Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 16 Februari 2013

Plt wali kota Jaksel tiru blusukan ala Jokowi

Plt wali kota Jaksel tiru blusukan ala Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melantik Syamsuddin Noor sebagai pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Selatan. Hari ini, Syamsuddin melakukan blusukan ke daerah rawan banjir di Jalan Pulo Raya III kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran baru, Jakarta Selatan.

Pengganti Anas Effendi ini mengatakan blusukan merupakan kegiatan yang musti dilakukan. Sebagai pelaksana program Pemprov DKI, sudah seharusnya terjun ke lapangan.

"Kita harus melihat, bagaimana kita sebagai penari harus mengikuti musik. Kita sebagai orang wilayah, menjalankan program ya terjun ke lapangan juga," kata Syamsuddin di Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan, Minggu (17/2).

Syamsuddin datang sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan mengenakan baju polo berwarna oranye, Dia memantau langsung upaya bersih-bersih sampah sisa banjir.

Selain mengerahkan masyarakat setempat, Syamsuddin juga meminta bantuan dari personel TNI dan sejumlah ormas untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan.

Selain di Kelurahan Petogogan, hari ini Syamsuddin juga blusukan di Kelurahan Cipulir dan ke Kelurahan Rawajati.

"Kita juga mengupayakan memaksimalkan untuk memenuhi program-program dan tugas rutinitas yang ada diisi, jangan sampai kosong pembangunannya. Jadi sebelum ada pejabat yang ditujuk sebagai wali kota, jangan sampai tidak ada kerjaannya," ujarnya.

Sebagai pejabat Plt, Syamsuddin mengatakan tidak akan merombak atau merotasi struktural di wali kota Jakarta Selatan.

"Saya sebagai pejabat Plt tidak berwenang merotasi," katanya.

Sumber: kompas.com

Jokowi: Perubahan Jabar Ada di Tangan Rieke


Calon Gubernur Jawa Barat Rieke Diah Pitaloka bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo duduk berdampingan di kereta Argo Parahyangan menuju Bandung. Jokowi akan menghadiri kampanye akbar Rieke-Teten di Cicalengka, Bandung, Sabtu, (16/2/2013).

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat periode 2013-2018, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki melakukan kampanye terbuka di Lapangan Simpang Parakamuncang, Jalan Raya Rancaekek, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/2/2013).

Dalam kampanye terbuka itu,  Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang juga mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut menjadi juru kampanye untuk memenangkan pasangan "Paten".  Selain itu, ada juga Wakil Gubernur Banten Rano Karno dan beberapa petinggi partai dan pejabat lainnya.

Teten Masduki mengatakan, kedatangan Megawati dan Jokowi memang untuk membantu "Paten" agar sukses di Pilkada Jabar 2013. "Jadi kami berdua memang sejalan dengan apa yang menjadi misi Pak Jokowi untuk perubahan Indonesia. Kami akan mulai dari Jakarta, kemudian di Jabar, perubahan ini semuanya kami lakukan untuk Indonesia seluruhnya," ujar Teten.

Sementara, Jokowi dan Megawati mengungkapkan dukungan penuh kepada "Paten" untuk memimpin Jabar. "Kami percaya, perubahan Jabar itu, ada di tangan Teh Rieke dan Kang Teten," kata Jokowi.

Sementara itu, dalam orasinya, Rieke kembali mengenalkan "Kartu Jabar Bangkit". Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, kartu ini akan memudahkan semua kebutuhan rakyat, terutama rakyat yang miskin. Salah satunya mempermudah pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi rakyat yang tidak mampu.

"Dengan kartu ini, tidak ada rakyat yang tidak bisa masuk rumah sakit karena tidak punya uang. Dengan kartu ini tidak ada rakyat miskin yang tidak bisa sekolah, bahkan sampai perguruan tinggi sekalipun," teriak Rieke dalam orasinya di hadapan ribuan simpatisan Paten.

"Anak petani, anak tukang ojeg, anak pedagang dan semuanya berhak mendapatkan pendidikan yang layak, anak-anak di Jabar ini semuanya bisa mendapatkan gelar sarjana," teriak Rieke.

Perkataan Rieke itu, disambut meriah oleh ribuan simpatisan yang hadir di lapangan tersebut. "Hidup Megawati, hidup Jokowi, hidup Rieke, hidup Teten," teriak mereka.

Sumber: merdeka.com

Jokowi, Rieke, dan Teten Diserbu Simpatisan di Stasiun Bandung



Calon Gubernur Jawa Barat Rieke Diah Pitaloka bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo duduk berdampingan di kereta Argo Parahyangan menuju Bandung. Jokowi akan menghadiri kampanye akbar Rieke-Teten di Cicalengka, Bandung, Sabtu, (16/2/2013).

Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, yang didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diserbu pendukungnya saat turun dari KA Parahyangan di Stasiun Bandung, Sabtu (16/2/2013) pada pukul 14.07 WIB.

Pasangan Rieke-Teten berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta, sekitar pukul 08.00 WIB, tetapi rombongan mereka berhenti untuk blusukan sekaligus berkampanye di stasiun-stasiun yang dilewati sepanjang perjalanan Jakarta-Bandung.

"Iya, lama tibanya, Pak Jokowi, Bu Rieke, dan Pak Teten banyak di-door stop, belum lagi mereka berhenti dulu di berbagai stasuin perjalanan menuju Bandung," kata salah satu anggota tim pemenangan pasangan yang menggunakan nama Paten tersebut.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarno Putri telah tiba di lokasi kampanye terbuka di Lapangan Simpang Parakamuncang, Jalan Raya Rancaekek, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Setibanya di Stasiun Bandung, trio Rieke-Teten dan Jokowi langsung menuju lokasi kampanye.

Sumber: merdeka.com

Kamis, 14 Februari 2013

Nazaruddin minta Jokowi bantu gantung Anas di Monas

Nazaruddin minta Jokowi bantu gantung Anas di Monas

Tugas Jokowi membenahi Jakarta sudah seabrek. Dari mengatasi macet, menghadapi banjir, hingga memberesi kumuhnya Jakarta. Kini bahkan terpidana kasus korupsi Wisma Atlet M Nazaruddin juga meminta bantuan Jokowi. Hal ini kaitannya dengan tudingan Nazaruddin pada Anas.

Masih ingat dengan janji Anas yang siap digantung di Monas jika tersangkut korupsi?

"Sepeser saja Anas korupsi Hambalang, Anas siap digantung di Monas," ujar Anas beberapa waktu lalu.

Kini Nazaruddin menagih janji itu. Mantan Bendahara Partai Demokrat itu begitu yakin Anas tersangkut korupsi.

"Suruh saja pak Jokowi sekarang bersih-bersih Monas, nanti mana tahu ada orang yang digantung kan, jadi Monas nya sudah bersih kan," ujar Nazaruddin di Gedung KPK, Kamis (14/2).

Menanggapi permintaan Nazaruddin, Jokowi hanya tertawa. Dia menjelaskan Monas sudah setiap hari dibersihkan.

"Wong itu setiap hari sudah dibersihin oleh dinas kebersihan," kata Jokowi sembari tertawa terpingkal-pingkal di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/2).

Jokowi mengaku kaget mengapa dia yang disuruh membersihkan Monas. Beberapa kali Jokowi meminta penjelasan kepada wartawan perihal permintaan Nazaruddin tersebut.

"Kok yang disuruh saya," ujarnya.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah mengambil alih kepemimpinan Demokrat dari Anas. SBY menyarankan Anas konsentrasi pada masalah hukum di KPK. Beberapa waktu lalu beredar surat perintah penyidikan yang menyebutkan Anas sudah menjadi tersangka. Tetapi KPK membantahnya. Begitu pula kuasa hukum Anas.

Akankah Anas benar-benar digantung di Monas?

Sumber : merdeka.com