Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Kamis, 01 Agustus 2013

Kisah Ahok yang Percaya Diri dan `Pembekingnya`

Kisah Ahok yang Percaya Diri dan `Pembekingnya`
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Liputan6.com/Danu Baharuddin)

Di antara banyaknya 'musuh' yang menghadang, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak lantas ciut. Pria yang akrab disapa Ahok itu tetap teguh mempertahankan kebijakan-kebijakan Pemprov DKI yang diluncurkan demi menertibkan kesemrawutan Ibukota. Apalagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan akan pasang badan demi Ahok.

Sejak sebelum duduk sebagai DKI 2, Ahok sudah mempersiapkan mentalnya. "Dari masuk Jakarta, saya udah pede (percaya diri)," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (1/8/2013).

Dulu sebelum digandeng Prabowo, Ahok adalah kader Partai Golkar. Meskipun Ahok kader dari partai lain, Gerindra bisa memberikan mantan Bupati Belitung Timur itu kepercayaan hingga mempu duduk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Hal inilah yang berbekas di hatinya. Apalagi saat itu dirinya juga belum tentu bisa mencalonkan diri karena jumlah kursi yang belum cukup.

"Pak Prabowo dari dulu dukung saya. Waktu tawarin saya masuk DKI kan itu, berani nggak Pak Ahok masuk? Nanti dipecat dari partainya (Golkar). Tapi tugas negara nih, dan kita bilang mau melakukan perlawanan ini," ucapnya.

"Dari dulu memang mendukung, kalau nggak dukung, nggak mungkin ngajak saya dong," ujar Ahok bangga.

Prabowo Subianto melalui akun Facebook-nya menyatakan siap pasang badan untuk Ahok. Mantan menantu Soeharto ini mendukung Ahok untuk menciptakan pemerintahan yang membela rakyat.

"Saya sampaikan: Selama saudara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjuang mewujudkan pemerintahan yang membela rakyat, pemerintahan yang tidak tunduk dan melawan para koruptor, para perampok, para penjahat, dan para penjebol uang rakyat, maka selama itulah saya, Prabowo Subianto, bersedia pasang badan mendukung perjuangan Ahok. Selama niat kita tulus, selama niat kita bersih, selama niat kita bukan untuk memperkaya diri, saya yakin Allah SWT bersama segenap rakyat Indonesia mendukung perjuangan kita," tulis Prabowo.

Sumber: liputan6.com

Selasa, 30 Juli 2013

Jokowi pusing PKL di Pasar Minggu kembali marak

Jokowi pusing PKL di Pasar Minggu kembali marak
Jokowi. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) geram dengan apa yang dilihatnya saat blusukan di Pasar Minggu. Jokowi kaget masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di pinggir jalan.

"Bobol, kebobolan kita. Saya kaget kalau tadi ternyata ramai lagi. Padahal sebelumnya saya lihat di situ bersih, gimana mau turun repot nanti," ujar Jokowi usai buka puasa bersama wartawan di rumah dinasnya, Jakarta, Senin (29/7).

Jokowi berjanji selepas Lebaran Jakarta bersih dari para PKL. "Harusnya bersih itu harus dipertahankan, sekali terlambat nanti repot. Nanti ke depannya 6 bulan tungguin seperti itu pasti tidak keluar dan itu harus dijaga," tandasnya.

Menurut Jokowi , salah satu alasan PKL memilih berdagang di sembarang tempat karena konsumen akan lebih mudah menjangkau. Namun, hal itu malah mengganggu ketertiban umum, karena akan menimbulkan kemacetan akibat konsumen asal memarkir kendaraannya.

Jokowi lantas menyalahkan Satpol PP karena kurang tegas terhadap para PKL. "Kita akan menerapkan manajemen penjagaan lapangan semua yang ingin berdagang di dalam dan pembeli juga dan sekali ada salah satu pedagang yang keluar iya yang lain ikutan, Satpolnya kurang tegas," katanya.

Jokowi mengatakan, pemindahan PKL yang dilakukannya bukan untuk menzalimi mereka. Sebab, dia telah menyediakan tempat yang tepat bagi para PKL untuk berdagang.

"Kita tidak menggusur hanya memberi solusi, kalau gusur itu gak ada solusi ini ada solusinya dan yang sudah mendaftar di Tanah Abang Blok G sudah 300 dan sisanya 300 lebih," tegasnya.

Sumber: merdeka.com

Ternyata Jokowi pernah penjarakan 4 PKL di Solo

Ternyata Jokowi pernah penjarakan 4 PKL di Solo
Jokowi dan Marzuki Ali mengisi kuliah Sespimti Polri. ©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman


Nama Joko Widodo mulai moncer saat menjabat wali kota Solo. Salah satu penyebabnya, pria bertubuh kurus itu dianggap mampu menyelesaikan masalah pedagang kaki lima (PKL) di kota batik itu dengan humanis tanpa kekerasan.


Tapi ada lain yang rupanya tak banyak diketahui orang dari sosok Jokowi. Pria klimis ini ternyata juga pernah galak pada PKL di Solo. Saking galaknya, PKL yang ngeyel ditertibkan itu dia penjarakan.

"Ada satu rahasia Pak Jokowi. Tadi saya tanya sama beliau. Pak, bapak kan terkenal baik sama PKL, negosiasi-negosiasi terus sampe berhasil. Saya nggak percaya, namanya pedagang, orang nih ngelunjak, pingin modal kecil tapi untung besar," cerita Ahok menirukan pertanyaan ke Jokowi.

"Sambil senyum-senyum dia (Jokowi) bilang gini, saya waktu baru jadi wali kota Solo enam bulan, saya pidanain empat orang PKL. Dia ngomong gitu," tambah Ahok menirukan ucapan Jokowi.

Perbincangan Jokowi dan Ahok itu terjadi saat rapat pimpinan rutin, pagi tadi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/7).

Jokowi mengaku empat orang PKL itu dipenjarakannya selama tiga bulan. "Walaupun itu tipiring (tindak pidana ringan), ya tiga bulan juga lumayan kata beliau, kan tiga bulan juga bikin kapok," ujarnya.

Ahok menilai tindakan Jokowi itu cukup tepat sebagai peringatan. Bahwa manusia yang baik wajib taat aturan.

"Kita manusiawi tapi kamu bukan berarti boleh nginjek hukum. Anda salah ya salah, jangan ngelunjak, makanya dulu saya marahkan," tegas pria berkacamata ini.

Ahok berharap sikap keras kepala PKL di Jakarta tak sampai terulang seperti di Solo. Dia meminta pedagang menaati aturan.

"Negara nggak boleh kalah dengan preman mana pun dan harus tegakkan. Gitu juga ini (PKL) sama, lama-lama minta di mal aja dagangnya," sindir Ahok.

Sumber: merdeka.com

Open House ala Jokowi, blusukan ke rumah warga saat Lebaran

Open House ala Jokowi, blusukan ke rumah warga saat Lebaran
Jokowi di Pintu Air Manggarai. ©2013 Merdeka.com

Sudah menjadi tradisi para pejabat di negeri ini menggelar 'open house' saat Hari Raya Idul Fitri. Bagaimana dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi )?

Mantan wali kota Solo itu mengaku akan bersilaturahmi dengan masyarakat. Jokowi akan blusukan menemui warga pada hari pertama dan kedua Lebaran.

"Open House jadi untuk rakyat hari pertama dan hari kedua juga. Saya yang kemasyarakat loh ya, bukan saya nunggu di sini gak. Saya yang datang ke masyarakat," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/7).

Namun demikian, Jokowi mengaku tidak akan melakukan kebiasaannya saat blusukan yakni membagi-bagikan hadiah ke warga. Jokowi tidak akan memberi sembako ke warga saat Lebaran nanti.

"Waduh, Lebaran bagi sembako. Jadi nanti salat Idul Fitri di Istiqlal bareng presiden, kemudian dengan PNS di Balai Kota. Trus kemasyarakat," pungkasnya.

Sumber: merdeka.com