Joko Widodo bersama Iriana,istrinya serta anak kedua mereka Kahiyang Ayu meninjau rumah dinas gubernur DKI Jakarta di Jalan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/10/2012). Rencananya Jokowi mendiami rumah tersebut mulai besok.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin bahwa pihak yang meletakkan tiga alat sadap di rumah dinasnya di Menteng, Jakarta Pusat, pasti kecewa. Hal itu karena tidak ada hal-hal penting yang layak disadap dari dirinya. Menurut Jokowi, ia dan keluarganya tidak pernah membahas sesuatu yang perlu disadap.
"Saya sama istri saya ngomong yang ringan-ringan aja. Yang nyadap juga pasti kecewa, ini kok omongannya gini-gini aja," kata Jokowi di sela-sela kunjungannya di Hutan Kota Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2014).
Oleh karena itu, Jokowi tidak ingin pusing dengan keberadaan tiga alat sadap di rumahnya. Ia tidak mau menduga-duga motif maupun orang yang meletakkan alat tersebut. "Yang jelas mengenai hal-hal kayak gitu enggak saya pikir berat-beratlah. Mikirnya aja (alat sadap) ndak, gimana mau mikir siapa yang nyadap," ujarnya.
Jokowi menyebutkan, penemuan tiga alat sadap terjadi sekitar Desember 2013. Ketiga alat tersebut ditemukan di kamar tidur, ruang tamu pribadi, dan ruang makan yang biasa digunakan untuk rapat.
Adanya alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta ini diungkapkan oleh Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo. Menurut Tjahjo, penggeledahan dilakukan karena partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini merasa ada satu kekuatan yang ingin mengganggu sepak terjang PDI Perjuangan pada Pemilu 2014. Selain di rumah dinas Jokowi, kata Tjahjo, operasi intelijen oleh pihak tertentu juga menyasar kepada Megawati Soekarnoputri. Ia menyebutkan, sampai saat ini Megawati hampir selalu diikuti oleh tim intelijen yang belum diketahui jelas asal-usulnya.
Sumber: kompas.com