Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Kamis, 15 Agustus 2013

Soal CSR, Jokowi: Yang Penting Tepat Sasaran

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membuka workshop Corporate Social Responsibility (CSR) dalam program perbaikan kampung dan pemukiman kumuh. Dalam acara tersebut, Jokowi juga menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) bersama tujuh perusahaan baik BUMD, BUMN, swasta, dan developer, di Balaikota Jakarta, Senin (17/12/2012).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku dana corporate social responsibility atau CSR harus dikelola secara khusus. Namun, yang terpenting, penggunaan dana tersebut harus tepat sasaran agar tidak timbul masalah.

"Kalau ada yang mengelola khususnya, lebih baik, dibuat forum kalau enggak tepat sasaran, jadi enggak percaya orang-orang," ujarnya kepada wartawan di Balaikota Jakarta pada Kamis (15/8/2013).

Jokowi mengakui, selama ini, CSR yang diserahkan kepada targetnya bukan berupa uang, melainkan berupa barang. Itu pun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya memberi panduan kepada perusahaan yang hendak memberikan dana CSR-nya.

"Kita beri panduan, kita tunjukkan barangnya sehingga percaya. Itu pun sesuai dengan rencana CSR si perusahaan yang ada, bukan kita," lanjutnya.

Jokowi mengaku pemerintahannya telah tepat dalam mengelola dana CSR, yakni dengan menyerahkannya kepada dinas yang terkait program CSR. Jokowi mencontohkan, jika program CSR berhubungan dengan pendidikan, itu diserahkan ke dinas pendidikan. Jika program CSR berhubungan dengan kesehatan, itu diserahkan ke dinas kesehatan. Demikian juga dengan dinas dan program lain.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pun berjanji akan tetap transparan dalam pengelolaan dana tangung jawab sosial dari perusahaan. "Bisa kita publikasi, nanti jika rampung," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Selasa, 13 Agustus 2013

PM Norwegia Nyamar Sopir Taksi, Jokowi: Saya yang Duluan Blusukan

PM Norwegia Nyamar Sopir Taksi, Jokowi: Saya yang Duluan Blusukan
Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg.


Juni lalu, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg menyamar sebagai sopir taksi di Oslo sebagai bentuk blusukan. Stoltenberg mengaku ingin mendengar langsung suara pemilih Norwegia yang mengutarakan pendapatnya secara jujur di taksi.

Ditanya apakah berpikir untuk mengikuti metode 'blusukan' PM Norwegia itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjawab, ia tidak perlu melakukan hal yang sama karena 'blusukan' telah ia terapkan sejak dulu dan merupakan hobinya.

"Ngikuti apa? Lah, duluan saya blusukannya kok. Hehehe," kata Jokowi itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Politisi PDIP itu menilai penyamaran PM Norwegia tersebut merupakan tindakan yang cukup baik. Bahkan jika dia dapat mengetahui imajinasi harapan warga akan kotanya akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

"O ya bagus dong. Artinya gini loh, jadi apapun lah, mau jadi sopir taksi, mau jadi sopir kopaja atau bajaj, nggak masalah. Intinya apa? Bisa mendengarkan langsung suara rakyat seperti apa. Kehendak rakyat seperti apa. Mungkin juga imajinasi masyarakat harus kita ngerti. Itu luar biasa kalau seperti itu," ujar Jokowi.

Bahkan walaupun tindakan menyamar sebagai sopir taksi itu untuk mendukung pencalonan Stoltenberg kembali, Jokowi menganggap hal itu adalah sesuatu yang wajar dan bahkan perlu. Sebab, untuk melakukan kampanye seorang calon pemimpin harus memahami lebih dulu keinginan-keinginan masyarakatnya.

"Oh, dia mungkin ingin membuat sebuah kampanye, yah harus ngerti keinginan dong. Kalau nggak ngerti, gimana dia mau kampanye? Ya baguslah, cara mendengar langsung seperti itu saya kira sangat bagus," kata mantan walikota Surakarta itu.

Sumber: liputan6.com

Hapus Operasi Yustisi, Apa Langkah Jokowi Tekan Urbanisasi?

Hapus Operasi Yustisi, Apa Langkah Jokowi Tekan Urbanisasi?
(Liputan6.com/Faisal R Syam)

Operasi Yustisi untuk menekan lonjakan urbanisasi di Jakarta telah dihapuskan Pemprov DKI. Sebaliknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI menerapkan sistem bina kependudukan dengan sosialisasi ke warga dari tingkat kelurahan RT/RW.

Sebenarnya, menurut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi, penekanan arus urbanisasi yang paling efektif adalah dengan pemerataan pembangunan sehingga turut meningkatkan perekonomian di daerah-daerah.

"Tapi yang paling bener itu pemerataan pembangunan di daerah-daerah, dengan mendorong investasi di daerah, mendorong perputaran uang di daerah, kemudian membuat pusat pertumbuhan nggak cuma di Jakarta tapi juga di daerah. Itu akan lebih efektif. Tapi ya itu urusan Pemerintah Pusat, bukan saya," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Saat ini yang dilakukan Pemprov DKI ialah membuat sistem baru dengan pembinaan kependudukan sebagai percobaan. Nantinya sistem itu dimaksudkan untuk membandingkan dan melihat operasi mana yang lebih cocok dilaksanakan dalam penanganan urbanisasi ke Jakarta. Pemprov DKI juga terus mengimbau masyarakat agar tak membawa kerabat lagi ke Ibukota.

"Bina kependudukan itu. Tapi apakah efektif apa nggak, ya kita lihat. Mana yang lebih efektif. Harus ada pembanding, yustisi atau bina kependudukan. Atau ada jurus yang lain yang belum kita temukan," ucap Jokowi.

Sumber: liputan6.com

Kiat Jokowi Pikat Pembeli ke Pasar Blok G Tanah Abang

Kiat Jokowi Pikat Pembeli ke Pasar Blok G Tanah Abang
kios di Blok G, Pasar Tanah Abang (Antara/Zabur Karuru)

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan Pemprov DKI siap melakukan promosi besar-besaran untuk Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta. Bisa dengan menayangkan iklan di berbagai media seperti televisi, billboard, radio, cetak, online dan lain-lain.

"Dipromosikan Blok G ini. Misalnya ke TV atau iklan lain. Membangun sebuah brand pasar harus dilakukan," ujar Jokowi di Blok G Tanah Abang, Selasa (13/8/2013).

Menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, hal tersebut dilakukan demi memikat calon-calon pembeli ke pasar Blok G. Tidak hanya promosi di media-media, berbagai fasilitas pendukung juga disediakan di gedung tersebut.

Misalnya pintu gerbang utama yang berukuran cukup besar dengan lebar 5-6 meter. Kemudian akan dibangun lahan parkir yang baru, jembatan penghubung untuk arus pengunjung dari Blok F, serta taman-taman.

"Segala cara kita lakukan agar blok G ini hidup," kata mantan Walikota Surakarta itu.

Mengenai pintu gerbang utama pasar Blok G Tanah Abang, menurutnya, segera dipasang pada akhir minggu ini. Serta selokan-selokan yang mampet akan disedot mulai hari ini, sehingga tidak ada lagi genangan air got. Dengan dilakukan upaya penataan dan pembersihan terus-menerus di kawasan tersebut, diharapkan mampu mendukung promosi Blok G.

Sumber: liputan6.com