Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya sedikit membuka informasi mengenai sumber dana untuk menata RW 01, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat menjadi kampung deret. Penataan 38 rumah di lokasi itu tidak menggunakan dana APBD karena disuntik oleh pihak penyumbang.
Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan, salah satu alasan menjadikan Tanah Tinggi sebagai titik pertama realisasi program penataan kampung adalah karena di lokasi itu sempat terjadi kebakaran hebat pada 4 Maret lalu. Setelah itu, Jokowi langsung mencari pihak yang mau membantu menyediakan dana untuk pembangunan permukiman tersebut.
"Itu sumbangan, nilainya berapa enggak tahu. Karena (lokasi) ini kebakaran kami carikan yang mau bantu, kebetulan ada yang mau bantu," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Kamis (25/4/2013) pagi.
Selain enggan menyebut nilai sumbangan, Jokowi juga menolak menyebut pihak penyumbangnya. Tapi dirinya sempat menyebut angka sebesar Rp 4 miliar untuk menata 85 rumah di RW 01, Tanah Tinggi. Jika begitu, maka estimasinya setiap rumah menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta.
Selain karena bekas lokasi kebakaran, Tanah Tinggi dipilih menjadi percontohan program penataan kampung karena jumlah kepala keluarganya (KK) hanya 85 KK. Lebih sedikit dibanding lokasi lain yang ditaksir mencapai sekitar 400 sampai 600 KK. Selain itu, seluruh rumah yang ditata telah bersertifikat dan tak bersengketa.
Mantan Wali Kota Surakarta itu memasang target pada pekan depan pembangunan di lokasi itu bisa dimulai. Hal tersebut dia ucapkan di depan seluruh warga saat memberi penjelasan mengenai konsep kampung atau rumah berderet Rabu siang kemarin.
Setelah di Tanah Tinggi, program penataan kampung akan dilakukan di 38 lokasi lain. Sumber dananya melalui APBD DKI 2013, dan saat ini telah masuk proses lelang. "Di Tanah Tinggi kira-kira rampung tiga bulan. Di lokasi lain ada kebakaran, tapi tanahnya masih sengketa," ujarnya.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar