Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Rabu, 31 Oktober 2012

Jokowi-Heryawan Bahas Dua Opsi Atasi Banjir


Erlangga Rahardjo Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, bersama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, usai bertemu di Gedung Sate, Rabu (31/10/2012). Dua provinsi sepakat dalam hal penanggulangan banjir dari Sungai Ciliwung yang mengalir dari Bogor ke Jakarta.

Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ke Gedung Sate untuk bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, menghasilkan harapan baru dalam mengatasi banjir di Jakarta. Keduanya sepakat untuk melaksanakan dua program yang lama tertunda.

Kedua program itu adalah pembangunan waduk di Ciawi serta penyudetan Sungai Ciliwung. Belum ada pembicaraan lebih spesifik dari kedua gubernur, tetapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kedua provinsi akan menyusun rencana kerja hingga pembagian daerah dalam waktu sebulan.

"Kami ingin mengkristalkan kerja sama sebelum menghadap ke pemerintah pusat. Diharapkan hal ini bisa mempercepat realisasi program," kata Kepala Bappeda Provinsi Jabar Deny Juanda, Rabu (31/10/2012), di Bandung.

Waduk Ciawi adalah proyek yang sudah dimulai tahun 2006, tetapi tertunda hingga kini karena belum rampungnya perencanaan hingga ketidaksiapan dana untuk pembebasan lahan. Menurut dokumen awal proyek ini, Waduk Ciawi akan memakai lahan seluas 204 hektar dan bisa menampung air 36 juta meter kubik.

Menurut Deny, selain sebagai cadangan air, waduk ini juga bermanfaat untuk menahan limpahan air sebelum masuk ke Jakarta. Dokumen awal juga menyebutkan bahwa pembangunan fisik waduk bakal menghabiskan biaya Rp 2 triliun, belum termasuk pembebasan lahan.

Selain pembangunan waduk, Heryawan dan Joko sepakat dengan rencana penyudetan Sungai Ciliwung agar dialirkan ke Sungai Cisadane. Tujuan dari proyek itu juga membagi limpahan air dari Sungai Ciliwung agar tidak semuanya masuk ke Jakarta.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar