Tempat kerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, kerap didatangi warga. Mulai dari anak TK, buruh sampai mahasiswa.
Sebagai pejabat yang mengaku prorakyat kecil, keduanya selalu menyambut kedatangan demonstran dengan tangan terbuka. Tapi, tetap saja ada perbedaan saat menjamu tamu dadakan itu.
Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memiliki karakter tenang. Semua yang mengadukan masalah ke dia akan didengar dan dijanjikan solusi secepat dan sebaik mungkin.
Sikap itu berbanding terbalik dengan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok. Ahok dikenal lebih emosional. Apalagi jika ada tuntutan warga yang dianggap menyudutkan pemerintahannya, Ahok bakal berang.
Kondisi itulah yang terjadi saat Ahok digeruduk mahasiswa Universitas Bung Karno. Ahok yang semula asyik berkoar-koar soal program kerjanya, tiba-tiba langsung berbicara dengan nada tinggi saat puluhan mahasiswa UBK mendatanginya.
Ahok tidak suka dengan perkataan mahasiswa yang menagih janji soal pengetatan izin pembangunan minirmaket. Menurut Ahok tagihan itu salah alamat karena dia merasa baru bekerja dua bulan.
"Saya ingin menagih janji Wakil Gubernur sekalipun Gubernur untuk menagih janji, dan stop penjamuran minimarket," kata salah satu mahasiswa.
Mendapati pertanyaan itu, Ahok awalnya coba menjelaskan. Menurutnya, perizinan minimarket adalah produk yang dikeluarkan pemerintahan sebelumnya, dan kini tengah mereka kaji kembali apakah penerapannya sudah tepat digunakan.
"Kami ingin kaji. Karena kalau asal cabut izin lalu di PTUN kan orang, dan kita kalah uang rakyat juga yang bobol di APBD. Ya semua ada kajiannya enggak kayak mahasiswa main berantem saja," ujar Ahok santai.
Rupanya mahasiswa tetap mencecar Ahok. Melihat remaja itu membandel karena tak paham dengan penjelasannya, Ahok naik pitam. Sambil menunjuk-nunjuk ke arah mahasiswa itu, Ahok lantas menjelaskan tindakan konkret yang dilakukan pemerintah saat ini dengan nada suara emosi dan membentak.
"Anda maunya saya ngomong sopan santun kan, saya juga mantan aktivis, sama," tambah Ahok memanas.
"Kami baru dua bulan. Kami katakan kami belum keluarkan izin satu pun kalau kami sudah keluar izin Anda boleh maki-maki kami mana janjinya. Ini saya agak marah karena anda bilang mana janjinya, kami baru dua bulan bung, jadi Anda jangan pakai janji Anda tadi, kalau Anda tidak singgung itu saya tidak marah, Anda singgung itu makanya saya menantang Anda sekarang ya kan," bentak Ahok.
Ahok menilai mahasiswa itu tak memperlakukannya dengan sopan. Merasa pernah menjadi mahasiswa, Ahok lantas menantang mereka adu jotos jika tak sepakat dengan langkah yang diambil pemerintahan saat ini.
"Anda maunya saya ngomong sopan santun kan, saya juga mantan aktivis, sama. Kalau berantem aku lebih jagoan," tantang mantan Bupati Belitung Timur itu.
Sikap yang ditunjukkan Ahok itu berbeda dengan Jokowi. Pria berperawakan kurus ini memang lebih bisa mencairkan suasana.
Saat digeruduk sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Forum Mahasiswa Teknik Sipil Jakarta (FMTSJ), Jokowi malah memperlakukan mereka seperti teman. Jokowi mengajak mereka duduk bersama untuk membicarakan persoalan tuntut.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan itu, Jokowi bahkan menelepon langsung Wali Kota Jakarta Barat dihadapan mahasiswa. Dia meminta wali kota untuk segera menyelesaikan permasalahan kampung Apung.
Dalam perbincangan selama lima menit dengan wali kota Jakarta Barat, Jokowi meminta agar segera menaruh pompa di RW 5 Kampung Apung.
"Halo Pak, Pak saya lho dikeroyok banyak banget mahasiswa, yang Kampung Apung, bisa nggak pompa ditaruh di sana? Yang pompa portable bisa? Kemudian kalau masih ada anggaran, tolong tindak lanjuti apa yang kurang di sana," kata Jokowi dalam percakapan dengan wali kota Jakbar kala itu.
Jokowi juga berjanji akan mengecek pekerja Pemkot Jakbar setelah mendapatkan perintah langsung darinya.
Sikap dua pemimpin di Balai Kota ini memang beda. Ahok cenderung tegas tanpa tawar menawar, sedangkan Jokowi lebih tenang.
Ahok memang mengatakan dirinya sebagai polisi gubernur. Tapi apakah polisi harus selalu galak?
Sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar