Setelah sekitar 45 menit mengikuti acara jalan-jalan menggunakan bus transjakarta dengan kaum difabel, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut merasakan sulitnya menggunakan fasilitas umum di Jakarta, terutama sarana transportasi. Ia langsung mencatat kekurangan fasilitas bagi kaum difabel tersebut.
Hal pertama yang menjadi catatannya adalah trotoar. Menurutnya, harus ada petunjuk bagi kaum difabel agar mudah mengakses sejumlah jalan. Selain itu, ada ruas trotoar yang memiliki kontur tidak rata sehingga menyulitkan mobilitas kaum difabel (different ability).
"Di trotoar banyak dipasang batu. Dari estetika baik, tapi rupanya menghambat mereka," ujar Jokowi seusai acara, Kamis (4/7/2013) pagi.
Catatan kedua Jokowi mengenai akses ke shelter atau tempat pemberhentian bus transjakarta. Selain masih banyak shelter yang tak dilengkapi jalur khusus bagi pengguna kursi roda, tidak ada loket khusus bagi kaum difabel. Mereka terpaksa berdesakan dengan penumpang lain. Petugas bus transjakarta tidak mendapat pembekalan bagaimana cara berkomunikasi dengan penyandang tunanetra dan tunarungu.
"Apalagi loketnya enggak terang, bagi tunarungu sangat mengganggu karena kan harus baca bibir. Dari loket jadi tak kelihatan," kata Jokowi.
Keluar dari loket bus transjakarta, masalah kembali melanda. Pengguna kursi roda memerlukan ruang yang cukup untuk bergerak, padahal jalan penghubung di shelter tergolong sempit. Masalah juga terjadi pada jarak antara shelter ke bus. Sering kali terjadi bus berhenti agak jauh dari shelter sehingga ada rongga besar antara keduanya dan dapat membuat difabel mengalami kecelakaan.
"Pernah ada yang kejepit, ada yang jatuh karena ada antara bus dan halte tidak penuh. Kemudian masuk dari halte ke bus juga sulit sehingga harus digotong orang. Harusnya ada 'lidah' otomatis (dari halte ke bus)," kata Jokowi.
Di dalam bus, orang nomor satu di DKI Jakarta itu juga mencatat ketidaknyamanan kaum difabel, khususnya bagi pengguna kursi roda. Tidak ada safety belt agar mereka tak terlalu terguncang. Tak hanya itu, jarak pegangan terlalu tinggi bagi pengguna kursi roda sehingga sulit dijangkau.
Jokowi berjanji akan mengupayakan penyempurnaan fasilitas umum ini agar memudahkan akses bagi kaum difabel.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar