Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 17 November 2012

Jokowi kampanyekan kerja bakti di kali untuk atasi banjir

Jokowi kampanyekan kerja bakti di kali untuk atasi banjir

Salah satu persoalan yang sangat akut di Jakarta adalah masalah banjir. Untuk mengatasi banjir tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bakal giat mengkampanyekan kerja bakti untuk membersihkan kali.

"Sebetulnya sudah digerakkan dari 3 Minggu lalu. Dari lumpur sedimen sudah, tapi baru 3-4 hari sampah sudah muncul lagi. Saya sampaikan kampanye budaya bersih harus digerakkan dimanapun. Kalau gak kita gini-gini terus," jelas Jokowi, Jakarta, Kamis (15/11).

Menurut Jokowi, 30 persen sampah di DKI Jakarta ada di selokan, drainase, dan kali-kali kecil. Untuk itu perlu dilakukan bersih-bersih kali.

"Saya ajak masyarakat agar buang sampah jangan di kali, drainase, selokan, dan kerja bakti minimal 2 Minggu sekali kerja bakti dari sampah dan sedimen. Kalau gak air akan bludak," ajak Jokowi.

Selain itu, dirinya juga meminta kepada petugas Pekerjaan Umum agar senantiasa rutin untuk membersihkan kali. Walaupun dengan menggunakan alat-alat seadanya.

"Itu bagian saya gerakkan aparat agar sesering mungkin datang dengan alat-alat yang ada. Masyarakat kerja bakti, kita siapkan plastik untuk angkat sampah ke tempat pembuangan. Memang partisipasi masyarakat diperlukan, gak mungkin Pemda sendiri, problemnya terlalu banyak," pungkasnya.

Sumber : merdeka.com

Berbaju Kotak-kotak, Rieke Ngaku Diutus Jokowi

Berbaju Kotak-kotak, Rieke Ngaku Diutus Jokowi
Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki saat mendaftar di kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat.

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki mengenakan kemeja kotak-kotak saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat, Sabtu (10/11/2012). Rieke mengaku mengenakan kemeja kotak-kotak karena diutus oleh Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta.

"Supaya berlanjut dari DKI Jakarta, maka kita pakai baju kotak-kotak. Semoga saja berlanjut di Jabar. Pakaian yang saya pakai ini adalah utusan dari pak Jokowi. Siapa yang mau protes, silakan menghadap sama pak Jokowi," tegas Rieke kepada wartawan di kantor KPU Jawa Barat, Jalan Garut, Bandung, Sabtu, (10/11/2012).

Secara terang-terangan, Rieke dan Teten menyatakan maju sebagai cagub Jabar, keduanya tidak mempunyai modal. Menurutnya, baju kotak-kotak lah yang menjadi modal andalannya.

"Kita tidak punya modal, baju kotak-kotak inilah sebetulnya modal kita," tegas Rieke.

Pasangan ini mempunyai visi misi Jawa Barat baru dan bersih bersama Rieke dan Teten. Dengan semangatnya, mereka berdua meneriakkan akan membangun Jawa Barat lebih baik. "Saya bersama kang Teten, ingin membawa Jabar terbebas dari kebodohan dan kemiskinan," tandas Rieke diamini Teten.

Sebelumnya diberitakan, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang diusung PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki alias Paten, mendaftarkan diri di Kantor KPU Jawa Barat, Sabtu (10/11/2012). Rieke dan Teten tampak kompak berkemeja kotak-kotak dan celana jins.

Mereka mendaftarkan diri dengan didampingi Plt Ketua DPD PDI-P Jabar TB Hasanudin. TB sendiri mengenakan baju adat Sunda pangsi hitam-hitam. Rombongan Paten juga diiringi kesenian Sisingaan. Rombongan berangkat dari kantor DPD PDIP Jabar di Jalan Pelajar Pejuang yang hanya berjarak 1 kilometer dari Kantor KPU Jawa Barat dengan berjalan kaki.

Seperti diketahui, PDI-P resmi mencalonkan pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat. Keputusan itu diambil setelah pasangan tersebut langsung mendapat restu dari Ketua Umum PDI-P, Rabu (7/11/2012). Pasangan ini diharapkan mampu menarik banyak suara dari rakyat Jawa Barat.

Sumber : kompas.com

Baju Kotak-kotak Paten Dikritik, Jokowi Akan ke Bandung

Baju Kotak-kotak Paten Dikritik, Jokowi Akan ke Bandung
Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki

Baju kotak-kotak yang dikenakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki, menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat di Jabar. Gaya mereka dinilai meniru gaya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Melihat kondisi itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan langsung memerintahkan Rieke-Teten untuk tidak menggunakan baju kotak-kotak, yang pernah menjadi ciri khas Joko Widodo atau Jokowi dalam kampanye pemilihan kepala daerah. Adapun Jokowi, yang menyarankan penggunaan baju kotak-kotak kepada Rieke-Teten, akan datang langsung ke Bandung untuk menuntaskan polemik itu.

"Insya Allah Pak Jokowi akan datang ke Bandung, besok (Minggu, 18/11/2012). Kita akan segera akhiri setelah Pak Jokowi menjelaskan mengenai konflik baju kotak-kotak itu kepada masyarakat," kata Rieke kepada wartawan di Bale Pananjung Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan, Bandung, Sabtu (17/11/2012).

Rieke mengaku, memang sebelumnya akan memakai baju putih-putih. Namun, kata dia, karena pasangan lain lebih dulu mengenakan pakaian serbaputih, akhirnya ia memutuskan memakai baju kotak-kotak. Rieke mengatakan, ada yang lebih penting di balik baju kotaknya itu, yakni rakyat.

"Memangnya salah ya pakai baju kotak-kotak? Biarin saja padahal, daripada saya tidak pakai baju sama sekali, nanti orang-orang malah kebingungan lihat saya," katanya sambil tersenyum.

Rieke dan Teten, atau biasa disebut pasangan Paten, mengenakan baju kotak-kotak ala Jokowi ketika mereka mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat, Sabtu (10/11/2012). Rieke pernah mengatakan bahwa baju kotak-kotaknya itu adalah modal satu-satunya untuk maju dalam Pilgub Jabar 2013. Rieke menyebutkan, baju itu adalah warisan dan perintah dari Jokowi.

"Saya dan Kang Teten memakai baju kotak-kotak ini adalah perintah dari Pak Jokowi, siapa yang tidak setuju silakan protes kepada Jokowi," kata Rieke.

Sumber : bkompas.com

Kamis, 15 November 2012

Jokowi Ajak Warga Budayakan Hidup Bersih

Jokowi Ajak Warga Budayakan Hidup Bersih
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memerhatikan pasukan saat memimpin apel Siaga Bencana Banjir di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2012).
 Apel yang juga diikuti elemen-elemen lainnya tersebut untuk menunjukkan kesiapan Jakarta dalam menghadapi bencana banjir.


Akhir-akhir ini Jakarta sudah mulai diguyur hujan deras. Bencana banjir yang sudah menjadi langganan Jakarta sudah mulai mengancam Ibu Kota.

Untuk mengatasi ancaman bencana musiman itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta kepada Ketua RT dan Ketua RW untuk dapat menggerakkan masyarakatnya dalam berpartisipasi membudayakan hidup bersih. Jokowi ingin agar perangkat terkecil ini mendorong adanya kegiatan kerja bakti, membersihkan sampah di selokan, dan sebagainya.

"Kalau Pak RT dan Pak RW bisa menggerakkan warganya agar selokan bebas sedimen dan sampah, lingkungan bisa bebas banjir. Kerja bakti juga minimal dua minggu sekali, kerja bakti dari sampah dan sedimen. Kalau enggak, air akan membeludak," kata Jokowi ketika mengunjungi permukiman kumuh di Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2012).

Jokowi mengatakan, upaya menghindari terjadinya banjir ini juga perlu dilakukan oleh warga. Untuk itu, ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya tersebut karena pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa bekerja sendirian mengatasi banjir.

"Saya ini juga baru seminggu dua minggu jadi gubernur, terus (diminta) enggak ada banjir, ya sulit. Kemarin waktu bicara dengan Kementerian PU dan gubernur sekitar, mereka berikan dukungan penuh agar Jakarta tidak kena banjir lagi. Saya ini ngomong di mana pun biar program ini diketahui total oleh masyarakat. Masyarakat juga harus ikut berpartisipasi," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan akan mengajak warga dalam kegiatan penghijauan agar Ibu Kota tampak berubah. Kegiatan tersebut akan dilakukan pada bulan Desember 2012.

"Kalau semuanya bergerak untuk mengatasi banjir, kurang lebih bisa menghilangkan sampai 40 persen persoalan banjir. Tapi kalau saya lihat manajemen kontrolnya lebih baik, kalau dari sisi jumlah sudah memenuhi semua peralatannya, seperti truk sampah dan sebagainya," ujarnya.

Selain warga, Jokowi akan menggerakkan aparat pemerintah, misalnya Dinas Pekerjaan Umum, untuk menambah alat pengeruk sampah dan juga membersihkan selokan besar. "Itu bagian saya menggerakkan aparat agar sesering mungkin datang dengan alat-alat yang ada. Masyarakat kerja bakti, kita siapkan plastik untuk mengangkat sampah ke tempat pembuangan sampah. Memang partisipasi masyarakat diperlukan karena Pemda tidak bisa berdiri sendiri," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi juga telah menyelenggarakan apel siaga banjir di Lapangan Monas untuk melihat kesiapan aparat dalam menghadapi banjir. Ia juga telah mengunjungi daerah rawan banjir, seperti Bukit Duri dan Kampung Melayu. Saat itu, ia senang melihat aparatnya siaga menghadapi banjir.

Sumber : kompas.com

Selasa, 13 November 2012

Jokowi puji Ahok marahi kepala dinas

Jokowi puji Ahok marahi kepala dinas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memuji sikap wakilnya Basuki Tjahja Purnama (Ahok) memarahi kepala dinas saat rapat soal anggaran. Jokowi dan Ahok memiliki gaya sendiri-sendiri ketika menghadapi suatu permasalahan.

"Ya bagus, ya memang orangnya seperti itu. Setiap orang punya gaya sendiri-sendiri, ya itu gaya pak wakil gubernur," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (14/11).

Tidak hanya itu, Jokowi mengakui ada seorang PNS yang melaporkan sikap Ahok yang memarahi anak buahnya. Namun, Jokowi sudah memberikan penjelasan kepada terhadap PNS tersebut.

"Curhat enggak apa-apa, saya beritahu setiap orang punya gaya sendiri-sendiri. Semua nurut, dan baik-baik," lanjutnya.

Terkait penayangan Ahok yang ditayangkan melalui situs Youtube, Jokowi mengatakan hal itu merupakan langkahnya untuk lebih terbuka kepada masyarakat. Dengan demikian, warga busa mengetahui langsung situasi yang terjadi di dalam rapat atau ketika menemui seorang tamu.

"Katanya suruh terbuka, setelah terbuka ditanyakan. Ya, biar ngerti situasi rapat dengan dinas seperti ini, dengan tamu seperti ini, dengan BUMN seperti ini, dengan buruh sepeti ini gitu aja," tandasnya.

Terkait pemotongan anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebesar 25 persen, Jokowi mengaku sudah memiliki perhitungan pembangunan sebuah gedung. Dengan demikian, ketika proyek itu dilelang, harga tidak mengalami peningkatan cukup tinggi.

"Ya terutama dengan hal yang bersifat fisik, kalau fisik itu kan angkanya sebuah gedung itu per meter kan ngerti semua berapa, jangan sampai angka tinggi terus pas dilelang menjadi tinggi dan nanti akhirnya jadi silva, kan silva kita selalu tinggi," paparnya.

Saat menggelar rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Ahok meminta anggaran dipangkas 25 persen. Ahok bahkan mengultimatum, jika jajaran Dinas PU DKI Jakarta tidak sanggup memotong anggaran 25 persen, dia sendiri yang akan membangun proyek-proyek infrastruktur dengan dana operasional yang dimilikinya.

"Itu hitungan kami, ada dasarnya, dipotong 25 persen uang itu masih banyak ruang gerak, tidak apa-apa, jadi kalau bapak dan ibu tidak mau lakukan, dua pilihan, saya bangun kasih contoh, kita ambil 100 persen dari hitungan bapak, kita akan proses habis, kita bukan ngancam.

"Atau cara kedua, kita tunda, tapi sampai eselon III kita copot. Terbuka, kita perang terbuka kami tidak ada pilihan, yang jelas PU harus potong anggaran. Kita potong 25 persen," tegas Ahok.

Ahok menantang jajaran Dinas PU jika keberatan anggarannya dipotong untuk berdebat secara teknis dan mendatangkan para ahli. "Ketahuan mahal kita buka. Ini kita siarkan langsung lewat YouTube, saya tidak ingin semua pembicaraan saya tidak diketahui semua orang.

"Kalau Bapak ngotot tidak mau, ini anggaran semua akan saya taruh di website, biar semua orang bisa pelototin," ucap Ahok.

Sumber : merdeka.com