Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Senin, 05 November 2012

Jokowi: Bila Banjir, Saya Akan Lihat Sendiri di Lapangan

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri), melakukan peninjauan kesiapan Satpol PP melakukan saat apel kesiagaan banjir di lapangan Monas Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2012). Apel ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan menghadapi banjir pada musim hujan tahun ini.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan bahwa tahun ini Jakarta bisa bebas banjir. Dia mengharapkan hal itu. Pasalnya, Jokowi sudah melihat kesiapan aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi banjir.

Harapan saya, semoga tidak ada banjir. Namun, apabila Tuhan menjebak kita dan ternyata banjir, ya saya akan melihat sendiri kesiapan aparat di lapangan
-- Joko Widodo

"Harapan saya, semoga tidak ada banjir. Namun, apabila Tuhan menjebak kita dan ternyata banjir, ya saya akan melihat sendiri kesiapan aparat di lapangan," kata Jokowi di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Jokowi mengatakan, dia akan melihat bagaimana kinerja aparat Pemprov DKI Jakarta yang ada di lapangan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi banjir dalam waktu dekat, aparat Pemprov DKI Jakarta telah bersiaga untuk melaksanakan apel dan melakukan simulasi ke daerah-daerah banjir.

Selain hal di atas, kerja bakti dan partisipasi warga juga diharapkan oleh Jokowi turut berperan serta. "Kalau jangka panjangnya, seperti kemarin, kami bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, akan ada semacam waduk di Ciawi, ada Cengkareng Drain, pelebaran Kali Pesanggrahan, pelebaran Kali Ciliwung, itu yang harus konsisten. Kalau konsisten dilakukan, insya Allah rampung," kata Jokowi.

Setelah menggelar apel di Monas, Jokowi langsung bergegas ke Bukit Duri untuk meninjau kesiapan daerah rawan banjir di Jakarta

Sumber : kompas.com
.

Minggu, 04 November 2012

Jokowi: Kartu Sehat dan Kartu Pintar Kurangi Beban Guru Swasta


 
ILUSTRASI


Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengakui adanya perbedaan gaji guru swasta dan guru yang berstatus PNS di Jakarta.

Ia pun berusaha agar kesenjangan yang terjadi terkait perhatian pemerintah terhadap para pahlawan tanpa tanda jasa ini bisa dikurangi.

Namun, hingga saat ini Jokowi belum menentukan berapa gaji yang seharusnya diterima para guru swasta di Jakarta. Menurutnya, untuk sementara waktu para guru swasta ini dapat menggunakan Kartu Sehat dan Kartu Pintar yang sedang gencar dipromosikan Jokowi-Ahok.

Kedua program tersebut, kata Jokowi, dapat membantu meringankan beban para guru swasta.

"Tadi kan ada yang bisik-bisik menyampaikan gajinya rata-rata Rp 800.000. Jadi nanti karena kami belum kalkulasi dalam bentuk rupiah, ya bantuannya dalam bentuk Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta pintar untuk putra-putranya. Itu saya kira sudah mengurangi beban," kata Jokowi usai menghadiri acara di Gedung Manggala Wana Bhakti (4/11/2012).

Pernyataan ini, disampaikan Jokowi terkait keinginan para guru swasta di Jakarta agar pendapatan mereka disetarakan dengan para guru dengan status PNS.

Harapan tersebut disampaikan para guru swasta dalam acara 'Tasyakuran Guru Swasta dan Tokoh Masyarakat dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI: Pemimpin Baru Jakarta Mewujudkan Kebijakan Pro Rakyat' di Gedung Balai Latihan Kerja Transito, Pondok Kelapa, Jakarta Timur..

"Kami ingin disamakan dengan para guru negeri, khususnya dalam hal gaji. Jangan tebang pilihlah. Kan tujuan program Pak Jokowi Jakarta Cerdas, kita dukunglah dari guru-guru," jelas Sekjen Forum Komunikasi Guru Swasta (FKGS) DKI Jakarta, Nurfala.

Nurfala menilai, saat ini masih banyak guru swasta di Jakarta yang menerima gaji di bawah UMR. Namun karena keterbatasan lapangan kerja dan tuntutan hidup, para guru swasta tetap bekerja.

"Gaji guru swasta masih ada yang berkisar Rp 700 ribuan. Mungkin yayasan tidak sanggup bayar. Jadi kami minta perhatian pemerintah. Kalau guru negeri dapat TKD, tunjangan khusus daerah, guru swasta nggak dapat. Itu kan dari pemerintah," lanjut Nurfala.

Sumber : kompas.com

4 Tamu tak diundang Jokowi

4 Tamu tak diundang Jokowi
Jokowi kunjungi Kp Melayu.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memang tak suka ribet. Apalagi soal urusan birokrasi, prinsipnya, kalau bisa cepat mengapa harus diperlama.

Prinsip itu juga ia terapkan di kehidupan sehari-harinya. Sebagai pejabat negara, ia tidak suka dikawal berlebihan. Bahkan Jokowi tak suka menggunakan voorijder ketika di jalan raya.

Hal itu rupanya sudah dilakukannya sejak menjadi wali kota Solo. Dan sekarang menjadi orang nomor satu di Ibu Kota, sikap sederhananya dan merakyat terus melekat.

Jokowi pernah berujar, dia selalu membuka ruang bagi siapa saja yang ingin bertemu dengannya. Tidak memandang pejabat, orang rakyat biasa pun ketika ingin menemuinya bisa dengan mudah. Kapan pun dan di mana pun.

"Akses untuk rakyat semua harus dibuka," kata Jokowi, di Balaikota DKI, Kamis (18/10).

Belum ada satu bulan menjadi gubernur, Jokowi rupanya sudah banyak kedatangan tamu. Tamunya tentu saja tak diundang. Tapi Jokowi tetap menerima dengan tangan terbuka. Siapa saja tamu tak diundang Jokowi?

1. Kedatangan seorang nenek

Tidak diduga, saat tiba di Balai Kota DKI Jakarta pukul 07.45 WIB, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) kedatangan tamu. Seorang nenek memakai jilbab mendatangi Jokowi sambil menangis dan membawa sebuah map yang diperuntukkan untuk orang nomor satu di Jakarta itu.

Nenek itu bernama Eka Astuti (81). Dia menceritakan kepada Jokowi bahwa putranya, Teguh Budiono, memiliki masalah sengketa tanah dan sekarang sedang di penjara.

Sambil cerita ke Jokowi, nenek itu menyodorkan map yang dibawanya. Isi map tersebut berisi dokumen jual beli tanah yang melibatkan Pemprov DKI.

Nenek itu datang bersama suaminya. Sepasang suami istri itu langsung diajak Jokowi memasuki ruang kerjanya.

Nenek itu mengaku bahagia setelah bertemu Jokowi. Menurutnya, Jokowi sangat baik dan jarang ada pemimpin yang seperti itu.

"Senang banget, alhamdulillah. Pak Jokowi baik sekali kepada kami. Tadi saya hanya berkeluh kesah. Jarang ada pemimpin seperti Pak Jokowi," kata Eka.

Menanggapi hal itu, Jokowi berjanji akan membantu Nenek itu sebisa mungkin. "Semua yang minta bantuan akan saya kasih bantuan sebisa mungkin. Saya biasa menghadapi seperti itu," kata Jokowi

2. Dicegat dua orang di Balai Kota

Di tengah kegiatannya yang padat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih melayani warga yang datang menemuinya di Balai Kota. Seorang ibu yang mengadukan kesulitan hidupnya ditemuinya.

Peristiwa terjadi saat Jokowi akan meninggalkan Balai Kota untuk menuju Mabes TNI di Cilangkap, Kamis (25/10). Jokowi berada di mobil kijangnya saat seorang ibu mencegatnya.

Sang ibu mengaku bernama Sri Sunarwati (50), korban gusuran yang tinggal di kawasan Cipinang, Jakarta Timur. Dalam bahasa Jawa keduanya berbincang kurang lebih lima menit. Jokowi kemudian menyerahkan sebuah amplop berisi uang.

Kepada wartawan, Sri mengatakan dirinya mengeluhkan sedang kesusahan dan tidak punya uang. "Saya sudah pernah kirim surat 16 Oktober lalu dan diterima petugas di Balai Kota. Hari ini saya bawa surat lagi untuk diserahkan ke Pak Jokowi," tuturnya.

"Saya dikasih uang Rp 500 ribu dalam amplop ini," kata Sri sambil menunjukkan amplop dari Jokowi.

Sri mengungkapkan, dirinya datang ke Balai Kota atas inisiatif sendiri. "Saya lihat di TV pernah ada yang keluh kesah ke Jokowi terus dikasih bantuan. Makanya saya datang," ujarnya.

Selain Sri, seorang bapak juga menghampiri Jokowi menyerahkan sebuah map berwarna merah. "Apa ini?" tanya Jokowi.

"Kami minta bus AKAP di Grogol dioperasikan kembali karena sayang ada 100 unit tidak terpakai," sahut bapak tersebut.

3. Kedatangan warga Muara Angke

Tidak hanya di Balai Kota, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga menemui warganya di rumah dinasnya. Tamunya kali ini dari puluhan warga Muara Angke, Kampung Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menjadi korban penggusuran.

"Warga Muara Angke tadi malam sudah saya temui di rumah dinas, kemudian saya ke Tanah Abang malam tadi, dan pukul 22.00 WIB Pak Wakil Gubernur (Basuki) ke Muara Angke, ya intinya hanya masalah minta diperhatikan," kata Jokowi usai memimpin upacara Hari Sumpah Pemuda di Monas, Jakarta, Senin (29/10).

Jokowi menegaskan, warga Muara Angke tidak boleh digusur begitu saja. Pemerintah Provinsi dalam menyelesaikan masalah ini akan mencarikan solusi.

"Tadi Pak Basuki sudah sampaikan bahwa tidak ada Satpol PP yang menggusur," kata Jokowi.

Puluhan warga Muara Angke itu mendatangi rumah dinas Jokowi di Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat. Mereka datang ke rumah dinas sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka mengaku korban penggusuran oleh Satpol PP.

4. Kedatangan ratusan buruh

Saat hendak menuju Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jokowi tiba-tiba kedatangan ratusan buruh. Mereka meminta Jokowi menaikkan upah minimum provinsi.

Kedatangan ratusan buruh ini sempat membuat Jokowi kaget. "Loh ini ada apa rame-rame?" tanya Jokowi sambil meninggikan lehernya untuk melihat dari kejauhan di depan gedung Balai Kota, Jumat (2/11).

Ratusan buruh dari KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Mereka menuntut penghapusan outsourcing dan kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) hingga Rp 3 juta.

Jokowi kemudian menemuinya sekitar tiga menit. Setelah itu, Jokowi pamit dan bertemu Menakertrans Muhaimin Iskandar.

Sumber: merdeka.com



Jokowi ingin mobil pemadam siaga di tiap kampung

Jokowi ingin mobil pemadam siaga di tiap kampung
pembukaan diklat damkar.

Kebakaran bukan lah cerita baru di Jakarta. Terkadang kondisi jalan yang macet, letak permukiman yang sulit diakses menjadi kendala bagi pemadam untuk cepat sampai lokasi. Ke depan akan diupayakan mobil pemadam ada di setiap perkampungan.

"Nanti ada alat pemadam kebakaran yang diletakkan di setiap kampung-kampung," kata Gubernur DKI Joko Widodo di Bundaran HI, Minggu (4/11).

Jokowi tak ingin tiap kali datang telat petugas pemadam selalu menjadi sasaran kemarahan warga. Padahal banyak kendala lain yang dialami, namun warga tutup mata, tutup kuping.

"Ya misalnya sudah ada kebakaran, Damkar sudah jalan tapi kena macet, gimana? Terus masuk ke kampung, gang yang sempit juga gimana? Jadi jangan salahkan Damkar," ujarnya.

Dia juga sudah mengecek ke beberapa lokasi seperti Tanah Abang dan Cempaka Baru. Solusinya kata Jokowi, memang perlu ada penambahan armada mobil pemadam.

"Itu berapa sih harganya, murah sekitar Rp 10-15 juta. Kalau Rp 10-15 juta di kali 300 berapa?" tutur Jokowi.

Apakah rencana pengadaan ini sudah dianggarkan, Jokowi masih akan melihat APBD. "Ya lihat saja, bisa dicek di APBD nanti," tandasnya.
Sumber : merdeka.com