Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Jumat, 18 Januari 2013
Jokowi: Kalau usai banjir saya lalai, ingatkan!
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan perbaikan tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) yang jebol dapat selesai hari ini. Jokowi khawatir jika perbaikan tak selesai hari ini maka air akan kembali luber saat hujan dan air kiriman dari Pintu Air Katulampa.
"Dikhawatirkan air naik lagi sebelum ini rampung, karena kemarin kita terlambat di material karena macet di jalan," kata Jokowi di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Jokowi meminta diingatkan oleh masyarakat jika setelah banjir usai, dia tidak mencari jalan keluar agar tak terjadi banjir lagi. "Saya minta diingetin kalau saya lalai, baik yang namanya normalisasi sungai, sumur resapan, buat waduk, semuanya hal yang konkret segera dilaksanakan," katanya.
Jokowi menegaskan semua yang berkaitan dengan persoalan banjir Jakarta harus segera dituntaskan. Jokowi juga menyatakan, persoalan banjir merupakan pekerjaan besar seluruh warga Jakarta yang telah terjadi sejak puluhan tahun lamanya. Karenanya dia meminta agar tidak ada kelalaian lagi.
"Ini kerja besar. Jangan ada lalai lagi, ini musim banjir. Kita sudah berpuluh-puluh tahun lalai terus. Jangan lalai nanti kalau saya enggak ingat diingetin, ada action yang konkret, ada action yang jelas setelah musim hujan ini selesai," katanya.
Sumber : merdeka.com
Bikin tanggul jebol, reklame jumbo ini akan digergaji Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak segan-segan akan merobohkan reklame yang terpampang di seputar flayover Kuningan. Reklame itu menancap tepat di lokasi jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat.
"Setelah rampung selesai dua baliho kanan-kiri akan dipotong," kata Jokowi di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Jokowi belum membuat kesimpulan apakah dua tiang reklame itu menjadi penyebab jebolnya tanggul. "Ini nanti kita lihat. Itu penyebab atau tidak akan hilang, dipotong," ujar Jokowi.
Saat ini, ratusan personel dari TNI dan Satpol PP tengah berjibaku untuk menambal tanggul yang jebol sejak kemarin. Tanggul yang jebol itu ditambal dengan kerikil dan bebatuan yang nantinya akan dibeton.
Jokowi dan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto langsung memantau jalannya penambalan. Hingga sore ini, pengerjaan penambalan baru terlaksana 60 persen.
Jokowi ingin, hari ini penambalan selesai. Jika tidak, air dari KBB akan kembali meluber karena diperkirakan aliran kembali meluap.
Kemarin, akibat jebolnya tanggul telah membanjiri kawasan elite di Latuharhary. Tidak itu saja, air juga membanjiri Jalan MH Thamrin.
Sumber: merdeka.com
Jokowi enggan berwacana pemindahan ibu kota
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) enggan memikirkan wacana pemindahan ibu kota ke daerah lain. Saat ini dirinya sedang fokus terhadap banjir yang merendam banyak wilayah DKI Jakarta.
"Kita konsentrasi dulu ke banjir," kata Jokowi usai salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta, Jumat (18/1).
Mantan Wali kota Solo ini lebih memilih memikirkan nasib warganya. Sehingga, persoalan pemindahan ibu kota menurutnya urusan belakangan.
"Nanti, urusan nanti. Kita fokus ke masyarakat dulu," katanya.
Usai salat Jumat, Jokowi sempat ke rumah dinas kemudian meninjau kembali perbaikan tanggul jebol di Latuhahary.
Sebelumnya, Ketua DPR Marzuki Alie mengusulkan pemindahan Ibu Kota Jakarta ke daerah lain di Indonesia. Hal ini karena permasalahan Kota Megapolitan ini sampai saat ini tak kunjung terpecahkan.
"Satu-satunya cara adalah memindahkan ibu kota ke daerah lain," kata Marzuki Alie, Jumat (18/1)
Menurut dia, permasalahan di Jakarta, seperti banjir, kemacetan, sampah tidak akan bisa diselesaikan oleh siapa pun dan kapan pun serta dengan cara apa pun. "Sampai kapan pun, kondisinya akan tetap seperti ini. Ibu kota harus dipindahkan terlebih dahulu, baru permasalahan Jakarta akan segera selesai secara bertahap," katanya.
Sumber : merdeka.com