas.com