Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Minggu, 28 Oktober 2012

Rhoma Irama Tunggu Realisasi Janji Jokowi


Rhoma Irama bersama ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Panwaslu DKI Jakarta di Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2012).

Dalam beberapa bulan terakhir, nama "Raja Dangdut" Rhoma Irama kerap disangkut-pautkan dengan pernyataannya soal Joko Widodo atau Jokowi. Apa komentar Rhoma setelah Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta?

Beberapa waktu lalu Rhoma dipanggil oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta terkait ceramahnya mengenai Jokowi dan pasangan Jokowi dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Saat itu Rhoma menyatakan bahwa sebaiknya warga Jakarta memilih gubernur dan wakil gubernur yang seiman.

Oleh sejumlah pihak, pernyataan itu dianggap menyinggung masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Setelah Panwaslu memeriksa kasus tersebut, Panwaslu memutuskan Rhoma tidak bersalah dan ceramah itu tidak melanggar isu SARA.

Setelah Jokowi dan Basuki dinyatakan menang dalam Pilkada DKI Jakarta, Rhoma sempat menolak memberikan komentarnya. Kini, setelah Jokowi dan Basuki memasuki usia dua pekan menjabat sebagai pemimpin Jakarta, Rhoma ingin melihat apakah Jokowi-Basuki dapat merealisasikan janji-janji mereka saat berkampanye.

"Kita lihat seratus harilah, apakah benar-benar mereka membawa perubahan secara fisik dan nonfisik. Nanti kita lihatlah," kata bintang film "Dawai Dua Asmara" itu saat ditemui di kawasan Cipayung, Jakarta, Minggu (28/10/2012).

Rhoma berharap Jokowi-Basuki dapat menata dan menyelesaikan permasalahan kota Jakarta. Ia juga berharap Jokowi bisa menciptakan Jakarta sebagai kota yang berlandaskan agama. "Harus mampu menciptakan masyarakat Jakarta yang agamis, yang (sesuai) Pancasila. Seharusnya, ya perubahan fisik dan nonfisik yang signifikan sesuai janji mereka," ujarnya.

Sumber : kompas.com

Jokowi: Saya Sudah Jadi Orang Betawi


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.



Belum genap dua minggu menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi ini sudah benar-benar merasa menjadi orang Betawi. Hal itu ia sampaikan di panggung acara musik Inbox di Monas, Jakarta, Minggu (28/10/2012).

"Ya sekarang jadi orang Betawi, ya sudah jadi Bang Jokowi," katanya sambil melempar senyum khas.
Jika biasanya Jokowi mengenakan kemeja atau baju dinasnya. Kali ini ia memakai koko putih, peci hitam plus celana bahan dan sarung yang disanggahkan di bahu. Meski mengumumkan dirinya sudah menjadi orang Betawi, ia kembali menegaskan bahwa masyakarakat tidak harus memanggilnya demikian.

"Mau Jokowi, Mas Jokowi, panggil Pak Jokowi, Bang Jokowi terserah masyarakat," katanya lagi.
Kehadiran Jokowi untuk memperingati sumpah pemuda dengan acara Kirab Budaya. Acara itupun mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) kategori Parade Jenis Busana Tradisional Terbanyak dengan 10.020 peserta.

Sumber

Jokowi: Saya Seneng yang Metal


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut berjalan kaki bersama para peserta Kirab Budaya Jakarta 2012 di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (28/10/2012). Kegiatan ini diikuti oleh 10.020 peserta yang terdiri dari 347 grup dari Jakarta dan beberapa daerah lain seperti Surakarta, Pekalongan, Magelang, dan Kalimantan Tengah. 
 
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri acara musik Inbox yang digelar di Monas, Jakarta, Minggu (28/10/2012).
Saya enggak bisa nyanyi. Saya seneng yang metal. Tapi ya yang lama-lama, bukan yang baru-baru
Mengenakan kemeja koko berwarna putih dan peci hitam, lelaki yang akrab dipanggil Jokowi itu pun dihadiahi jaket hitam bertuliskan 'MAS BRO' dari Gading Marten, salah satu pembawa acara itu. "Kita mau panggil Mas Bro, jadi dikasih jaket Mas Bro," kata Gading seraya menyerahkan jaket tersebut.
Jokowi pun menyampaikan jenis musik kesukaannya. Ia tetap konsisten untuk menyukai band beraliran metal, tapi band-band lawas yang lebih ia gemari. "Saya enggak bisa nyanyi. Saya seneng yang metal. Tapi ya (grup musik) yang lama-lama, bukan yang baru-baru," jelasnya.
Walau Jokowi sudah menegaskan ia tidak mahir mengolah suaranya, ratusan penonton masih mendesaknya untuk menyanyi ketika dia hendak berpamitan. Namun Jokowi lebih memilih untuk merapatkan tangan, tersenyum, lalu berpamitan pada penonton pagi itu.

Sumber

Yuni Shara Awalnya Kurang Yakin dengan Jokowi


Yuni Shara

Pepatah tak kenal maka tak sayang barangkali cocok bagi Yuni Shara dalam memandang sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi. Yuni awalnya sempat meragukan kepemimpinan Jokowi dalam menata kota Jakarta.
Hampir dua pekan Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selama itu, Jokowi terus melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh pejabat pemerintahan sebelumnya. Sepak terjang Jokowi itu sedikit demi sedikit telah membuka pandangan warga mengenai sosok mantan Wali Kota Solo tersebut.
Yuni menilai, Jokowi telah melakukan banyak hal positif di Solo, antara lain memindahkan pasar tanpa menggusur dan menghargai mobil buatan anak SMK. Namun, Yuni masih menyangsikan kepemimpinan Jokowi di Jakarta. Menurutnya, Jakarta merupakan kota besar dengan segudang masalah yang harus dipimpin orang yang mengenal betul seluk-beluk Ibu Kota.
"Awalnya kurang terlalu yakin sosoknya Jokowi. Saya tahu dia orangnya pintar, tapi dulu di Solo kan kota kecil, kalau Jakarta ibu kota yang masalahnya ada saja, macet, banjir," kata Yuni setelah mengisi acara Inbox di Monas, Jakarta, Minggu (28/10/2012).
Pandangan itu mulai berubah setelah Yuni melihat gerakan spontan Jokowi dengan terjun langsung ke permukiman penduduk dan mendengar keluhan warga. Ia yakin, seiring berjalannya waktu, Jokowi bisa mengenal dan mencari solusi untuk masalah di Ibu Kota.
"Tidak menutup kemungkinan mendukung siapa pun yang jadi pemimpin kita, memberikan waktu dia pelajari kota yang baru, jangan judge di waktu singkat," kata kakak kandung artis Krisdayanti itu.

Sumber