Untuk pertama kalinya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melantik pejabat di kawasan kampung kumuh. Pelantikan dan sumpah jabatan dilakukan Kamis (20/11) tepat pukul 08.00 WIB. Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam dan dasi berwarna ungu, melantik Krisdianto dan Husein di sebuah panggung terbuka yang sederhana dengan disaksikan ratusan warga setempat.
"Memang tidak seperti biasanya. Kali ini di tengah-tengah masyarakat, Kenapa? karena memang orientasi kita bukan seremonial tapi fungsional," ujar Jokowi. Berikut ini cerita yang tersisa dari pelantikan di kampung kumuh.
1. Tanpa AC
Pelantikan dilakukan tidak di ruangan dingin dengan penyejuk udara. Ruangan terbuka terasa panas karena langsung bersentuhan dengan sinar matahari.
"Dan inilah masyarakat kita. Kalau kita lantik di gedung, tempatnya ber-AC, masalahnya tidak akan kelihatan karena yang kelihatan yang bagus-bagus saja. Yang baik-baik saja," kata Jokowi disambut tepuk tangan warga. "Dari sini problemnya banyak sekali. Masalahnya sudah banyak sekali di masyarakat, di kampung, di RT/RW," imbuh Jokowi.
2. Salah sebut
Saat melantik wali kota Jakarta Timur, Jokowi salah menyebut Pulo Jahe menjadi Kebon Jahe. Warga pun protes. "Pulo Jahe, Pak," kata mereka, beberapa ada yang tertawa. Apa kata Jokowi. "Pulo sama kebon kan mirip-mirip. Saya ini di jakarta, memang banyak kelurahan yang masih belum hapal. Apalagi kampung. Ya tadi udah diingatkan, 'pak ini kampungnya Pulo Jahe'. Tapi setelah masuk ke sini lupa lagi menjadi Kebon Jahe (sambil tertawa). Gak apa-apalah Kebon sama Pulo gak jauh," kata Jokowi.
3. Ganti Jas
Ada yang unik setelah pelantikan tersebut. Jokowi kemudian masuk rumah warga di Pulo Jahe. Apa yang dilakukan Jokowi di dalam rumah warga? "Ganti baju dari jas jadi ini," kata Jokowi, Kamis (20/12).Jokowi membantah pelantikan ini mengada-ada. "Mengada-ada bagaimana, ini justru yang fungsional bukan seremonial," kata Jokowi.
4. Kirim intelijen
Jokowi mengaku telah mengirim intelijen untuk mencari persoalan-persoalan yang ada di kawasan Pulo Jahe, Cakung, Jakarta Timur. "Karena sebelum saya masuk ke sini, saya sudah mengirim intelijen untuk cek dulu masalah-masalah di sini apa," kata Jokowi.
Dari hasil penyelidikannya, Jokowi mengaku mendapat banyak keluhan. Seperti, banyaknya penumpukan sampah, dan belum adanya mandi cuci kakus (MCK). "Kemudian tidak adanya hidran. Kami memang tidak ingin di Pulo Jahe ini ada kebakaran, tapi kalau ada persiapan itu lebih baik," katanya.
5. Pilih satu dari 4 lokasi
Sebelum memilih lokasi Pulo Jahe sebagai tempat pelantikan wali kota Jakarta Timur, Jokowi mengaku menyiapkan empat alternatif tempat. "Kemarin memang ada 4 lokasi yang ditawarkan ke saya tapi saya pilih disini karena memang ini yang perlu mendapat perhatian," kata Jokowi. Ditanya apa saja empat lokasi itu, Jokowi menjawab, "nggak hapal."
6. Ditonton warga, tanpa atap
Jokowi mengakui, pelantikan wali kota Jakarta Timur yang baru memang tidak seperti biasanya. "Pelantikan biasanya dilakukan di gedung, di balai kota, di kantor wali kota. Tapi hari ini kita lakukan di tengah-tengah masyarakat, di tengah-tengah rakyat," kata Jokowi disambut tepuk tangan.
Kenapa dilakukan di lokasi tanpa atap. "Karena memang orientasi kita sekarang ini bukan seremonial. Tapi fungsional. Jabatan itu bukan untuk sebuah kuasa. Jabatan itu adalah untuk melayani. Jabatan itu adalah untuk bekerja kepada masyarakat," tegas Jokowi.
Sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar