Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo keluar dari ruang NICU RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, untuk amenjenguk saudara kembar mendiang Dera, Dara Nur Anggraini, Rabu (20/2/2013)
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai layanan kesehatan di Jakarta saat ini sudah mulai membaik, setidaknya sudah lebih berpihak pada warga ekonomi lemah. Kalaupun ada kasus dan kekurangan yang mencuat, dia menilai itu bagian dari proses dan menganggap semuanya akan terus membaik.
Saat dijumpai di Balaikota Jakarta, Jokowi menyampaikan kegusarannya atas sejumlah kasus di dunia kesehatan yang mengemuka beberapa hari ini. Misalnya bayi Dera, dan Hikmah yang meninggal dunia setelah mengalami penyakit pernapasan dan diduga telat ditangani oleh rumah sakit. Jokowi tak membayangkan apa jadinya Jakarta sebelum bergulirnya Kartu Jakarta Sehat (KJS).
"Bayangin, kami sudah gratiskan lewat KJS masih ada persoalan bayi Dera, bayi Hikmah. Bayangin itu sebelum ada KJS," kata Jokowi, Rabu (27/2/2013).
Menurut Jokowi, kasus-kasus terkait buruknya layanan kesehatan lebih banyak terjadi sebelum dirinya memimpin Jakarta. Namun begitu, saat ini akses informasi jauh lebih terbuka ketimbang waktu sebelumnya, sehingga porsi pemberitaan yang diterima masyarakat menjadi lebih besar.
"Dulu bisa ratusan, tapi tertutup. Dulu kan enggak pernah seterbuka ini," ujarnya.
Untuk itu, mantan Wali Kota Surakarta ini meminta semua pihak menghargai dokter dan tenaga medis yang sudah berupaya bekerja dengan optimal. Walau di sisi lain pelayanannya masih belum dapat mengcover penuh, khususnya dalam keterbatasan fasilitas yang terus digenjot realisasinya.
"Misalnya dulu dalam sehari bisa nerima 100, sekarang 170 pasien. Rumah sakit, dokter sudah bekerja, tapi memang kadang-kadang masyarakat terlambat bawa ke dokter. Posisi sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit," kata Jokowi.
Sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar