Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Jumat, 08 Februari 2013

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

Sejak terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, hampir semua orang kenal Joko Widodo alias Jokowi. Baru empat bulan memimpin Ibu Kota, popularitas Jokowi bahkan mulai menyaingi tokoh-tokoh politik nasional.

Bahkan dari survei yang dirilis Pusat Data Bersatu (PDB), elektabilitas Jokowi melonjak naik paling tinggi mengalahkan Megawati dan Prabowo, bahkan jauh di atas Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD.

Sepak terjang Jokowi sudah banyak diulas beberapa media asing yang tertarik dengan gaya kepemimpinannya yang beda dari pemimpin yang ada. Jokowi pun dimiripkan dengan tokoh-tokoh atau bahkan pemain bola. Siapa saja mereka?

1. Jokowi mirip Lionel Messi

Siapa yang tidak kenal pemain bernomor punggung 10 dari klub Barcelona Lionel Messi. Gaya permainan Messi pun diibaratkan dengan gaya blusukan Jokowi.

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

"Saya melihat gaya blusukan Jokowi itu seperti Messi, turun ke mana-mana," kata pengamat politik Effendy Ghazali saat bedah buku 'Bola Politik, Politik Bola' karya pengamat politik Tjipta Lesmana di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2).

Gaya blusukan yang dipraktikkan Jokowi dan Messi dinilainya terbukti sukses menghasilkan gol atau hasil. Akibat blusukannya, Jokowi mampu mengalahkan elektabilitas pucuk pimpinan PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Cukup dengan blusukan seperti itu. Katanya Jokowi sudah menyalip Mega dan Prabowo. Padahal Jokowi baru nimang-nimang bola ke kiri dan ke kanan, tapi lewat semuanya. Itu menurut salah satu survei," katanya.

2. Jokowi mirip Obama

Salah satu media besar di Inggris, BBC membuat tulisan panjang soal Jokowi. Saat banjir besar melanda Jakarta 17 Januari lalu, BBC menyoroti kebijakan Jokowi menyelesaikan permasalahan itu. 

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

"Jelang 100 hari kepemimpinannya, Jokowi menghadapi tes pertama. Air berwarna kecoklatan merendam Jakarta tanggal 17 Januari kemarin. Penyebabnya curah hujan tinggi yang menyebabkan tanggul jebol dan sungai meluap," tulis wartawan BBC Karishma Vaswani dalam artikel berjudul 'Flooding tests 'Jakarta's Obama'.

"Mr Widodo adalah politikus yang bersih. Seorang pemimpin yang mendengarkan keluhan masyarakat. Dia kerap disamakan dengan Presiden AS Barack Obama, bukan karena perawakannya yang sama-sama tinggi dan langsing. tetapi karena empatinya pada masyarakat."

3. Jokowi mirip Ali Sadikin

Ali Sadikin atau Bang Ali selalu menjadi perbandingan bagi siapapun yang menjadi gubernur Jakarta setelahnya. Keberhasilan Bang Ali dengan berbagai gebrakannya selama memimpin Jakarta dari 1966-1977.

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

Pujian gaya kepemimpinan Jokowi mirip Ali Sadikin ini dilontarkan oleh Andi Mapetahang (AM) Fatwa, politikus senior Partai Amanat Nasional yang kini menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah asal DKI Jakarta.

"Saya percaya karena dia sudah lakukan di Solo, bukan saat kampanye saja masuk gang, saat menjabat tetap masuk gang, itu juga dilakukan Ali Sadikin," kata AM Fatwa mengomentari gaya blusukan Jokowi.

Menurut Fatwa, memang teori penyelesaian masalah dengan mengedepankan pendekatan masyarakat, memang selalu efektif. Terlebih masalah SARA. Ketika Jokowi menjabat sebagai wali kota Solo, dia bersama beberapa tim ahli tidak segan berjalan di gang-gang sempit hanya untuk mendengarkan keluhan warganya.

"Nah pendampingnya itu nanti yang nulis, kemudian meneliti, karena mereka yang ahli kan," kata Fatwa.

4. Jokowi mirip Gus Dur

Perbandingan kemiripan Jokowi dengan Gus Dur ini diucapkan oleh Lily Chadijah Wahid yang merupakan adik Gus Dur Sendiri.

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

Apa yang membuat anggota DPR dari Fraksi PKB itu menyamakan Jokowi dengan Gus Dur? "Keistimewaan Gus Dur itu dia selalu berjalan mendatangi langsung rakyat, dari satu desa ke desa lain. Itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Ada kesamaan antara Jokowi dan Gus Dur dalam hal itu, mereka mendengar dan menampung aspirasi, keluh kesah dan harapan rakyat," ujar Lily dalam acara 1.000 Hari Gus Dur dan Hari Perdamaian Sedunia, Jumat (21/9/2012).

"Kesederhanaan yang menjadi ciri khas Gus Dur turut melekat dalam diri Jokowi," imbuh Lily.

5. Jokowi mirip Jusuf Kalla

Pujian soal kemiripan Jokowi dengan Jusuf Kalla atau JK disampaikan oleh Wagub Basuki Tjahaja Purnama. Dalam pandangan Ahok, sedikitnya ada dua kemiripan antara bosnya itu dengan JK.

Jokowi sering disebut mirip dengan 5 orang ini

"Pak Jokowi itu sesuai dengan gaya Pak JK, eksekusi, eksekusi. Apa yang direncanakan langsung dieksekusi," kata Ahok.

Kemiripan yang kedua adalah, gaya pendekatan mereka sebagai pemimpin. "Pak Jokowi seperti Pak JK, selalu turun langsung ke bawah," tukas Ahok.

Sumber: merdeka.com




Benarkah Pembangunan 12 pulau impian Ahok hancurkan masa depan Jakarta ..??

Pembangunan 12 pulau impian Ahok hancurkan masa depan Jakarta
Palm Islands Dubai. stefaniestoelen.blogspot.com

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bermimpi membangun 12 pulau di Teluk Jakarta. Konsep pulau ini mirip dengan Palm Islands di Dubai, Uni Emirat Arab.

Usulan Ahok ini membuat aktivis lingkungan geram. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Berry Nahdian akan menentang keras rencana ini. Menurut dia, pulau yang terbuat dari hasil kerukan Waduk Pluit itu berpotensi merusak ekosistem dan biota laut yang sudah terbentuk dengan alami.

"Pada prinsipnya, membawa material asing dan menggunakannya di lingkungan lain memiliki potensi untuk mengubah atau bahkan merusak lingkungan itu," kata Berry saat dihubungi, Jakarta, Jumat (7/2).

Berry heran dengan keinginan Ahok yang jelas-jelas merusak lingkungan teluk atau pesisir Jakarta. Sebab, dipastikan akan ada zat beracun yang terkandung dalam lumpur tersebut.

"Dalam lumpur Waduk Pluit, banyak terkandung zat zat kimia yang berbahaya bagi makhluk biologis seperti diterjen, limbah, timbal, dan merkuri. Zat itu, datang dari limbah limbah industri yang banyak terdapat di daerah sekitar Pluit," ungkapnya.

Walhi meminta Ahok mempertimbangkan rencana itu, karena hanya akan memperparah banjir di Jakarta.

"Jangan sampai memaksakan menggunakan lumpur dengan kandungan zat kimia berbahaya yang pada akhirnya memusnahkan ekosistem di sekitar pulau yang dibangun. Sebaiknya dilakukan pengkajian mendalam dulu sebelum rencana ini benar benar direalisasikan," tegas Berry.

Sebelumnya, Ahok menyatakan konsep pembangunan 12 pulau ini tidak salah secara regulasi. Disebut salah kalau misalnya pemerintah memberi izin dan berharap imbalan uang. "Ini kan dikembalikan bentuknya fasilitas. Kalau bisa hemat kita hemat, prinsip mengelola APBD kan sederhana, tambah pemasukan sebesar mungkin tekan pengeluaran semaksimal mungkin. Tanpa menekan orang itu loh," tegas Ahok kemarin.

Dia menambahkan, setiap pulau luasnya 50-60 hektar. Total sebanyak 12 pulau. Dia menjanjikan pengusaha bakal untung dengan proyek ini. "Kamu hitung aja kalau tiap tanah dia untung Rp 10 juta, kalo 6 hektar untung Rp 6 triliun. Wajar dong bagi kita Rp 1 atau 2 Triliun untuk pembangunan," ujarnya.

Nantinya, 12 pulau itu bukan hanya milik PT Pembangunan Jaya Ancol saja, tetapi juga bisa dimiliki perusahaan lain. "Mereka nanti yang bikin jembatan dari daratan," katanya.

Palm Island di Dubai, Uni Emirat Arab merupakan kepulauan buatan. Kepulauan ini merupakan reklamasi tanah terbesar di dunia yang pernah dibangun. Kepulauan yang dibangun oleh Nakheel Properties ini terdiri dari beberapa pulau, seperti Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira.

Kepulauan yang diciptakan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum ini bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di Dubai. Di dalam pulau tersebut terdapat berbagai fasilitas seperti hotel bintang lima, perumahan elite, rumah sakit, dan banyak lagi fasilitas mewah lainnya.

Sumber : merdeka.com

Kamis, 07 Februari 2013

Muncul gerakan di Facebook memaksa Jokowi nyapres 2014

Muncul gerakan di Facebook memaksa Jokowi nyapres 2014
Joko Widodo. ©2012 Merdeka.com/Imam Buhori

Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali dikait-kaitkan calon presiden. Bahkan, ada sebagian orang yang sengaja membuat gerakan memaksa Jokowi agar mencalonkan diri menjadi presiden.

Gerakan itu muncul di Facebook dengan nama 'Gerakan Memaksa Jokowi untuk Siap jadi Capres 2014'. Grup ini baru dibuat pada 2 Februari 2013.

Lima hari setelah dibuat grup itu, sudah ada 65 orang yang menyukai grup ini. Di dalam grup juga ditulis alasan mengapa memaksa Jokowi.

"Terlalu Lama menunggu sampai tahun 2019, apabila Jokowi baru akan Siap menjadi Capres 2019. Sebaiknya mulai saat ini kita Paksa Jokowi untuk SIAP Menjadi Capres 2014 untuk Mempercepat Perbaikan Negeri Ini dan Menjadikan Indonesia Baru"

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi sudah mengatakan ingin fokus menjadi gubernur sampai masa jabatannya selesai. Ia sekarang tidak tertarik menjadi presiden.

Sementara dalam berbagai survei, nama Jokowi selalu unggul jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain seperti Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto.

Seperti dalam survei Tim Pusat Data Bersatu (PDB) pimpinan Didik J Rachbini. Survei menunjukkan Joko Widodo sebagai capres dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Sebanyak 21,2 persen responden memilih Jokowi dikuntit Prabowo dengan 17,1 persen.

Urutan ketiga diduduki Megawati dengan 11,5 persen disusul Rhoma Irama 10,4 persen. Sedangkan Aburizal Bakrie 9,7 persen, kemudian Jusuf kalla 7,1 persen dan disusul nama-nama lain seperti Mahfud MD, Wiranto, dan Dahlan Iskan.

Dari 13 nama yang dipamerkan sebagai tokoh potensial capres 2014, Jokowi tetap menduduki urutan pertama dengan 21,2 persen. "Prabowo 18,4 persen, Megawati 13,0 persen, Rhoma 10,4 persen, Aburizal Bakrie 9,3 persen, Jusuf Kalla 7,8 persen, dan Wiranto 3,5 persen," jelas Didik J Rachbini di Jakarta, Rabu (6/2).

Sumber : merdeka.com

Cerita mereka yang kapok kritik Jokowi

Cerita mereka yang kapok kritik Jokowi
Jokowi Blusukan. ©2013 Merdeka.com/muhammad sholeh

Ini cerita tentang sosok yang kerap mengkritik Jokowi. Mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, kini enggan mengkritik Jokowi. Rupanya dia jadi bulan-bulanan pendukung Jokowi.

Bang Yos dulu kerap mengkritik Jokowi. Terutama soal gaya blusukan yang disebut Bang Yos bukan tindakan nyata. "Keadaan rakyatnya seperti apa kan sudah tahu. Jadi tak perlu lah action-action (blusukan) seperti itu," kata Bang Yos usai menghadiri acara milad Muhammadiyah di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (18/11).

Kini, Bang Yos tak mau lagi mengkritik Jokowi. "Enggak ah, sudah capek aku kritisi Jakarta," kata Bang Yos di Kantor PKPI, Jakarta, Rabu (6/2).

Bukan tanpa sebab Bang Yos enggan untuk mengomentari kebijakan-kebijakan yang diambil Jokowi. Dirinya mengaku diserang dan dimaki habis-habisan oleh fans pendukung Jokowi. "Saya diserang habis-habisan sama pendukung Jokowi," ungkap Bang Yos.

Tak cuma Bang Yos yang tak lagi mengkritik Jokowi. Ada juga Rhoma Irama.

Dulu, sebelum Pilgub DKI, Rhoma Irama gencar mengkritik Jokowi. Tapi kini, Rhoma kian sering melayangkan pujian untuk Jokowi.

"Jokowi salah satu putra terbaik bangsa tentu bisa membangun jakarta lebih baik," jelas Rhoma, Selasa (8/1).

Dia mengaku mendukung penuh program-program yang telah dilakukan oleh Jokowi, termasuk aksi blusukan yang sering kali menjadi sorotan media.

"Bagus dia bisa merasakan denyut kehidupan di bawah," imbuhnya.

Rhoma juga mendoakan agar warga Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi bisa lebih sejahtera. "Kita doakan agar jakarta lebih baik, saya dukung kepemimpinan jokowi," tegasnya.

Dalam kesempatan ini pula, Rhoma menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali terjadi konflik antara dirinya dengan Jokowi. "Saya tidak pernah berseteru dengan Jokowi termasuk Ahok, jadi ini perlu diluruskan, kemarin yang terjadi pemelintiran isu," tandasnya.

Jokowi sendiri sebenarnya tidak antikritik. Kritikan itu dianggap Jokowi sebagai sebuah masukan.

Sebab, dari kritikan tersebut Jokowi mengaku dapat mengetahui persoalan selama ini. Itu juga yang disampaikan Jokowi saat menerima kritik dari Komisi V DPR.

"Bagus semua masukannya tadi. Pertemuan seperti ini tidak hanya sekali tiga kali, jangan diulang-ulang, harus kerja kongkretnya apa, hulu kerja apa, hilir apa, Dewan mengontrol. Itu baru selesai," kata Jokowi.

Jokowi juga enggan dikuntit media karena takut, blusukannya justru dikira orang pencitraan. "Sudahlah mbok saya jangan diikuti terus, nanti dikira pencitraan. Biarkan saya bebas menemui warga. Biar masyarakat yang menilai kalau ada realitas apakah itu pencitraan atau bukan," tutup Jokowi.

Sumber: merdeka.com