Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) geram dengan kecelakaan Metromini yang merenggut satu nyawa di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Menurut Ahok, solusi untuk menekan angka kecelakaan angkutan umum (angkot) mesti ada yang mengontrol, dalam hal ini Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).
"Itu masalahnya. Kita musti ada PPD supaya semua mobil-mobil angkutan bisa masuk ke dalam satu pool. Kalau tidak, kita tidak bisa kontrol, sopir cabutan, sopir tembak, mereka setoran kan. Sopir sakit, daripada enggak nyetor, pasti lempar kepada temennya yang enggak punya SIM," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/7).
Kecelakaan di Rawamangun itu, kata Ahok, bus itu tidak laik jalan. Ahok menjelaskan, petugas Dinas Perhubungan harus tegas dengan sopir yang bandel karena membahayakan orang lain.
"Speedometer enggak ada, rem enggak ada, lampu enggak ada. Ya itu tadi kalau kita enggak sediakan bus, supir yang baik-baik enggak bisa kerja, demo lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Beniti Lini Manata (13), satu dari tiga korban yang ditabrak Metromini di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin sore, meninggal dunia. Beniti sempat dirawat di RS Persahabatan.
"Korban bernama Beniti meninggal dunia, dua korban lainnya masih dirawat di RS Antam Medika," kata Kanit Laka Satlantas Jakarta Timur, AKP Agung Budi Leksono, di Jakarta, Rabu (24/7).
Beniti Lini Manata (13) meninggal dengan luka di kening dan pipi kiri, sobek di tangan kanan dan bahu, serta kaki kanan patah. Sementara, Reni Anggraeni (12), korban yang masih dirawat, mengalami luka tangan kanan patah. Korban luka lainnya, Rahani Utami (13), mengalami kaki kanan patah. Reni dan Rahani tidak sadarkan diri sehabis ditabrak Metromini 47 jurusan Senen-Pondok Kopi itu.
Tersangka atas nama Wabdi Sihombing (22) sekarang sudah diamankan polisi tapi kenek Metromini berhasil melarikan diri.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar