Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Jumat, 24 Mei 2013

"Enak Saja Jokowi Mau Dicopot"


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo

Penggalangan suara untuk melakukan interpelasi kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampaknya hanya ramai di Gedung DPRD DKI. Sementara itu, di luar gedung anggota Dewan tersebut, warga Jakarta memberikan suara berbeda.

Contohnya warga yang tinggal di bantaran Waduk Pluit, Muara Baru, Jakarta Utara. Mereka mempunyai pendapat lain soal rencana pemakzulan Jokowi oleh anggota DPRD DKI.

Misalnya saja Muhammad Ali, warga RT 19 RW 17. Dia mengaku tidak setuju apabila Jokowi dicopot dari kursi kepemimpinannya sekarang. Menurutnya, masih banyak hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh Jokowi.

"Enak aja mau dicopot, nasib kita gimana? Ini (permasalahan Waduk Pluit) aja belum selesai, mau main kabur-kabur aja," kata Ali di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2013).

Sementara itu, Agung Sulistiyo, juga warga bantaran Waduk Pluit, mengaku tidak peduli jika DPRD DKI mau memakzulkan Jokowi. Sebab, dia masih pusing dengan urusan tempat tinggalnya yang terancam digusur.

"Terserah mereka sajalah mau dicopot, mau diterusin. Saya enggak mikirin. Saya saja sudah pusing ini (pembongkaran rumah di bantaran Waduk Pluit)," kata Agung.

Meski begitu, Agung mengaku sangat menghormati mantan Wali Kota Surakarta itu. Menurutnya, Jokowi masih mau mendengarkan keluhan-keluhan warganya.

Walaupun timbul permasalahan Waduk Pluit, ia tetap menghormati Gubernur DKI Jakarta ini. Hanya, ia enggan membicarakan masalah-masalah yang berada di internal pemerintahan.

"Ngapain dipikirin, saya saja tidak tahu masalahnya. Memang pendapat saya bisa didengar di sana?" kata Agung.

Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta mengancam akan mencopot Jokowi karena dianggap kurang mampu menuntaskan masalah kekisruhan sistem pembayaran Kartu Jakarta Sehat (KJS). Anggota DPRD akan menggunakan hak interpelasi karena masalah KJS dan 16 rumah sakit yang keberatan mengikuti program tersebut.

Pemerintah Provinsi DKI dinilai terlalu terburu-buru dalam memberlakukan KJS yang sistemnya belum matang. Terlebih lagi, peluncuran KJS tidak tertulis dalam anggaran tahun 2012.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar