Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 31 Mei 2014

Seberapa Besar "Dahlan Effect" bagi Jokowi-JK?


Dahlan Iskan bersama Jusuf Kalla, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2014).

Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini dukungan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan relawannya pada Jokowi ankan berdampak signifikan dalam mendulang suara.  Dahlan, kata JK, adalah pemenang konvensi Partai Demokrat.

"Pak Dahlan dukung kita (Jokowi-JK) pasti pengaruhnya sangat besar sekali, pendukungnya (Dahlan) banyak, di Demokrat dia juara," kata JK usai acara deklarasi dukungan Dahlan Iskan di Sentul International Convention Center, Bogor Jawa Barat, Sabtu (31/5/2014).

JK mengimbau seluruh relawan pendukung Dahlan Iskan agar merapatkan barisan untuk memenangkan Jokowi-JK. Ia berjanji akan mewujudkan cita-cita Dahlan Iskan saat dirinya dan Jokowi terpilih pada pilpres 9 Juli nanti

"Apa yg disampaikan Pak Dahlan sesuai dengan apa yang mau kita perjuangkan, kami akan keluarkan kemampuan kami untuk kepentingn bangsa," ucap JK. 

Dahlan Iskan beserta tim relawannya di seluruh Indonesia medeklarasikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK di Sentul International Conferention Centre, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Dahlan mengatakan, keputusannya mendukung pasangan capres Jokowi-JK sudah sangat bulat. Ia tak ragu memberikan dukungan karena merasa dirinya punya kesamaan dengan sosok Jokowi dan JK

Sumber: kompas.com

Rabu, 28 Mei 2014

JK: Istri Bikin Bahagia, Tidak Ada Istri Bisa Bahaya


Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Senin (19/5/2014), di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat.

Bakal calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku jarang membicarakan masalah pekerjaan maupun masalah politik dengan istrinya, Mufidah Kalla. Namun JK menganggap keberadaan istrinya cukup signifikan.

Kepada wartawan di Bandara Husein Sastranegara, Rabu (26/5/2014), mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu mengatakan, istrinya membantunya tetap sehat. Menurut JK, istrinya membuatnya bahagia dengan cara merawatnya dengan baik.

"Pagi-pagi saya bangun istri sudah siapkan minuman, mau ke kantor (dia) atur baju, (saya) pulang (dia) atur makanan, ada kesulitan dia pijit-pijit saya, atur anak, kalau ada masalah kita bicarakan, masa harus kita urus sendiri," kata JK seperti dikutip Tribunnews.com.

Sebelumnya, di sela-sela Rapat Pimpinan Nasional Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Hotel Panhegar, Bandung, JK sempat menuturkan bahwa istrinya adalah penunjang kesehatannya.

JK menyebutkan, walau pun ia sudah berumur 72 tahun, tetapi semangatnya tidak kalah dengan orang yang lebih muda. Oleh karena itu, JK mengaku mampu mendampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2014.

"Kalau tidak ada istri bisa bahaya," seloroh JK.

Sumber: kompas.com

Ini Cara Jokowi-JK Hadapi Persaingan Internasional

Pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla berbicara di hadapan kader Nasdem dan ketua partai pendukung pada acara Rakernas II Partai Nasdem di Jakarta Utara, Selasa (27/5/2014). Rakernas ini untuk kesiapan pemenangan pilres Juli mendatang.

Untuk menghadapi persaingan di pasar internasional, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan memulai dengan membangun infrastruktur jika terpilih dalam pemilu presiden mendatang. Mereka akan membangun jalan baru sepanjang 2.000 kilometer dan memperbaiki jalan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Jokowi-JK juga akan membangun 10 bandara baru dan merenovasi bandara yang lama. Sebanyak 10 kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya akan dibangun. Rencana itu akan diikuti dengan membangun pasar tradisional sebanyak 5.000 pasar di seluruh Indonesia bersamaan dengan memodernisasikan pasar tradisional yang telah ada.

Hal itu tertuang dalam visi misi pasangan Jokowi-JK yang diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum ketika mendaftar sebagai peserta pemilu presiden.

Untuk investasi, Jokowi-JK menilai perlu menciptakan layanan satu atap dan efisiensi perizinan bisnis menjadi 15 hari. Sementara itu, untuk mendorong investor sektor hulu dan menengah, pasangan ini berencana meluncurkan insentif kebijakan fiskal dan non-fiskal.

Dalam visi misi juga tertulis, "Kami akan mendorong BUMN menjadi agen pembangunan, mendirikan secara khusus bank pembangunan dan infrastruktur".

Untuk memanfaatkan potensi yang belum tergarap, mereka merasa perlu meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi dan menjadikan instansi urusan hak cipta dan paten bekerja proaktif melayani inovator dan investor, membangun science and techno park di daerah-daerah, serta politeknik dan SMK dengan prasarana dan sarana teknologi terkini.

Sumber: kompas.com

Minggu, 25 Mei 2014

Blusukan Jokowi di "Kandang Beringin"


Bakal calon presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan di Ponpes Tafizul Quran Darussalam, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (25/5/2014).

Blusukan bakal calon presiden Joko Widodo di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, cukup menantang. Dalam pemilihan kursi legislatif, PDI Perjuangan (PDI-P) hanya berada di urutan 2 dengan raihan 15 persen suara alias mendapat satu kursi DPR RI, di bawah Partai Golongan Karya dengan 23 persen suara, mendapat tiga kursi DPR RI.

Ketua DPD Kalimantan Selatan, sekaligus satu-satunya caleg DPR RI dari PDI Perjuangan yang lolos ke Senayan, Adriansyah, mengatakan, blusukan Jokowi ke Banjarmasin ini sangat penting. Dia ingin Jokowi makin sering bersentuhan dengan rakyat Banjarmasin demi meningkatkan elektabilitasnya di daerah itu.

Pihaknya belum menetapkan target perolehan suara untuk Jokowi. Internal PDI-P Kalsel, kata Adriansyah, tengah mengadakan survei soal elektabilitas pasangan Jokowi-JK di Kalimantan Selatan. Setelah gambaran suara diketahui, pihaknya baru akan menerapkan strategi pemenangan di pilpres.

"Kita punya 14.200 kader dari DPD sampai ke ranting. Strategi umum sudah kita persiapkan, gabung dengan kader parpol pengusung lain. Kita pun kerja sama dengan pondok pesantren PKB," ujarnya kepada Kompas.com di Bandara Sjamsoedin Noor, Banjarmasin, Minggu.

Dua pasang Nanang-Galung, semacam Abang-None Jakarta, menyambut kedatangan Jokowi di Bandara Sjamsoedin Noor, Minggu, pukul 11.30 Wita. Jokowi dikalungi sehelai kain Sasirangan, kain khas Kalsel sebagai tanda dia diterima dengan penuh hormat oleh warga Kalsel.

Jokowi mengawali aktivitasnya dengan bertamu ke kantor Banjarmasin Post. Di sana, Jokowi dibanjiri pertanyaan yang disebutnya "banyak" dan "susah", mulai dari janji Jokowi dalam hal pemerataan pembangunan Jawa dan luar Jawa hingga ke urusan sejarah pencalonan dirinya menjadi presiden.

Pada Minggu siang, Jokowi bertemu Gubernur Kalsel, kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ruddy Ariffin. Saat ditanya, apakah pertemuan kedua tokoh itu merupakan sinyalemen dukungan personal Ruddy kepada Jokowi, Ruddy hanya menjawab, "Insya Allah" dengan suara pelan kepada wartawan.

Bangga relawan

Jokowi kemudian melanjutkan safari politiknya dengan bertemu ratusan relawan. Dia menyatakan bangga kepada relawan pendukungnya karena pergerakan mereka tidak didasari bayaran, tetapi kesadaran demi perubahan bangsa Indonesia.

"Saya ke kota-kota, nama relawannya banyak, ada Kawan Jokowi, Sahabat Jokowi, Poros Muda Jokowi, beda-beda semua. Saya dalam hati bertanya, bapak ibu ini dibayar siapa sih?" ujar Jokowi.

"Sendiri," teriak ratusan orang relawan.

"Nah, itulah yang membedakan kita dengan yang lain. Kemarin saya dengar ada yang sampai bongkar celengan," timpal Jokowi.

Jokowi mengakhiri safari politiknya di bumi Banjarmasin dengan menjadi pembicara di depan seribuan santri di Pondok Pesantren Tafizul Quran Darussalam, Tanjung Rema, Banjar, Kalimantan Selatan.

Adu program

Selain bercerita perjalanan karier politiknya, Jokowi juga bercerita tantangan-tantangannya. Menjadi bakal calon presiden, lanjut Jokowi, bukan tanpa tantangan. Dia kerap menjadi sasaran kampanye hitam.

Jokowi pun menyayangkan hal itu. Menurut dia, lebih baik tiap kandidat saling adu program, bukannya malah saling melemparkan kampanye negatif.

Sementara itu, pemilik ponpes sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Wildan Salman, yang berbicara seusai Jokowi, mendoakan agar Pemilihan Presiden Juli 2014 yang akan datang melahirkan pemimpin seperti yang tertuang di surat Yusuf.

"Yang adil, takwa, dan sabar. Mudah-mudahan yang ada di surat Yusuf tadi Allah kumpulkan di Jokowi," ujarnya.

Sementara itu, Jokowi sendiri menganggap bahwa kedatangannya di Banjarmasin bukan karena alasan khusus, termasuk karena hanya provinsi itu yang bukan merupakan "kandang banteng hitam", seperti provinsi Kalimantan lain.

Jokowi menegaskan, dia berkunjung karena Banjarmasin pun bagian Indonesia. Oleh sebab itu, semua didatangi. Ia ingin bertemu dengan rakyat dan menyerap aspirasi serta harapan masyarakat sekaligus klarifikasi sejumlah kabar miring. "Hasilnya, ya dilihat saja nanti," ujar Jokowi.

Haji Suratman (56), warga Banjarmasin, mengaku nama Jokowi dan Prabowo sama-sama populer di Kalimantan Selatan. Namun, dia mengaku lebih suka sosok Jokowi lantaran sering terlihat bersama masyarakat di pasar atau kampung kumuh.

Pria yang lahir, tumbuh, dan berkeluarga di Banjarmasin itu yakin meski pemilihan kursi legislatif dimenangi Golkar, tetapi situasi bisa terbalik saat pilpres. "Golkar kan enggak punya calon. Jadi, pilihan ya hanya Jokowi dan Prabowo," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Jokowi Dinilai Mewarisi "Politik Santun" ala SBY


Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar.

Selama 10 tahun memimpin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berhasil mengembangkan budaya politik santun. Kebiasaan itu diyakini akan menular kepada pasangan bakal capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di hadapan massa PKB Jawa Timur dalam forum Tasyakuran Kemenangan PKB Jawa Timur dan Silaturahim Ulama, di Gedung Empire Palace, Surabaya, Minggu (25/5/2014) sore.

Menurut Muhaimin, Ketua Umum Partai Demokrat itu berhasil mengembangkan budaya politik santun yang egaliter dan mengedepankan prinsip kesabaran dalam berpolitik. "Ini saya anggap cukup baik dan membangun bagi manajemen politik di negara ini," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut.

Citra membangun budaya politik santun ini diyakini tecermin kuat dalam figur bakal capres-cawapres yang diusung partainya, yakni Jokowi-Jusuf Kalla. "Sepak terjang dalam berpolitik secara santun ada di Jokowi-JK. Oleh karena itu, pasangan ini layak menggantikan SBY menjadi pemimpin negara," ujarnya.

Dalam forum yang dihadiri bakal cawapres Jusuf Kalla, dan kalangan ulama Dewan Syuro PKB itu, Muhaimin menyampaikan terima kasih kepada semua kader PKB karena telah menang dalam pileg di Jawa Timur.

Sumber: kompas.com