Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 29 Desember 2012

5 Gebrakan fenomenal Jokowi-Ahok di 2012

5 Gebrakan fenomenal Jokowi-Ahok di 2012

Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dinyatakan menang dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa lalu. Tepat tanggal 15 Oktober lalu, keduanya resmi dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Sejak masa kampanye, mereka sudah berjanji memberikan warna baru untuk birokrasi di lingkungan Pemprov, maupun kota Jakarta pada umumnya. Dengan tiga visi utamanya, yakni transparansi anggaran, peningkatan pelayanan dan penghematan, kedua pria yang dikenal dengan sapaan Jokowi dan Ahok optimis akan membawa Jakarta baru.

Satu hari setelah pelantikan dilaksanakan, keduanya langsung melakukan gebrakan. Kebekuan birokrasi mereka pecahkan. Hal-hal yang dianggap tak becus dibereskan.

Jokowi memilih banyak bertugas di luar kantor. Dia memantau kondisi di lapangan. Sedangkan Ahok lebih banyak berkutat di lingkungan Pemprov mengatur anak buahnya yang selama ini terlalu dimanjakan.

Sambil mengatur birokrasi dan membenahi anak buah yang malas, keduanya terus merancang program kerja mereka untuk lima tahun ke depan selama memimpin Jakarta.

Berikut lima gebrakan fenomenal yang dilakukan Jokowi dan Ahok selama dua bulan setengah masa kerja.

1. Blusukan ke daerah titik masalah

Sehari setelah dilantik, Gubernur Joko Widodo langsung meninjau ke daerah-daerah bermasalah. Misalnya pemukiman kumuh dan padat penduduk, serta kali-kali yang disesaki sampah.

Dengan gaya andalannya kemeja putih, celana kain hitam dan sepatu kets, Jokowi menggedor perkampungan warga bersama jajaran SKPD. Pasar-pasar juga dia kunjungi.

Bahkan saat Jakarta terendam banjir beberapa waktu lalu, dia tak canggung nyebur ke kolam dadakan di pemukiman warga. Pernah juga dia ikut hujan-hujanan bersama warga.

Dengan sistem turun langsung ke lapangan, Jokowi bisa melihat solusi apa yang tepat untuk mengatasi masalah di daerah itu. Sehingga anggaran yang disediakan tepat guna.

Banyak yang menilai gaya blusukan Jokowi tak efektif. Tapi pria kelahiran Solo itu tak mau ambil pusing.

"Ya kerja yang benar itu begini," kata Jokowi.

2. Benahi kinerja PNS

Karena berbagi tugas dengan atasannya, Ahok lebih banyak mengatur dan memantau kinerja PNS. Sehari setelah dilantik, dia mengadakan sidak ke ruangan Badan Kepegawaian Daerah dan beberapa ruangan lainnya di lingkungan Pemprov.

Mulai dari cara berpakaian, absen hingga ruangan dan waktu rapat dia koreksi. Fasilitas-fasilitas yang seharusnya ada tapi belum dibangun, dia minta segera direalisasikan. Seperti ruangan menyusui.

Ahok juga ingin antar semua SKPD terhubung online dengan dirinya. Tujuannya untuk memudahkan bertukar informasi. Ahok juga minta semua lini dipasang CCTV yang terpusat di ruang kerjanya agar tak ada lagi PNS yang datang kemudian duduk, atau datang kemudian cabut.

Satu perintah tegas Ahok yang membuat anak buahnya sedikit gerah adalah semua rapat harus diliput humas. Setelah itu, video rekaman rapat diupload ke Youtube. Dengan begitu, publik tahu apa yang menjadi pembahasan mereka.

"Kita mau transparan," kata Ahok.

3. Kartu Jakarta Sehat

Program ini salah satu dari empat program unggulan Jokowi dan Ahok. Dengan memegang kartu ini, warga Jakarta bisa berobat gratis.

Kartu ini beda dengan Jamkesda. Sebab, ini diberikan untuk semua lapisan masyarakat. Sedangkan Jamkesda hanya untuk pasien miskin.

Warga yang ingin berobat cuma membawa kartu sakti ini tanpa perlu membawa embel-embel tanda pengenal lainnya. Kalaupun dia belum memegang kartu, maka sementara waktu bisa menjadikan KTP sebagai bukti dia warga Jakarta. Hanya saja, yang telah memiliki kartu akan lebih mudah dikedatangan berikutnya, karena rekam medis pasien secara otomatis tersimpan di kartu itu.

Untuk tahap awal, 3.000 kartu telah dilempar ke warga di enam kelurahan. Targetnya keseluruhan program ini adala 4,7 juta warga bisa berobat gratis. Untuk tahun 2013 ini, Pemprov menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun sebagai klaim asuransi pasien.

4. Kartu Jakarta Pintar

Kartu ini hampir sama dengan kartu sehat. Bedanya, Kartu Jakarta Pintar dibuat untuk membantu siswa kurang mampu agar tetap bersekolah.

Dulu, bantuan untuk siswa dipegang pihak sekolah. Rupanya cara demikian rawan disalahgunakan. Maka itu Jokowi mengubah konsep dengan cara langsung memberikan pada siswa lewat sistem menabung.

Tahap pertama, 3.008 kartu pintar diluncurkan di dua lokasi yakni di SMA Yappenda sebanyak 1.657 dan 1.066 di SMA Paskalis Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tanggal 1 Desember lalu. Secara keseluruhan, KJP akan dibagikan kepada 3.75.539 peserta didik dari 1.085 SMA dan SMK se-DKI Jakarta.

Nantinya, setiap siswa pemegang KJP mendapat uang operasional sebesar Rp 400.000 per bulan. Selain itu, siswa juga mendapat uang personal sebesar Rp 240.000 per bulan.

Tapi, angka itu tidak diberikan tiap bulannya. Untuk Jakarta Pusat dan Jakarta Utara akan diberikan tiap per tiga bulan sekali. Sedangkan untuk Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kabupaten Kepulauan Seribu diberikan per enam bulan sekali.

KJP diperuntukkan sebagai biaya personal seperti transport, buku, sepatu, baju sekolah. Bentuknya KJP seperti ATM Bank DKI. Untuk sekolah negeri berwarna platinum dan sekolah swasta berwarna silver

5. Pajak online

Pendapatan DKI selama ini mengalami banyak kebocoran. Alhasil nilai yang masuk ke kas daerah tak sebesar pendapatan yang dihasilkan.

Mencegah hal itu terulang, Jokowi akan menerapkan pajak online. Dengan sistem ini dia berharap niat menyelewengkan pajak bisa berkurang dan pendapatan DKI bertambah.

Sistem ini mulai berlaku Januari 2013. Semua pendapatan daerah seperti dari pajak restoran, parkir, hotel, reklame akan menggunakan sistem online. Hal ini dilakukan agar tidak ada kebocoran-kebocoran pendapatan yang diterima Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Semuanya akan kita online seperti pajak hotel, pajak restoran, reklame, parkir, dan kami yakin dengan adanya ini akan naik berkali lipat nanti," kata Jokowi

6. Bina Narapidana

Saat bertemu dengan Dirjen Lapas Kemenkum HAM, Sihabudin, Ahok menyampaikan usulan soal pembangunan lembaga pemasyarakatan (lapas). Dia menwarkan tanah milik pemda yang berada di Tangerang.

"Pemda Jakarta memiliki tanah 100 hektar di Tangerang untuk tempat sampah. nanti tempat itu akan dibangun lapas untuk Jagodetajur," kata Ahok.

Menurut Ahok, rencana pembangunan lapas bukan hal baru. Saat Sutiyoso menjabat sebagai gubernur DKI, rencana tersebut sudah berkali-kali mencuat ke permukaan, namun belum sempat dilaksanakan.

"Mudah-mudahan rencana ini segera direalisasikan untuk membina narapidana kalau sudah keluar, sudah menjadi baik. Nanti anggaran bisa dibuat dari APBN dan APBD digabung," janji Ahok.

Sumber : merdeka.com

5 Proyek ambisius Jokowi - Ahok

5 Proyek ambisius Jokowi Ahok

Ada banyak proyek besar yang belum bisa dijalankan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sampai di penghujung tahun ini. Dua bulan lebih menjadi gubernur belum cukup bagi Jokowi untuk memutuskan mega proyek di Jakarta.

Jokowi berjanji, mulai tahun 2013 ia akan memutuskan proyek-proyek besar. Proyek-proyek itu nantinya diharapkan bisa mengatasi persoalan Jakarta seperti banjir, macet, pendidikan, kesehatan, dan tata kota.

"Kita berikan tenggat tanggal 15 harus siap semuanya. Masalah financial crossing, kajian teknis. Semuanya rampung dan sudah siap," kata Jokowi saat ditanya perihal keputusan beberapa mega proyek yang akan diputuskan di Balai Kota, kemarin.

Selama ini Jokowi beralasan, ingin meneliti terlebih dahulu proyek-proyek yang akan diputuskan. Dia tidak ingin, proyek yang akan dikerjakan mangkrak lagi.

Berikut proyek-proyek ambisius Jokowi :

1. Deep Tunnel

Ini yang masih hangat diperbincangkan. Ke depan, sepertinya Jokowi tidak ingin lagi menggunakan istilah deep tunnel. Jokowi menyebut terowongan raksasa yang akan dibangunnya itu bisa multi fungsi.

"Banyak, tidak hanya dari jalan tol, dari sewa kabel, limbah, kemudian apalagi banyak, yang lain-lain. Ini jadi namanya jangan yang Inggris lah namanya sekarang terowongan multiguna. Sekarang terowongan MG, multi guna," jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, fungsi deep tunnel tersebut adalah untuk mengatasi banjir dan kemacetan Ibu Kota. Jika hujan besar turun maka jalan tol ditutup untuk kendaraan. Sedangkan jika sudah kering maka difungsikan sebagai jalan kembali.

Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya Rp 16 triliun. Dananya pun, Jokowi sudah punya opsi yaitu APBD dan investor.

2. Stadion BMW

Stadion ini dalam maketnya, bentuk atasnya seperti dililit surban. Menurut arsitek Stadion BMW, Tiyok Prastyoadi, lilitan surban itu melambangkan budaya Betawi yang pada saat acara pernikahan dikenakan oleh pengantin lelaki.

Pembangunan stadion akan dimulai pada 2013 dan diperkirakan selesai pada 2015. Anggaran yang digelontorkan untuk membangun stadion di Kelurahan Papanggung Tanjung Priok Jakarta Utara ini sebesar Rp 1,05 triliun.

Stadion BMW berkapasitas 50 ribu penonton. Stadion ini sendiri dibangun di atas 150 ribu meter persegi.

Di bagian luar stadion juga akan ditanam banyak pohon seperti hutan kota. Dalam arsitektur terdapat sentuhan sorban hasil sayembara pada tahun 2010.

3. MRT

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta paling menyita perhatian publik. Proyek ini tak kunjung diputuskan karena masih ada yang mengganjal di pikiran Jokowi.

Soal skema pengembalian utang kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) tak kunjung menemui titik temu. Jokowi mengusulkan, pengembalian utang kepada JICA skemanya 70 persen pemerintah pusat dan 30 persen Pemda DKI.

Usulan ini rupanya belum disetujui oleh Menkeu Agus Martowardojo. Karena itu, dalam waktu dekat, Jokowi akan bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk mengegolkan usulannya tersebut.

Jokowi tak ingin, pengembalian utang nanti akan membebani APBD. Jika sudah ada titik temu dengan pemerintah pusat, maka akan menentukan subsidi tiket MRT.

Dalam skema awal, total nilai proyek MRT adalah sekitar 144 miliar Yen, dengan besar pinjaman sekitar 120 miliar Yen. Sisanya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Biaya proyek akan ditanggung bersama dengan persentase pemerintah pusat 42 persen dan Pemprov DKI Jakarta 58 persen.

4. Monorail

Jokowi optimis, monorail akan bisa kembali dilanjutkan pada Januari. Dalam dua pekan ke depan, ia akan memutuskan secara resmi kelanjutan proyek monorail.

Dan, PT Jakarta Monorail yang akan menjalankan proyeknya dibantu dengan beberapa BUMN lainnya. Sementara PT Adhi Karya yang semula bergabung dalam proyek monorail sudah mengundurkan diri.

Jokowi pun mempersilakan kepada PT Adhi Karya untuk membangun rute monorail lainnya. "Sudah karena tidak mau (PT Adhi Karya). Maksudnya kalau pengen masuk, ke rute yang lain, masih banyak dari Barat ke Timur," kata Jokowi kemarin.

Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 3,73 triliun. Pembangunan proyek monorail sudah dikerjakan sejak beberapa tahun lalu, pada masa pemerintahan Presiden Megawati. 

Trayek pertama menempuh jarak 14 kilometer dari kawasan Rasuna Said-Gatot Subroto-Sudirman-Senayan-Pejompongan. Sedangkan rute kedua menempuh jarak Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy. Kereta ini diperkirakan mampu mengangkut 3.500 orang dengan tarif Rp 7.000.

Namun, tiga tahun berjalan, proyek ini berhenti. Sebab, PT Jakarta Monorail sebagai pengembang, tidak mampu memperkuat modal. Konsorsium yang terdiri atas PT Indonesia Transit Central (ITC), PT Adhi Karya, dan Omnico bahkan menghadapi masalah utang. Adhi Karya waktu itu memiliki 7,5 persen saham di PT Jakarta Monorail.

5. Giant Sea Wall

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji tetap melanjutkan proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) di Teluk Utara Jakarta. Soal anggaran, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menambah Rp 100 triliun dari yang sebelumnya sekitar Rp 150 triliun sampai Rp 200 triliun selama 10 tahun.

"Untuk tanggul diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 300 triliun," kata pria yang akrab disapa Ahok itu saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/12).

Selain itu, Ahok juga mengajukan anggaran untuk membangun tempat pengelolaan air limbah di APBD 2013. Anggaran yang diajukan sekitar Rp 85 triliun. "Berarti ada sekitar Rp 385 triliun," ujarnya.

Ahok menilai anggaran itu tak terlalu besar. Dia yakin DKI bisa membangun tanggul dan pengolahan limbah dilihat dari Silpa yang dihasilkan setiap tahunnya. "Kalau kita hitung dengan uang yang ada harusnya kita sanggup bangun itu," tegas Ahok.

Rencana pembangunan Giant Sea Wall sudah ada sejak zaman Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Pembangunan proyek ini sebagai tindak lanjut penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut di sepanjang Pantai Utara Jakarta.

Dalam rancangannya, akan dibangun waduk seluas lebih dari 10.000 ha, yang mampu menampung volume air mencapai 1 miliar meter kubik, yang terintegrasi dengan kawasan GSW. Sedangkan di sisi barat rencananya akan dibangun kota baru dengan luas 1.500 ha, sebagai pusat jasa yang juga berfungsi sebagai pintu gerbang Ibu Kota negara.

Sumber : merdeka.com

Kamis, 27 Desember 2012

Jokowi pacarnya media

Jokowi pacarnya media

Gubernur DKI Jakarta berkali-kali mendapat penghargaan dari insan media. Kemarin, Jokowi mendapat anugerah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai news maker 2012.

Pemberitaan soal Jokowi di media massa memang tidak ada habisnya. Di TV, radio, koran, majalah, dan media online Jokowi kini menjadi bintang. Aksi Jokowi memang menarik dan disukai masyarakat. Mulai dari blusukan ke pasar, sidak ke kelurahan, hingga nyemplung ke gorong-gorong.

Tak cuma soal pekerjaan, ulah Jokowi pun selalu menarik diikuti. Simak saat dia tiba-tiba beli sepatu di kaki lima usai Jumatan di Masjid Sunda Kelapa. Atau saat Jokowi tak mau cukur rambut di salon.

Beberapa waktu lalu, Jokowi juga terbang ke Yogyakarta. Dia mendapat gelar tokoh Publik Pilihan 2012 dari Serikat Perusahaan Pers. Jokowi disejajarkan dengan Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Tokoh Pendidikan Anies Baswedan.

Menanggapi semua hinggar bingar soal pemberitaan itu membuat Jokowi pusing sendiri. Dia heran kenapa dirinya bisa sebegitu menarik di depan media.

Sebetulnya saya ini bukan pembuat berita. Yang bikin berita kan media.
Saya beli sepatu baru diberitain, saya habis cukur aja diberitain," kata Jokowi di Kantor PWI usai menerima penghargaan, Jakarta, Kamis (27/12).

Mantan Wali Kota Solo ini mengaku heran dengan pandangan sejumlah orang yang menilai dirinya pencitraan semata. Yang dilakukannya seperti halnya melihat gorong-gorong kemarin siang, menurut Jokowi adalah sudah kewajibannya sebagai pemimpin.

"Kayak kemarin saya masuk gorong-gorong aja diberitain. Jadi yang membuat berita itu wartawan sendiri. Jadi yang membuat berita adalah jurnalis atau wartawan," terangnya.

Jokowi dinilai ramah pada para awak media. Dia mau berlama-lama memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan wartawan. Jokowi juga tak keberatan wartawan ikut blusukan. Sesekali Pak Gubernur mengajak wartawan makan bersama atau mengobrol bareng dalam mobil dinasnya.

Maka ada gula ada semut. Ada Jokowi, ada wartawan.

Sumber : merdeka.com

Ahok kritik para eks gubernur DKI soal diameter gorong-gorong

Ahok kritik para eks gubernur DKI soal diameter gorong-gorong

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik pemimpin Ibu Kota periode sebelumnya. Pasalnya, gorong-gorong sebagai sarana aliran air saat banjir melanda hanya berdiameter 60 centimeter di sepanjang jalan protokol.

"Kita kan enggak tahu kalau gorong-gorong 60 cm. Sekian puluh tahun ngapain gitu loh?," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/12).

Mantan bupati Belitung Timur ini mengatakan, jika Gubernur DKI Jakarta Jokowi tidak mengecek langsung, kemungkinan besar publik tidak akan tahu persoalan gorong-gorong tersebut.

"Kita juga enggak tahu kan, baru sekali ada gubernur turun ke bawah, ini pikir gorong-gorong cuma 60 cm. Coba kalau pak gub gak turun? Kita gak tahu," katanya.

Menurutnya, dalam Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) akan dimasukan pembangunan Deep Tunnel. Sehingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) akan diubah.

"Kita bisa dibuat didetail tata ruang, kita siapin detailnya. Kita bisa masuk di situ. RPJM kan belum ada, lagi susun," katanya.

Ahok melihat Malaysia berhasil mengatasi banjir dengan menerapkan pembangunan terowongan pintar. Maka rencana tersebut akan segera direalisasikan.

"Kita lihat Malaysia berhasil. Kita juga sudah ada kajian awal bang Yos, keuangannya sudah ada. Tapi (dulu) uangnya enggak cukup," tandasnya.

Sumber : merdeka.com