Dalam tulisannya, pria yang akrab disapa Ahok itu mengajak generasi muda untuk berani berpolitik. Akan tetapi, politik yang dimaksud adalah politisi yang jujur, bersih dan melayani, terutama yang berjuang untuk keadilan sosial.
"Ada banyak orang yang tidak suka berpolitik tapi suka mengkritisi dari luar. Harus diingat bahwa politik adalah pilar utama perubahan. Berpolitik adalah keharusan. Mengkritisi dari luar sangat baik, tetapi masuk dan berjuang di dalam sangatlah penting dan krusial," tulis Ahok.
Ajakannya itu bukan tanpa sebab, dalam tulisannya Ahok menilai banyak politisi yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat seakan tidak memiliki kepedulian. Di saat bersamaan, mereka sebenarnya tahu akan kesulitan yang dialami rakyat, namun mencoba untuk tidak peduli.
"Hari ini kita tahu bahwa pada umumnya politisi yang seharusnya menjadi pelayan sudah budek atau tuli. Mereka bukannya tidak tahu soal kesusahan rakyat tetapi tidak peduli untuk tahu. Maka sudah saatnya kita yang tidak nyaman dan marah akan situasi ini masuk dan melawan," lanjutnya.
Tak hanya itu, banyak pula yang telah masuk ke dunia politik, namun justru terbawa arus politik itu sendiri, sehingga tidak menaruh perhatian penuh terhadap kesulitan rakyat. Dengan demikian, tulis Ahok, Indonesia membutuhkan orang yang memiliki hati nurani untuk berpolitik.
"Memang betul politik Indonesia hari ini semata-mata untuk kekuasaan dan bukan untuk rakyat. Ini karena orang yang punya nurani dan keberanian di dalam sangatlah sedikit. Jadi politik Indonesia butuh generasi muda yang punya nurani dan berani mempertahankan nuraninya apapun harganya," paparnya.
Dengan mengambil langkah radikal, berani berpolitik dengan keberanian dan kejujuran, Ahok menyatakan keyakinannya Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan disegani, rakyatnya pun makmur dan sejahtera.
"Masa depan negara ini dan nasib ratusan juta rakyatnya ada di tangan-tangan anda semua. Jika generasi muda tidak berani, tidak bersedia berpolitik, tidak bersedia mempertahankan kejujuran, maka mimpi tentang Indonesia dalam visi para pendiri negara hanya akan menjadi mimpi belaka," terangnya.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar