Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Jumat, 27 September 2013

Kisah "Blusukan" Jokowi Tersiar hingga Amerika

Artikel tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang ditayangkan secara online di situs New York Times.

Kisah tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut disiarkan oleh media massa di Amerika Serikat. Oleh surat kabar New York Times, Jokowi disebut sebagai seorang gubernur yang gemar turun ke lapangan atau blusukan.

Artikel yang ditulis oleh Joe Cochrane tersebut dibuka dengan kebiasaan Jokowi, sapaan Joko Widodo, yang hampir setiap hari melakukan aktivitas yang tak biasa dilakukan oleh pemimpin-pemimpin lain di Indonesia. Jokowi turun ke lapangan, berbicara langsung dengan warga, dan kedatangannya selalu disambut antusias oleh warga.

Gubernur DKI Joko Widodo blusukan ke permukiman RT 05 RW 07, Tanjung Priok, Rabu (5/6/2013) siang. Tapi ada pemandangan berbeda dari aksi blusukannya kali ini. Ia blusukan bersama Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scott Marciel.

Dalam artikel itu, Cochrane menceritakan bagaimana Jokowi berusaha menjelaskan program-program pembangunan dengan menyapa langsung warganya. Jokowi juga menggali informasi dan keinginan warga tentang program-program itu. Ini yang sering disebut Jokowi sebagai "belanja masalah". Crochcane juga menjelaskan bagaimana Jokowi memantau aparat-aparat di bawahnya untuk memastikan bahwa dia mengawasi kinerja mereka.

Crochane juga menuliskan hal-hal yang sudah dilakukan Jokowi di tahun pertamanya memimpin Ibu Kota. Jokowi memenuhi janji-janjinya selama kampanye, yakni membuat Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar untuk warga kurang mampu. Ia juga menerapkan sistem pembayaran pajak secara online serta memastikan pembangunan sarana transportasi cepat massal.

Catatan lainnya meliputi pemindahan pedagang kaki lima dari jalan-jalan sekitar Pasar Tanah Abang yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jakarta Pusat. Tidak hanya memindahkan PKL, Jokowi juga menyediakan ruang bagi pedagang itu untuk menempati lapak-lapak di dalam pasar terdekat. Crochane juga menuliskan upaya Jokowi memindahkan 7.000 keluarga miskin di sekitar Waduk Pluit, Jakarta Utara, agar waduk itu bisa dikeruk untuk pertama kalinya dalam 30 tahun. Jokowi selalu mengunjungi kedua kawasan itu untuk memastikan proyek yang digagasnya berjalan lancar. Ia juga ingin meyakinkan kepada warga bahwa program relokasi itu dilakukan bukan untuk mengubah kawasan itu dengan membangun pusat perbelanjaan.

Disinggung pula dalam tulisan itu bahwa Jokowi adalah pemimpin bersih yang tidak menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri. Hal ini menjadi pembeda antara Jokowi dan pemimpin lain di tengah cibiran tentang maraknya korupsi di negeri ini.

Sumber : New York Times

"Street Democracy" ala Jokowi Diulas di Koran Jepang "Asahi Shimbun"

Foto Jokowi tengah meninjau Sungai Pesanggrahan dimuat bersama artikel di koran Asahi Shimbun, Jepang yang mengulas sepak terjangnya mengatasi banjir.

Tak hanya di the New York Times, gaya blusukan yang dilakukan Jokowi dengan mendekati langsung ke tempat-tempat yang menjadi sumber masalah di Jakarta juga mendapat perhatian di media Jepang.

Salah satu koran terkemuka di Jepang, Asahi Shimbun, membahas gebrakan Jokowi dalam artikelnya di halaman 2 edisi yang terbit 31 Juli 2013. Di artikel tersebut, Asahi Shimbun menyoroti sepak terjang Jokowi yang akan menormalisasi sungai.

Sebut koran tersebut, ada 4 sungai yang akan menjadi prioritas Jokowi mengatasi masalah banjir di Ibu Kota. Juni lalu, Jokowi meninjau Sungai Pesanggrahan yang mengalir sepanjang Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Jokowi berencana untuk melebarkan sungai tersebut. Namun, tidak mudah karena masih banyaknya warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut. Banyak sampah plastik dan sampah besar yang mengapung di sungai tersebut.

Cara Jokowi mendekati warga agar mau pindah dari bantaran sungai menjadi perhatian di artikel tersebut. Asahi Shimbun mengungkap komentar salah seorang warga yang bakal terkena proyek tersebut.

"Ini pertama kalinya Jokowi ke sini, dan saya senang. Tapi kalau kami hanya mendapat ganti rugi
Rp 1,2 juta, gimana ya? Seharusnya sepuluh kali lipat dari itu," kata Nurhayati, salah satu warga.

Lantas apa tanggapan Jokowi? "Yang penting kita langsung turun dan berbicara dengan orang yang bersangkutan. Ini yang namanya 'street democracy'. Masalahnya, bagaimana kita meyakinkan warga," kata Jokowi.

Itulah makna blusukan yang dilakukan Jokowi, yakni berhubungan langsung dengan sumber masalah. Untuk program ini, Jokowi memang belum bisa membuktikan diri sanggup meyakinkan warga untuk pindah dari bantaran sungai.

Bahkan, menurut Asahi Shimbun, kalaupun nantinya sungai-sungai tersebut bisa dibenahi dan dinormalisasi, belum menjamin masalah banjir teratasi.

Dilihat akar masalahnya, penyebab sungai meluap adalah  kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak seenaknya membuang sampah di sungai. Jika sungai dibenahi tetapi cara berpikir masyarakat tetap seperti ini, bukan tidak mungkin banjir akan tetap terjadi.

Sumber: kompas.com

Sultan Sukmalara menyarankan Anda menyukai Pt.Gentar Kilayu...

facebook

Sukai Pt.Gentar Kilayu di Facebook

Sultan Sukmalara mengundang Anda untuk menyukai Pt.Gentar Kilayu.
Sukai Halaman
Lihat Halaman
Ini adalah Spam
Pesan ini dikirim ke tiket.kotu.jokowi@blogger.com. Jika Anda tidak ingin menerima email ini lagi dari Facebook, berhenti berlangganan.
Facebook, Inc., Attention: Department 415, PO Box 10005, Palo Alto, CA 94303

Peluang Usaha Anda menyarankan Anda menyukai QQ Superstore...

facebook

Sukai QQ Superstore di Facebook

Peluang Usaha Anda mengundang Anda untuk menyukai Halamannya, QQ Superstore.
Sukai Halaman
Lihat Halaman
Ini adalah Spam
Pesan ini dikirim ke tiket.kotu.jokowi@blogger.com. Jika Anda tidak ingin menerima email ini lagi dari Facebook, berhenti berlangganan.
Facebook, Inc., Attention: Department 415, PO Box 10005, Palo Alto, CA 94303

Kamis, 26 September 2013

[Info Bisnis Online ] PANDUAN UNTUK TEKNISI KOMPUTER PALING LENGKAP...

Peluangusaha Kita
Peluangusaha Kita 27 September 11:24
PANDUAN UNTUK TEKNISI KOMPUTER PALING LENGKAP bisa anda dapatkan di :
http://tiket2012.blogspot.com/2013/09/panduan-untuk-teknisi-komputer-paling.html

27/09/2013 11:24:48

Lihat Kiriman Ini di Facebook · Sunting Pengaturan Email · Balas email ini untuk menambahkan komentar.

Sinta Nuriyah Pakaikan Peci Gus Dur ke Kepala Jokowi

Sinta Nuriyah memberikan sebuah peci milik almarhum suaminya, Abdurrahman Wahid kepada Gubernur DKI Joko Widodo. Pemberian hadiah itu dilakukan usai Jokowi menjadi key note speaker Hari Lahir ke 9 Wahid Institute.

Gubernur DKI Joko Widodo mendapat kejutan seusai menjadi pembicara Harlah ke-9 Wahid Institute. Istri Almarhum Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, memberi hadiah khusus, yakni peci milik almarhun suaminya, kepada Jokowi.

Pemberian hadiah tersebut dilakukan selesai Jokowi menceritakan kisahnya menata sejumlah tempat di Jakarta yakni Waduk Ria Rio, Waduk Pluit, Pasar Tanah Abang dan sebagainya. Cerita Jokowi mendapat sambutan yang meriah dari hadirin.

"Tolong, Pak Jokowi jangan duduk dulu. Akan ada kejutan bagi Pak Jokowi dari Ibu Nuriyah," sela pembawa acara, di Jakarta, Kamis (26/9/2013) siang.

Tak beberapa lama, Sinta Nuriyah dengan kursi rodanya naik ke atas panggung bersama putri sulungnya, Yenni Wahid. Dipandu pembawa acara, istri mantan presiden keempat tersebut pun menyematkan sebuah peci berwarna krem dengan corak garis emas di sepanjang sisinya ke kepala Jokowi.

"Ini adalah peci milik almarhum Gus Dur," ujar sang pembawa acara yang langsung disambut tepuk tangan sangat meriah dari para hadirin.

Jokowi tersenyum lebar mendapat hadiah spesial. Dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Jokowi langsung sungkem kepada Sinta.

"Jokowi ini punya persamaan prinsip dengan Gus Dur, apa itu? 'Gitu aja kok repot'. Itu yang sama. Ngapain repot, pokoknya terjun langsung ke lapangan saja, sederhana," ujar pembawa acara.

Dalam acara yang diselenggarakan di halaman Wahid Institute tersebut, turut hadir beberapa tokoh nasional di antaranya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronnie F Sompie.

Sumber: kompas.com

Rabu, 25 September 2013

Jokowi: Saya Lebih Ganteng Dibanding Estrada


Jokowi: Saya Lebih Ganteng Dibanding Estrada

JAKARTA
- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menanggapi ucapan mantan Ketua MPR RI, Amien Rais lewat gurauan. Amien Rais sebelumnya membandingkan Jokowi da mantan Presiden Filipina, Joseph Estrada.

"Saya tidak mengerti maksudnya. Kalau dibandingan siapa tadi? Estrada? Ya, saya lebih ganteng," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Pria yang sapaan akrabnya Jokowi ini mengatakan sampai saat ini tidak pernah memikirkan mendongkrak popularitas ataupun elektabilitas. Dirinya hanya fokus terhadap pekerjaannya sebagai Gubernur saja.

"Saya itu enggak pernah urusi popularitas, elektabilitas. Saya cuma bekerja saja fokusnya," kata Jokowi.

Seperti diketahui, mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais, membandingkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan bekas Presiden Filipina Joseph Estrada. Itu disampaikan Amien saat memberikan kuliah umum di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013).

Di hadapan ratusan mahasiswa, Amien Rais mengungkapkan persamaan itu, karena Jokowi dan Joseph Estrada dipilih menjadi pemimpin karena popularitasnya. Joseph Estrada populer di Filipina karena merupakan bintang film di negeri bekas jajahan Spanyol. Namun, Joseph akhirnya hanya bertahan selama beberapa bulan memimpin Filipina, setelah digulingkan dalam kudeta tak berdarah tahun 2001, dan digantikan wakilnya, Gloria Aroyo.

"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.

Amien juga berharap Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden pada 2014, hanya karena popularitasnya.

"Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," imbau Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Sumber: kompas.com

Jokowi Warnai 60 Persen Percakapan Politik di Media Sosial

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengikuti Meeting of the Governors/Majors of the Capital of ASEAN di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (19/9/2013).

Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi figur politik yang paling santer diperbincangkan di media sosial oleh pengguna internet di 31 provinsi di Indonesia. Kesimpulan itu merupakan hasil riset yang dilansir Politicawave.

"Segala topik perbincangan di 'sosmed' (media sosial) dari politik, bencana, infrastruktur, hampir selalu didominasi oleh Jokowi," ujar Direktur Politicawave Jose Rizal di Jakarta, Selasa (24/9/2013). Menurut data lembaganya, Jokowi mewarnai 60 persen percakapan dari total 3.994.528 data yang mereka pantau selama Maret sampai Agustus 2013.

Jumlah percakapan itu dilacak Politicawave dari total 80 juta pengguna media sosial di Indonesia. Menurut lembaga tersebut, Jokowi terlacak dalam 2.522.643 percakapan selama rentang waktu itu. Politicawave pun mencatat, di Indonesia, ada 1.156.874 pemilik akun yang aktif membicarakan politik dan nama-nama calon presiden.

Pesaing Jokowi dalam perbincangan politik para pengguna media sosial, menurut Politicawave, adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Namun, mereka hanya menempel rapat di percakapan yang terjadi di Kalimantan Timur dan Maluku.

Lembaga tersebut melakukan pelacakan percakapan di media sosial Twitter, Facebook, blog, dan Youtube. Selain itu, mereka juga memantau komentar atau percakapan menanggapi pemberitaan di media online.

Tokoh nasional maupun politik yang juga ramai dipercakapkan di media sosial berturut-turut menurut Politicawave adalah Dahlan Iskan (7 persen), Megawati Soekarnoputri (5 persen), Hatta Rajasa (5 persen), Gita Wirjawan (4 persen), Mahfud MD (4 persen), Aburizal Bakrie (3 persen), Wiranto (3 persen), Prabowo Subianto (2 persen), Yusril Ihza Mahendra (2 persen), Anies Baswedan (2 persen), Jusuf Kalla (2 persen), dan Pramono Edhie Wibowo (1 persen).

Pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia, Ade Armando, mengatakan, popularitas Jokowi juga akan menjadi materi analisis tim sukses tokoh politik lain yang ingin berlomba di Pemilu 2014. Namun, menurut dia, analisis politik akan menjadi sulit ketika Jokowi dan partainya, PDI Perjuangan, masih menutup rapat soal kandidat yang akan maju dalam Pemilu Presiden 2014 dari PDI Perjuangan.

Padahal, Ade berkeyakinan bila Jokowi maju sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, hampir dapat dipastikan kemenangan bakal diraih partai itu. Sampai dengan rapat kerja nasional terakhir, PDI Perjuangan masih belum mau memutuskan siapa calon presiden yang akan mereka usung, dengan berkilah mencari momentum yang tepat.
Sumber : Antara

Amien Rais: Jokowi Sama dengan Estrada, Dipilih Hanya karena Popularitas

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais|

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaannya, menurut Amien, mereka dipilih karena populer. Hal itu disampaikan Amien saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013).

Menurutnya, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, ia hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo. 

"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.

Ia berharap, Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien.

Amien mengungkapkan, saat dipimpin Jokowi, Solo merupakan salah satu kota termiskin di Jawa Tengah. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Solo selama hampir dua periode, sebelum memutuskan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.

"Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus. Tapi Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas," ujarnya.

Pernyataan "pedas" Amien Rais soal Jokowi bukan kali ini saja. Sebelumnya, ia mempertanyakan nasionalisme Jokowi.
Sumber : tribunnews.com

Selasa, 24 September 2013

Basuki Minta Pengusaha di Sudirman-Thamrin Bongkar Pagar


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin membuat gedung-gedung yang berada di kawasan Sudirman-Thamrin menjadi lebih luas. Oleh karena itu, ia akan meminta para pengusaha yang memiliki kantor di daerah itu untuk merobohkan pagar yang ada.

"Pemilik gedung juga akan kami untungkan. Intinya, kita ingin Thamrin-Sudirman ini ramai 24 jam gitu, loh," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (23/9/2013).

Selain membongkar pagar, tembok-tembok yang berada di tengah gedung juga akan dibongkar. Dengan itu, maka celah antara gedung itu dapat diisi dengan kios pedagang kaki lima (PKL). PKL itu dapat berdagang hingga 24 jam lamanya.

Para PKL yang belum memiliki kios di pasar mana pun dapat berdagang di celah antargedung kantor tersebut. PKL 24 jam ini adalah para PKL yang telah diseleksi dan terdidik, bukan PKL yang sembarangan membuang sampah dan kerap melanggar aturan.

"Mereka (pengusaha) selama ini membuat Starbucks boleh, nah sekarang kita minta mereka untuk jual kuliner-kuliner kita. Kalau yang tidak mau taat aturan, kita usir saja dari Jakarta," kata Basuki. Sistem PKL 24 jam ini akan berkonsep seperti koperasi 24 jam.

Basuki menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengharapkan Jakarta memiliki banyak ruang untuk pertemuan warga. Untuk pemindahan PKL-nya, kata dia, akan dilakukan secara bertahap.

Adanya PKL 24 jam ini, Basuki meyakini, tidak akan menimbulkan sebuah kemacetan baru.

Target pelaksanaan PKL 24 jam ini, harap Basuki, tahun ini sudah bisa terlaksana asal pemilik gedung juga mau bekerja sama dengan Pemprov DKI.

"Kita lagi tugaskan pada Deputi Tata Ruang Lingkungan Hidup, ibu Yani (Sarwo Handayani). Jadi, semua deputi itu ada tugas yang jelas, dan enggak semuanya Pak Gubernur yang melakukan," katanya.

Sumber: kompas.com

Hotman: Saya Siap Bantu Pak Jokowi, tetapi Jangan Gratis Ya.....

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menerima sejumlah selebritis di Balaikota, Senin (23/9/2013). Salah satunya adalah penyanyi dangdut sekaligus pengusaha karaoke keluarga, Inul Daratista.


Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea menegaskan kesiapannya membantu biro hukum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, di depan Gubernur DKI Joko Widodo dan wartawan, Hotman mengajukan syarat, yaitu tetap mendapatkan komisi sebagai pengacara.

"Saya siap bantu Pak Gubernur tapi sebaiknya sih jangan gratis ya, Pak," ujar Hotman di hadapan wartawan di Balaikota, Senin (23/9/2013).

Meski demikian, upaya membantu Pemprov DKI terbentur peraturan dari pemerintah pusat, yakni Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Presiden (Perppres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah.

Dalam ketentuan tersebut, Pemprov DKI Jakarta tak boleh menunjuk langsung advokat, tetapi harus melalui proses lelang terlebih dahulu. Dalam peraturan tersebut, salah satu poin yang diprotesnya adalah syarat formal lelang pengacara yang harus direkrut dengan harga termurah.

"Padahal kualitas pengacara beda satu sama lain. Misalnya yaitu pengacara yang top beradu lelang sama pengacara abal-abal pasti kalah," ujarnya.

Biro Hukum Pemprov DKI dinilai lemah. Sejumlah kasus di meja hijau banyak yang kalah. Salah satu kasus yang diketahui adalah sengketa yang diceritakan pengacara Yusril Ihza Mahendra saat bertemu Jokowi beberapa waktu lalu.

Yusril mengatakan ada lahan seluas 1,4 hektar dengan 2 sertifikat, yakni 970 meter persegi dan 170 meter persegi di ujung Jalan Thamrin, samping Sari Pan Pacific hingga Kementerian ESDM, Jakarta Pusat. Aset lahan itu milik Pemprov DKI Jakarta yang telah diberikan ke Bank DKI sebagai penyerta modal.

Seiring berjalannya waktu, Bank DKI pun tak mengelolanya dan malah menjadikan aset itu sebagai modal dengan meminjamkan ke swasta, yakni PT Bumi Perkasa Propertindo. Oleh swasta, aset tersebut pun diakuisisi menjadi milik mereka.

"Bank DKI menggugat itu tahun 2004 lalu, lalu diputuskan di MA tahun 2006. Sampai di MA, Bank DKI kalah terus. Padahal statusnya sampai saat ini masih milik Pemprov DKI," papar Yusril.

Sumber: kompas.com

Basuki Kaji Mobil Jelek Umur 10 Tahun Dihancurkan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), hadir dalam pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, di Jakarta International Expo, Kamis (19/9/2013). Acara yang memamerkan berbagai produk kendaraan dari puluhan agen tunggal pemegang merek (ATPM) ini berlangsung hingga 29 September.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membatasi keberadaan mobil-mobil pribadi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, salah satu caranya ialah dengan scrap (menghancurkan) mobil-mobil pribadi yang usianya sudah di atas sepuluh tahun.

"Itu lagi dikaji apakah orang waktu mau beli mobil baru, mobil jelek yang sudah di atas 10 tahun dijual ke luar kota, atau di-scrap sekalian," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (23/9/2013).

Menurut Basuki, kajian diperlukan karena daerah lain, terutama di luar Pulau Jawa, masih membutuhkan kendaraan untuk beraktivitas. Ia menceritakan, Pemerintah Singapura lebih memilih kebijakan scrap karena sudah tidak ada lagi tempat pindah kendaraan tersebut. Sementara provinsi maupun kabupaten lain, selain DKI Jakarta, masih membutuhkan kendaraan tua. Kendati demikian, kebijakan tersebut harus dikaji lebih dalam kembali dan ada dasar hukumnya.

Basuki menjelaskan, untuk scrapping mobil, maksudnya adalah apabila ada seseorang yang membeli mobil mewah dengan harga sekitar Rp 500 juta, orang tersebut dapat diwajibkan membeli mobil tua atau rusak untuk kemudian di-scrap atau dihancurkan. Dari proses scrapping itu, Pemprov DKI bisa memperoleh besi-besi tua yang dapat dimanfaatkan kembali.

Untuk membuat tempat menghancurkan mobil (scrapping car), Pemprov DKI pun harus menyediakan lahan. "Makanya harus dikaji lebih dalam lagi, pembatasan kendaraan dengan dipindah ke luar kota atau di-scrap," ujar dia.

Di negara-negara maju seperti Singapura, mobil yang berusia di atas 10 tahun pajaknya lebih besar dibandingkan mobil baru sehingga pemilik mobil memilih menghancurkan mobilnya.

Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan keuntungan. Sebab, mobil tua, misalnya di junkyard Amerika, dihargai hingga Rp 25 juta per ton untuk dihancurkan. Bahkan, Pemerintah AS dapat memperoleh hingga Rp 110 triliun tiap tahun dari mengekspor besi tua dari hasil penghancuran mobil ke seluruh dunia.

Sumber: kompas.com