Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Minggu, 30 Desember 2012

Benarkah Jokowi Masih "Fokeisme"?

Benarkah Jokowi Masih "Fokeisme"?
WARTA KOTA / ANGGA BN
Pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih, Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama, didampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto, hadir pada acara perkenalan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih masa bakti 2012-2017 dengan jajaran Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2012).

Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hanya mengganti nama program-program Foke. Namun, Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Dwi Rio Sambodo menilai, perlu melihat secara mendalam untuk membandingkan Jokowi dengan Fauzi Bowo (Foke) yang menjadi gubernur di periode sebelumnya.

Menurut Rio, ada beberapa hal mendasar yang membedakan Jokowi dengan Foke. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah gaya kepemimpinan keduanya; Jokowi dinilai pro rakyat, tetapi tegas dan jauh dari kesan elitis.

"Jokowi lebih optimal dalam manajemen organisasi karena membagi habis tugas gubernur dengan wakilnya. Ditambah gaya blusukan dan berbelanja masalah yang memberi terapi kejut, khususnya untuk jajaran di bawahnya," kata Rio saat dihubungi di Jakarta, Minggu (30/12/2012).

Menurut anggota Komisi E ini, gaya Jokowi dalam memimpin telah mulai menampakkan hasil. Misalnya dari kinerja aparat birokrasi di DKI yang dianggapnya telah lebih baik dibanding saat Foke masih memimpin. Dari sisi program, Rio menilai Jokowi sangat kental dengan nuansa terobosan.

Program-program Jokowi tampak menggebrak bila dilihat dari Rancangan APBD 2013. Misalnya program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang memudahkan warga mendapat layanan kesehatan secara gratis karena hanya perlu menunjukkan KTP dan kartu keluarga ke puskesmas atau rumah sakit rujukan.

Selain itu, Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa miskin, peremajaan bus, penambahan bus transjakarta, rumah deret, penataan PKL, dan lain-lain.

"Program Jokowi bisa dibilang keluar dari pola pembangunan yang biasa-biasa saja yang diterapkan dengan metode super-persuasif," ujarnya.

Sebagai informasi, Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan mengkritik program Jokowi yang tercantum dalam Rancangan APBD DKI 2013. Ia menilai, program Jokowi tak berbeda dengan program yang pernah dijalankan oleh mantan Gubernur DKI, Fauzi Bowo.

Menurut Ferrial, 20 program unggulan yang diajukan Jokowi dalam Rancangan APBD DKI 2013 masih sangat "Fokeisme". Hampir semua sama dengan program-program dari gubernur terdahulu. Hanya, ada beberapa program pembangunan yang dilakukan dengan penajaman fokus dalam pelaksanaannya.

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar