Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Minggu, 25 Mei 2014

Blusukan Jokowi di "Kandang Beringin"


Bakal calon presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan di Ponpes Tafizul Quran Darussalam, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (25/5/2014).

Blusukan bakal calon presiden Joko Widodo di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, cukup menantang. Dalam pemilihan kursi legislatif, PDI Perjuangan (PDI-P) hanya berada di urutan 2 dengan raihan 15 persen suara alias mendapat satu kursi DPR RI, di bawah Partai Golongan Karya dengan 23 persen suara, mendapat tiga kursi DPR RI.

Ketua DPD Kalimantan Selatan, sekaligus satu-satunya caleg DPR RI dari PDI Perjuangan yang lolos ke Senayan, Adriansyah, mengatakan, blusukan Jokowi ke Banjarmasin ini sangat penting. Dia ingin Jokowi makin sering bersentuhan dengan rakyat Banjarmasin demi meningkatkan elektabilitasnya di daerah itu.

Pihaknya belum menetapkan target perolehan suara untuk Jokowi. Internal PDI-P Kalsel, kata Adriansyah, tengah mengadakan survei soal elektabilitas pasangan Jokowi-JK di Kalimantan Selatan. Setelah gambaran suara diketahui, pihaknya baru akan menerapkan strategi pemenangan di pilpres.

"Kita punya 14.200 kader dari DPD sampai ke ranting. Strategi umum sudah kita persiapkan, gabung dengan kader parpol pengusung lain. Kita pun kerja sama dengan pondok pesantren PKB," ujarnya kepada Kompas.com di Bandara Sjamsoedin Noor, Banjarmasin, Minggu.

Dua pasang Nanang-Galung, semacam Abang-None Jakarta, menyambut kedatangan Jokowi di Bandara Sjamsoedin Noor, Minggu, pukul 11.30 Wita. Jokowi dikalungi sehelai kain Sasirangan, kain khas Kalsel sebagai tanda dia diterima dengan penuh hormat oleh warga Kalsel.

Jokowi mengawali aktivitasnya dengan bertamu ke kantor Banjarmasin Post. Di sana, Jokowi dibanjiri pertanyaan yang disebutnya "banyak" dan "susah", mulai dari janji Jokowi dalam hal pemerataan pembangunan Jawa dan luar Jawa hingga ke urusan sejarah pencalonan dirinya menjadi presiden.

Pada Minggu siang, Jokowi bertemu Gubernur Kalsel, kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ruddy Ariffin. Saat ditanya, apakah pertemuan kedua tokoh itu merupakan sinyalemen dukungan personal Ruddy kepada Jokowi, Ruddy hanya menjawab, "Insya Allah" dengan suara pelan kepada wartawan.

Bangga relawan

Jokowi kemudian melanjutkan safari politiknya dengan bertemu ratusan relawan. Dia menyatakan bangga kepada relawan pendukungnya karena pergerakan mereka tidak didasari bayaran, tetapi kesadaran demi perubahan bangsa Indonesia.

"Saya ke kota-kota, nama relawannya banyak, ada Kawan Jokowi, Sahabat Jokowi, Poros Muda Jokowi, beda-beda semua. Saya dalam hati bertanya, bapak ibu ini dibayar siapa sih?" ujar Jokowi.

"Sendiri," teriak ratusan orang relawan.

"Nah, itulah yang membedakan kita dengan yang lain. Kemarin saya dengar ada yang sampai bongkar celengan," timpal Jokowi.

Jokowi mengakhiri safari politiknya di bumi Banjarmasin dengan menjadi pembicara di depan seribuan santri di Pondok Pesantren Tafizul Quran Darussalam, Tanjung Rema, Banjar, Kalimantan Selatan.

Adu program

Selain bercerita perjalanan karier politiknya, Jokowi juga bercerita tantangan-tantangannya. Menjadi bakal calon presiden, lanjut Jokowi, bukan tanpa tantangan. Dia kerap menjadi sasaran kampanye hitam.

Jokowi pun menyayangkan hal itu. Menurut dia, lebih baik tiap kandidat saling adu program, bukannya malah saling melemparkan kampanye negatif.

Sementara itu, pemilik ponpes sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Wildan Salman, yang berbicara seusai Jokowi, mendoakan agar Pemilihan Presiden Juli 2014 yang akan datang melahirkan pemimpin seperti yang tertuang di surat Yusuf.

"Yang adil, takwa, dan sabar. Mudah-mudahan yang ada di surat Yusuf tadi Allah kumpulkan di Jokowi," ujarnya.

Sementara itu, Jokowi sendiri menganggap bahwa kedatangannya di Banjarmasin bukan karena alasan khusus, termasuk karena hanya provinsi itu yang bukan merupakan "kandang banteng hitam", seperti provinsi Kalimantan lain.

Jokowi menegaskan, dia berkunjung karena Banjarmasin pun bagian Indonesia. Oleh sebab itu, semua didatangi. Ia ingin bertemu dengan rakyat dan menyerap aspirasi serta harapan masyarakat sekaligus klarifikasi sejumlah kabar miring. "Hasilnya, ya dilihat saja nanti," ujar Jokowi.

Haji Suratman (56), warga Banjarmasin, mengaku nama Jokowi dan Prabowo sama-sama populer di Kalimantan Selatan. Namun, dia mengaku lebih suka sosok Jokowi lantaran sering terlihat bersama masyarakat di pasar atau kampung kumuh.

Pria yang lahir, tumbuh, dan berkeluarga di Banjarmasin itu yakin meski pemilihan kursi legislatif dimenangi Golkar, tetapi situasi bisa terbalik saat pilpres. "Golkar kan enggak punya calon. Jadi, pilihan ya hanya Jokowi dan Prabowo," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar