Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 15 Juni 2013

Pamer Program "Monas Bawah Tanah", Basuki Disambut Riuh

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama secara resmi membuka acara Pekan Produk Kreatif 2013 di pelataran Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2013). Dalam sambutan, ia membeberkan program pembangunannya, yakni "Monas Bawah Tanah". Program apa itu?

Dengan semangat, pria yang kerap disapa Ahok itu mengatakan bahwa tahun ini ia telah memberikan usulan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk melakukan sebuah perencanaan desain terperinci tentang "Monas Bawah Tanah". Kawasan Monas akan dibuatkan ruang bawah tanah.

"Bagaimana membangun di bawah Monas ini, (dibangun untuk) parkiran dan pusat usaha mikro dan produk kreatif," ujarnya.

Sambutannya itu langsung mendapat sambutan riuh dari ribuan pengunjung di acara itu. Mereka bersorak-sorai dan bertepuk tangan. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, ruang bawah tanah di Monas itu akan terkoneksi dengan Stasiun Gambir di samping Monas. Hal itu dimaksudkan agar para pengunjung mudah mengakses tempat tersebut. Ruang bawah tanah itu akan mulai dibangun tahun 2014.

Ahok menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI memikirkan prospek pariwisata jangka panjang di area Monas. Menurutnya, jika pembangunan ruang bawah tanah di Monas jadi dilakukan, UKM di Jakarta akan memiliki tempat usaha yang strategis. Di sisi lain, hal itu akan merangsang kunjungan wisatawan di Jakarta.

"Kalau ini bisa dilakukan, sepanjang hari orang kalau datang ke Indonesia, mau cari makanan khas Jakarta, khas Indonesia, termasuk produk kreatif, datang ke Monas," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Tiket PRJ di Monas Bayar Rp 2.000, Ini Penjelasan Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di arena Pekan Raya Jakarta

Gubernur DKI Joko Widodo memiliki alasan khusus menerapkan biaya Rp 2.000 bagi pengunjung Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) yang rencananya digelar di pelataran Monumen Nasional (Monas), 2014 mendatang.

Jokowi menjelaskan, PRJ yang  akan digelar di pelataran Monas membutuhkan biaya untuk menjaga kebersihan, serta biaya-biaya lain seperti halnya keamanan. Mantan Wali Kota Surakarta itu mengaku semuanya masih dalam penyesuaian konsep. Pihaknya akan menjadikan PPKD (Pekan Produk Kreatif Dearah) menjadi referensi untuk menyelenggarakan PRJ waktu mendatang.

"Kalau gratis berat di pengendalian penonton. Nanti stan-stannya rubuh bubar," ujar pria yang akrab disapa Jokowi saat ditemui di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/6/2013).

Untuk itu, pihaknya ingin seluruh aspek, mulai dari konsep acara, desain stan, jumlah stan, ketersediaan parkir, harga tiket masuk dan lain-lain dihitung dengan cermat. Jokowi ingin acara tersebut menjadi kegembiraan rakyat menyambut HUT Jakarta.

"Tiga bulanan-lah konsepnya ketemu, sekarang ini baru pameran dagangnya saja. Lalu yang PRJ digarap untuk usaha mikro menengah," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi melihat PRJ di JIExpo di Kemayoran, Jakarta, tidak merepresentasikan menyambut hari ulang tahun Jakarta. Pasalnya, konten acara itu kebanyakan industri raksasa. Sementara itu, ciri khas Betawi malah terpinggirkan.

Gubernur yang hobi blusukan itu merencanakan sebuah acara yang mengakomodir usaha kecil menengah berbasis masyarakat dan kebudayaan Betawi, yakni Pesta Rakyat Jakarta di Monas.

Sumber: kompas.com

Ahok Punya Foto Perawat Puskesmas "Nakal"

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, ia memiliki bukti berupa foto perawat puskesmas yang tidak disiplin melaksanakan tugas. Hal ini mendorong pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan program seleksi dan promosi terbuka atau lelang jabatan kepala puskesmas.

"Masak ada perawat datang ke puskesmas jam 08.30 WIB, terus masuk sambil nenteng sayur. Saya punya fotonya," ujar Basuki di sela-sela acara Peringatan Asian Dengue 2013 Jakarta Bebas DBD 2020 di Balaikota Jakarta pada Sabtu (15/6/2013) pagi.

Pria yang kerap disapa Ahok itu mengatakan, perawat tersebut melanggar etika dan disiplin tenaga medis. Apalagi hal itu terjadi di puskesmas sebagai garda depan pelayanan kesehatan di Jakarta. Mantan Bupati Belitung Timur itu menginginkan agar setiap tenaga medis memiliki komitmen dan datang tepat waktu, yakni pukul 07.00 WIB.

Tidak hanya soal kedisiplinan, tenaga medis di puskesmas seharusnya juga memperbaiki manajemen penerimaan pasien. Ahok mengakui sering mendapat keluhan tentang pasien yang terlalu lama mengantre dan ketidakpastian perawatan pasien tersebut.

"Sudah antre 30 menit, dokternya bilang tidak bisa menangani dan dirujuk. Di sana harus antre lagi lama. Harusnya perawatnya tanya dulu, kalau harus dirujuk, perawat mendaftarkan pasien, sehingga dia tidak perlu antre lama," kata Ahok.

Atas kondisi tersebut, Ahok melihat pentingnya seleksi dan promosi terbuka untuk jabatan kepala puskesmas. Ia ingin memperbaiki pelayanan di puskesmas, baik di kecamatan atau kelurahan. Dengan demikian, masyarakat, terutama warga miskin, mendapat pelayanan kesehatan optimal.

Sumber: kompas.com

Kamis, 13 Juni 2013

Basuki Tak Ingin Ibu Kota Lebih Kejam dari Ibu Tiri

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan agar stigma kejamnya kehidupan di Ibu Kota dihilangkan. Menurut Basuki, Jakarta sebagai ibu kota negara harus menjadi tempat bagi semua orang meraih keberhasilan.

"Prinsipnya itu jangan mengatakan, 'Ibu Kota lebih kejam daripada ibu tiri'. Itu kalimat yang salah. Kalimat yang benar itu, 'Ibu Kota lebih baik daripada ibu kandung yang miskin'. Artinya, Ibu Kota harus menjadi tempat orang-orang bisa sukses," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Basuki menjelaskan, pepatah itu berarti apabila seseorang memiliki sebuah peluang usaha yang bagus, tetapi tidak memiliki modal, maka pemerintah wajib memberikan media dan fasilitas bagi mereka yang ingin menyambung nafkah di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun berkeinginan untuk menyediakan modal, lokasi, dan pasar untuk mereka para calon pengusaha sukses.

"Jadi Anda yang dari pegawai biasa, terus jadi berpengalaman, kemudian naik pangkat lagi menjadi pengusaha yang berhasil. Semua ini tidak akan mungkin terjadi kalau tidak difasilitasi pemerintah," kata Basuki.

Dari pemikiran itulah, Pemprov DKI berencana membuat sebuah pesta rakyat yang dapat menampung semua usaha kecil dan menengah (UKM) di Jakarta. Pemprov DKI berupaya mencari lokasi yang pas untuk dapat menampung para pelaku UKM tersebut. Oleh karena itu, Monumen Nasional (Monas) akan disulap sebagai ikon pameran produk UKM Jakarta.

Tahun ini, Pemprov DKI berencana membangun lahan parkir dan ruang pameran di bawah tanah Monas. Kawasan tersebut akan menyambung sampai Stasiun Gambir. "Jadi, kalau orang luar kota ke Jakarta, mereka berpikir produk Jakarta dari makanan atau apa pun, ingatnya ke Monas," kata Basuki.

Sumber: kompas.com