Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat mengunjungi Pademangan, Jakarta Utara
Senin (29/10/2012) ini, dua pekan Joko Widodo memimpin ibu kota negara Jakarta.
Jokowi,
panggilan akrab pria yang pernah menjadi Wali Kota Solo itu, tetap
menjadi sorotan media elektronik maupun cetak. Jokowi mulai risi dengan
itu semua. Beberapa kali dia minta agar media tidak selalu membuntuti
gerak-geriknya.
"Saya ingin bekerja. Lebih baik tidak mengikuti saya," tutur Jokowi kepada jurnalis yang mengikutinya pekan lalu.
Hari ini, dia kembali menjadi magnet pemberitaan. Puluhan jurnalis duduk di lantai Balaikota, menunggu Gubernur keluar dari ruangan. Beredar kabar bahwa Jokowi hendak mengunjungi sekolah-sekolah di Jakarta.
"Sejak liputan di Balaikota, baru sekarang saya menunggu seperti ini. Saya menunggu siapa tahu ada yang menarik saat bertemu Gubernur," kata wartawan The Jakarta Post, Andreas Dimas Aditya.
Pengajar Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, mengingatkan kepada jurnalis bahwa Jokowi bukanlah selebritas yang harus terus diikuti gerak-geriknya.
"Saran saya, sebaiknya media membantu percepatan perbaikan Jakarta dengan menempatkan Jokowi secara wajar dan memberi ruang bagi dia untuk bekerja. Bahkan sebaiknya media membantu Jokowi mengawasi dan mencegah orang yang mengganggu kelancaran kerja Jokowi," tutur Andrinof.
Menurut dia, saat ini mulai tampak pemberitaan tentang Jokowi mulai mengganggu konsentrasi dan waktu Gubernur DKI itu bekerja di lapangan.
Dia mengatakan, sebagian media menempatkan Jokowi sebagai selebritas. Jokowi pun sering terganggu di lapangan karena banyaknya masyarakat yang memaksa minta berfoto khusus.
Sumber : kompas.com
Support by :
"Saya ingin bekerja. Lebih baik tidak mengikuti saya," tutur Jokowi kepada jurnalis yang mengikutinya pekan lalu.
Hari ini, dia kembali menjadi magnet pemberitaan. Puluhan jurnalis duduk di lantai Balaikota, menunggu Gubernur keluar dari ruangan. Beredar kabar bahwa Jokowi hendak mengunjungi sekolah-sekolah di Jakarta.
"Sejak liputan di Balaikota, baru sekarang saya menunggu seperti ini. Saya menunggu siapa tahu ada yang menarik saat bertemu Gubernur," kata wartawan The Jakarta Post, Andreas Dimas Aditya.
Pengajar Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, mengingatkan kepada jurnalis bahwa Jokowi bukanlah selebritas yang harus terus diikuti gerak-geriknya.
"Saran saya, sebaiknya media membantu percepatan perbaikan Jakarta dengan menempatkan Jokowi secara wajar dan memberi ruang bagi dia untuk bekerja. Bahkan sebaiknya media membantu Jokowi mengawasi dan mencegah orang yang mengganggu kelancaran kerja Jokowi," tutur Andrinof.
Menurut dia, saat ini mulai tampak pemberitaan tentang Jokowi mulai mengganggu konsentrasi dan waktu Gubernur DKI itu bekerja di lapangan.
Dia mengatakan, sebagian media menempatkan Jokowi sebagai selebritas. Jokowi pun sering terganggu di lapangan karena banyaknya masyarakat yang memaksa minta berfoto khusus.
Sumber : kompas.com
Support by :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar