Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri-kanan) duduk bersama dalam acara perayaan HUT ke-41 PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menganggap peristiwa dia mencium tangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab, itu merupakan bagian dari etika kesantunan anak muda kepada yang lebih senior.
"Kepada Ibu Mega, sebagai senior yang lebih tua dari saya, saya kira kewajiban kita untuk melakukan seperti itu," ujar Jokowi, saat ditemui di Pintu Air Karet, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2014) siang.
Menurut Jokowi, budaya cium tangan adalah bagian dari budaya Indonesia, pun budaya Jawa. Namun, ia mengatakan, hal itu sudah banyak dilupakan masyarakat.
Jokowi mengatakan, sikap seperti itu tidak hanya dilakukannya kepada Megawati, tetapi juga kepada orangtuanya. Dia juga pernah mencium tangan Gubernur Jawa Tengah saat itu, Bibit Waluyo, dalam acara serah terima dan pelantikan Wali Kota Surakarta.
Jokowi berharap tidak ada penafsiran lain atas momen tersebut. Ia beranggapan, banyaknya tafsiran mungkin karena banyak orang yang sudah tidak pernah melakukan budaya tersebut.
"Ya, karena itu enggak pernah melakukan. Modern, kebarat-baratan," ujar Jokowi seraya tertawa.
Momen Jokowi mencium tangan Megawati terjadi di sela-sela HUT ke-41 PDI Perjuangan, Jumat (10/1/2014). Jokowi meminta agar hal tersebut dilihat sebagai hal yang wajar. Ia berharap sikapnya itu tidak dipandang dari perspektif politis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar