Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 10 November 2012

Jokowi: Bangsa Ini Butuh Orang yang Rela Berkorban

Jokowi: Bangsa Ini Butuh Orang yang Rela Berkorban Soekarto, veteran perang kemerdekaan ziarah ke makam kakaknya pada peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyampaikan, makna Hari Pahlawan Nasional bukan hanya untuk diperingati. Hal itu juga harus dijadikan momentum kesadaran bersama tentang pentingnya pengorbanan seluruh warga negara yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia.

Pahlawan itu orang yang rela berkorban tanpa pamrih, untuk kota, bangsa, dan negaranya.
-- Jokowi

"Pahlawan itu orang yang rela berkorban tanpa pamrih, untuk kota, bangsa, dan negaranya," kata Jokowi seusai menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur, Sabtu (10/11/2012).

Jokowi mengungkapkan, pada masa merebut kemerdekaan, sosok pahlawan adalah mereka yang rela berkorban jiwa dan harta benda. Saat ini meski eranya sudah berbeda, mantan Wali Kota Solo tersebut yakin masih banyak warga Indonesia yang memiliki semangat kepahlawanan luar biasa.

"Ini harus mengingatkan kita semua bahwa negara membutuhkan jasa orang yang rela berkorban, tanpa pamrih, dan tanpa memaksakan kepentingan pribadi. Sekarang banyak juga orang-orang seperti itu," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur. Hadir sebagai pemimpin upacara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Para pejabat lain juga tampak hadir dalam upacara tersebut, seperti Wakil Presiden Boediono, Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, sejumlah petinggi TNI, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, serta para pejabat dan tokoh nasional lainnya.

Setelah menghadiri upacara, Jokowi langsung bertolak menuju Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu Jokowi akan melakukan seremoni pembagian Kartu Jakarta Sehat yang merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

sumber: kompas.com

Nasihat Jokowi agar Usaha Sukses


Nasihat Jokowi agar Usaha Sukses
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat tampil memberikan motivasi di depan ratusan pengusaha, di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Hari ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampil beda. Bukan dari pakaian, gaya rambut, atau aksesori lainnya. Ia tampil beda karena berada di panggung yang tak biasanya.

Setelah hampir sebulan memimpin Ibu Kota, Jokowi selalu disibukkan dengan berbagai rapat dan pertemuan, memimpin upacara, atau rutinitas yang menjadi trademark-nya, yakni blusukan ke kampung-kampung kumuh dan padat penduduk di penjuru Jakarta. Lain dari biasanya, hari ini ia tampil di depan ratusan pengusaha yang menjadi peserta seminar motivator Andrie Wongso. Bukan untuk memberikan arahan atau sosialisasi peraturan baru, tetapi khusus memberikan motivasi dari cerita masa lalunya sebagai pengusaha.

Dalam kesempatan itu, ia bercerita tentang kehidupan masa kecilnya yang akrab dengan kemiskinan. Tinggal di sebuah rumah bersama yang terletak di bantaran sungai di Solo, Jawa Tengah. Jokowi kecil dan orangtuanya sempat pindah beberapa kali, tetapi selalu saja rumahnya berada di dekat sungai.

Cerita loncat ke fase lain di kehidupan Jokowi. Sekitar tahun 1991-1992, ia tengah membangun usaha mebel dan furnitur yang saat itu belum terlalu besar. Modal usahanya waktu itu kira-kira Rp 20 juta. Dengan modal tersebut, Jokowi hanya mampu melakukan ekspor sebanyak satu kontainer per tiga bulan sekali.

Kisah usahanya itu berubah ketika ketekunannya mulai membuahkan hasil. Di tahun yang sama, datang pesanan 18 kontainer dari luar negeri. Setelah melewati perhitungan yang panjang, akhirnya Jokowi memutuskan mengambil peluang tersebut.

"Pesanannya banyak banget, tetapi gimana caranya. Akhirnya saya ajak teman untuk join memanfaatkan peluang. Usaha harus begitu, memberi sinar pada sesama kita," kata Jokowi di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Ia menyampaikan, dalam memulai suatu usaha diperlukan sebuah keberanian. Baginya, tak ada yang perlu ditakutkan untuk menjadi wirausaha, langsung terjun, tentunya setelah memiliki kalkulasi yang jelas. "Nyebur saja sudah, artinya memang keberanian itu nomor satu. Tekun saja dan yakin pintu emas itu pasti ketemu," kata Jokowi yang disambut riuh para peserta seminar.

Setelah menjadi wali kota dan gubernur, pendekatan-pendekatan bisnis itu tetap diterapkannya, termasuk membentuk citra pada produk atau layanan yang diberikan. Dalam sejumlah kesempatan, terutama saat kampanye beberapa waktu lalu, Jokowi kerap mengutarakan agar Jakarta sebaiknya memiliki brand yang bersifat positif, bukan cuma macet dan banjir

sumber: kompas.com

Jumat, 09 November 2012

Jokowi Bagi-bagi Tips ke Rieke Soal Pilgub Jabar

Jokowi Bagi-bagi Tips ke Rieke Soal Pilgub Jabar
Jokowi Kunjungi Gubernur Jawa Barat - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat kunjungan ke Kantor Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2012). Kunjungan ini dilakukannya untuk membahas kelanjutan penanganan bersama masalah transportasi, busway, serta banjir di wilayah perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Duet Rieke Diah Pitaloka dengan Teten Masduki sudah hampir nyata untuk maju dalam bursa Pilgub Jawa Barat, yang akan dilakukan pada 2013. Sebagai sesama kader PDI-Perjuangan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) pun punya saran tertentu buat rekannya itu terkait strategi kampanye.

"Ya, bisik-bisik sudah dong, ketemu terus. Tapi ya bisik-bisik masak disampaikan. Ini kan masalah strategi," ujar Jokowi saat mengikuti acara penandatanganan kerja sama sosialisasi empat pilar di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (8/11/2012).

Saat didesak soal saran-saran yang diberikannya, Jokowi pun membocorkan bahwa sarannya ke Rieke tidak jauh berbeda dengan gaya kampanye yang dilakukannya saat di Jakarta.

"Agak-agak mirip. Karena wilayahnya lebih besar, tentu ada modifikasi-modifikasi," ucap mantan Wali Kota Solo ini.

Jokowi menilai bahwa pengusungan Rieke-Teten sudah menjadi pilihan dari Dewan Pimpinan Pusat PDI-Perjuangan. Mekanisme sudah dilakukan sebelum akhirnya partai berlambang Banteng ini mengusung keduanya dalam Pilgub Jawa Barat 2013.

"Yang penting itu sudah dari survei keinginan dari masyarakat di Jawa Barat," katanya lagi.

PDI-P akhirnya memutuskan tidak berkoalisi dalam Pilgub Jawa Barat 2013. PDI-P memutuskan mengusung pasangan calon Rieke-Teten tanpa koalisi lantaran sudah memiliki kursi yang cukup.

Rieke merupakan anggota Komisi IX DPR bidang ketenagakerjaan, sementara Teten adalah sosok penggiat korupsi. Pencalonan Teten ini sempat mengundang kontroversi lantaran sebelumnya Partai Gerindra sempat merapat ke Teten. Namun, Teten akhirnya memilih berduet dengan Rieke tanpa menyertakan Partai Gerindra.

Sumber : kompas.com

Jokowi-Ahok tolak rancangan anggaran Disdik DKI Rp 85 M

Jokowi-Ahok tolak rancangan anggaran Disdik DKI Rp 85 M

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak rancangan anggaran dan program kerja yang diajukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, tahun anggaran 2013. Sebab ada 177 program dengan biaya sekitar Rp 85 miliar yang dianggap pemborosan.

"Itu ada 177 program menghabiskan anggaran Rp 85 miliar untuk tahun 2013 harus dipangkas," kata Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Jumat (9/11).

Ahok menerangkan jika gubernur Joko Widodo (Jokowi) menginginkan supaya Disdik DKI lebih fokus pada pemberian jaminan pendidikan seluruh warga miskin Jakarta. Pemprov DKI berharap ke depan tidak ada lagi kasus siswa ditolak masuk ke sekolah swasta, hanya karena keterbatasan ekonomi dan prestasi yang minim.

"Harusnya uangnya difokuskan ke situ kan," kata dia.

Dengan ditolaknya rancangan anggaran dan program kerja Disdik DKI Jakarta, diharapkan pendidikan Jakarta fokus terhadap empat hal. Yakni akses pendidikan untuk warga miskin, kualitas pendidikan, sarana dan prasarana, dan mengatasi tawuran yang identik dengan kekerasan.

"Tugas saya soal pangkas memangkas nanti," terangnya.

Sumber : merdeka.com