Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Selasa, 11 Desember 2012

Basuki Serius Ancam Potong Tunjangan PNS

Basuki Serius Ancam Potong Tunjangan PNS
Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam sebuah rapat membahas larangan merokok di Jakarta, Selasa (11/12/2012), di Balaikota Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku serius dengan rencananya memotong tunjangan kesejahteraan daerah (TKD) pada semua PNS yang terbukti melanggar aturan dilarang merokok. Suka atau tidak, aturan itu akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Kita cuma minta jangan merokok di dalam ruangan. Bukan soal kasihan atau enggak, kasihan itu kalau membagi racun sama yang enggak merokok," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (12/12/2012).

Saat ditanya tentang upaya penambahan fasilitas untuk para perokok, Basuki menjawab hal itu belum menjadi pikirannya. Pasalnya, ia menilai aktivitas merokok sangat mengganggu masyarakat lain, asap rokok akan tetap menyebar walaupun dibuat ruangan khusus perokok.

"Kenapa pesawat bisa bebas asap rokok? Saya bukan antirokok, tapi saya akan ladeni perdebatan kalau di pesawat sudah boleh merokok," ujarnya.

Basuki memang serius mewujudkan Jakarta bebas asap rokok. Keinginan itu diimbangi dengan ancaman sanksi yang tegas pada semua pelanggarnya.

Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 50/2012 tentang Kawasan Dilarang Merokok diperkuat dengan draf yang baru akan dirancang. Penguatan diakukan karenaa Pergub yang ada dinilai belum optimal implementasinya.

Ada beberapa usulan yang bakal asuk dalam draf tersebut. Pertama adalah ancaman pencabutan satu bulan tunjangan kesejahteraan daerah (TKD) untuk semua PNS di Jakarta yang tertangkap atau terbukti merokok dalam zona dilarang merokok.

Ancaman tersebut diusulkan karena selama ini sanksi yang terkandung dalam Pergub 50 rentan digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Pasalnya, Pergub tersebut mengancam penurunan pangkat pada PNS yang kedapatan merokok di tempat-tempat umum.

Jumlah TKD terendah adalah Rp 2,9 juta per bulan. Untuk swasta, sanksi serupa juga terancam didapatkan pengelola gedung apabila lemah dalam mengawasi aktivitas perokok. Tak sampai di situ, pengusaha angkutan umum juga akan terkena dampaknya.

Meski belum diputuskan, ancaman sanksi untuk pengelola gedung adalah menunda IMB, dan menunda perpanjangan KIR untuk angkutan umum.

Sebagai informasi, berdasarkan survei Yayasan Lembagan Konsumen Indonesia (YLKI), 50 persen mal dan perkantoran di Jakarta masih melanggar aturan, dan 98 persen hotel serta restoran juga masih belum melaksanakan Pergub 50/2012 tersebut.

Merujuk pada hasil survei Swisscontact Indonesia, sebuah LSM yang tergabung dalam koalisi masyarakat anti asap rokok, terungkap bahwa baru 15.000 lokasi yang manut pada aturan dilarang merokok dari jumlah yang diharapkan mencapai 50.000 lokasi. Bahkan Swisscontact Indonesia mencatat tingkat ketaatan kawasan di DKI Jakarta masih sangat rendah. Hanya 43 persen kawasan pendidikan yang taat, kantor swasta 40 persen, kantor pemerintah 42 persen, tempat ibadah 44 persen, kesehatan 63 persen, dan angkutan umum 0 persen.

Sumber : kompas.com

Minggu, 09 Desember 2012

Jajak Pendapat: Jokowi Paling Layak Memimpin Bangsa

Jajak Pendapat: Jokowi Paling Layak Memimpin Bangsa
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat akan melakukan pertemuan dengan lurah, camat, wali kota, dan bupati se-DKI Jakarta di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012). Gubernur mengumpulkan lurah, camat, wali kota, dan bupati seluruh Jakarta untuk menjelaskan fungsi para pejabat pemprov tersebut bagi masyarakat dan cara-cara melayani warga.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meraih suara terbanyak dalam jajak pendapat kategori "Anak Bangsa yang Layak Memimpin Bangsa" yang dilakukan oleh tabloid The Politic dari Kelompok Media Peluang. Jokowi mengalahkan sejumlah tokoh penting lain, termasuk Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan.

Nama Jokowi dipilih oleh 34,42 persen responden. Ia mengungguli nama-nama lain, termasuk Dahlan Iskan, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto, dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Dahlan meraih 20 persen suara atau yang terbanyak setelah Jokowi, Prabowo meraih 14,42 persen, dan Jusuf Kalla mendapatkan 9,07 persen. Sisanya sebesar 22 persen lebih diperoleh dari sejumlah tokoh lain.

Pemimpin Kelompok Media Peluang (KMP) Nanik S Deyang mengatakan, jajak pendapat tersebut dilakukan sejak awal  2012. Jajak pendapat itu juga dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya tokoh lain yang belum muncul dalam polling pertama.

"Kami akan terus melanjutkan polling ini untuk mengetahui harapan masyarakat kepada para tokoh yang sudah dipilih oleh masyarakat," kata Nanik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/12/2012).

Sementara itu, budayawan Atilla Soerjadjaja menerima penghargaan kategori Bidang Budaya. Atilla terpilih sebagai Tokoh yang Sangat Peduli Memajukan Kebudayaan Bangsa. Atilla dinilai sangat sukses mengedepankan sendratari tradisional Matah Ati ke kancah internasional. "Ibu Atilla juga banyak mendapatkan penghargaan budaya dari dunia internasional," ujar Nanik.

Selain itu, beberapa tokoh yang dinilai sangat peduli untuk memajukan bangsa, antara lain, Arswendo Atmowiloto dan Butet Kartaredjasa. Dalam Bidang Sosial, tokoh yang dianggap sangat peduli dan membantu masyarakat miskin adalah Santhi M Serad, Lia Chandrasari, dan Ani Kusuma Dewi.

  Sumber :Antara


Jokowi: Kita Harus Berani Merombak Sistem

Jokowi: Kita Harus Berani Merombak Sistem
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membeberkan siasatnya dalam memerangi praktik korupsi. Menurut dia, dua hal fundamental yang harus dilakukan untuk menekan korupsi, yakni membenahi sistem dan sumber daya manusia  sebagai eksekutor di lapangan.

Saat menghadiri peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Monas, Jakarta, Minggu (9/12/2012), Jokowi menyampaikan, segala sistem yang memungkinkan terjadinya korupsi harus dibenahi. Kalau dipandang perlu, sistem bisa dirombak demi menutup celah yang mendorong seseorang melakukan korupsi.

"Kita harus punya keberanian merombak sistem agar lebih baik. Kalau belum ada, ya, dibangun. Kalau sudah ada tetapi buruk, ya, dibenahi," kata Jokowi.

Salah satu sistem yang kerap disampaikannya dalam sejumlah kesempatan adalah membangun transparansi. Misalnya, ia pernah berjanji untuk membuka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui pamflet atau poster yang ditempel di tiap kelurahan, kecamatan, dan kerumunan warga.

Ia juga pernah menyampaikan membenahi sitem pembayaran dan pengelolaan pajak secara online. Tujuannya, untuk melibatkan semua pihak dalam hal pengawasan kebijakan.

"Ini dibuka supaya ada transparansi dan keterbukaan. Nantinya hal ini akan memaksa birokrasi kita menuju sebuah kejujuran," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Kiat Jokowi Perangi Korupsi di Pemprov DKI Jakarta

Kiat Jokowi Perangi Korupsi di Pemprov DKI Jakarta
Dari kiri ke kanan : Ketua KPK Abraham Samad, Menkumham Amir Syamsudin, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tengah berbincang di peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, di Monas, Minggu (9/12/2012).

Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang digelar di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (9/12/2012), ditandai dengan pernyataan bersama sejumlah tokoh untuk memerangi korupsi. Ikut serta dalam pernyataan bersama itu adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bagaimana cara Jokowi mencegah dan memberantas korupsi di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

Dijumpai di sela-sela peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Jokowi membeberkan siasatnya dalam upaya memerangi kejahatan luar biasa tersebut. Ia mengatakan, hal utama yang harus dilakukan adalah membenahi sistem tata pemerintahan dan birokrasi di wilayahnya. Sejumlah kekurangan yang ada ditutup dengan sistem-sistem baru, misalnya dengan mengoptimalkan penggunaan sistem internet (online) demi membangun budaya transparan yang dapat diakses warga Jakarta.

"Benahi sistem, misalnya untuk pajak, mulai tahun depan kita online-kan. Pajak restoran, hotel, semuanya," kata Jokowi.

Selain itu, menurutnya, sumber daya manusia (SDM) di lembaga pemerintahan daerah harus dibenahi dan diperkuat. Sebab, pencegahan dan perang melawan korupsi hanya dapat dilakukan dengan sistem baik yang dijalankan oleh SDM yang kredibel. SDM kredibel itulah yang nantinya akan diberdayakan Jokowi untuk melakukan pengawasan di seluruh sektor, baik birokrasi pemerintahan maupun proyek-proyek yang dilakukan di lapangan.

"Yang paling penting benahi sistem dan SDM-nya, pasti semua akan lebih baik. Kita harus benahi, tanpa itu semuanya jadi enggak berguna," ujarnya.

Sumber : kompas.com