Satu per satu masalah di ibu kota dibenahi Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama. Satuan Polisi Pamong Praja alias Satpol PP, menjadi salah satu yang mendapat perhatian. Berbekal pengalamannya sebagai Wali Kota Solo, Jokowi ingin menciptakan Satpol PP yang humanis dan bekerja dengan hati.
Adalah Kepala Satpol PP DKI Jakarta Effendy Anas yang mengungkapkan instruksi Jokowi. Satpol PP tidak boleh lagi melakukan kekerasan pada korban penertiban.
"Kebijakan oleh Pak Jokowi, diminta penegakan yang lebih ke humanis," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/10).
Demikian juga saat melakukan penertiban, anggota Satpol PP tidak boleh lagi mengejar pelaku pelanggaran seperti pedagang kaki lima atau waria.
"Tidak akan ada lagi kejar-kejaran, jika mereka lari ya sudah biarkan saja, tapi kita akan rutin melakukan penertiban," imbuh pria yang akrab disapa Efan ini.
Effendi mengatakan pihaknya lebih mengutamakan pendekatan persuasif dan ada beberapa tahapan yang akan dilakukan Satpol PP dalam melakukan penertiban pedagang liar.
"Kami memberikan 3 jenis peringatan, jika mereka tidak kapok juga, akan kami ajak negosiasi," ujarnya. Tiga peringatan ini dilakukan dalam bentuk memberikan pemahaman kepada para pedagang. Peringatan pertama 7x24 jam, kedua 3x24 jam dan terakhir 1x24 jam.
Salah satu cara lain yang akan dipakai adalah menambah anggota Satpol PP perempuan. "Memperbanyak personel perempuan itu bisa untuk membangun suatu ruang persuasif yang lebih kuat. Tapi sekarang yang diprioritaskan memang laki-laki."
Demikian juga soal senjata. Dia menjamin, saat ini tidak ada lagi anak buahnya yang membawa pentungan atau senjata lainnya saat melakukan penertiban. Peraturan itu sudah tertuang dalam Permendagri No 35 tahun 2004. "Itu sudah hilang dan nggak ada. Sudah nggak ada pentungan dan pisau," tegasnya.
Sementara Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tugas Satpol PP diharapkan dapat menjadi pengayom masyarakat. "Satpol PP kan namanya pengayom, orang kan punya mata punya mulut, kan bisa ngomong. Harus lebih punya hati," tegas Ahok.
Tindakan petugas Satpol PP ke depan kata Ahok, harus lebih humanis seperti yang diterapkan Joko Widodo saat masih menjadi wali kota Solo. Bahkan kepala Satpol PP pun perempuan.
"Ini kebawa dari Solo. Bahkan di Solo ini, kepala Satpol PP nya itu ibu-ibu," kata Ahok.
Sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar