Tudingan ini merupakan isu yang sengaja dihembuskan untuk menghadang terlaksananya duet Jokowi-JK.
“Tudingan matahari kembar itu jelas merupakan ketakutan yang tidak beralasan, sengaja dihembuskan untuk menghadang terlaksananya duet Jokowi-JK,” ujar Aan yang merupakan Ketua Program Studi Falsafah dan Agama Universitas Paramadina.
Aan mengatakan sangat tidak rasional membandingkan head to head kepemimpinan SBY dengan Jokowi. Jokowi memiliki cara kepemimpinan yang cepat dan solutif sehingga kecil kemungkinannya berbenturan dengan JK.
Menurutnya, Jokowi dan JK merupakan tokoh yang sadar dan mengerti betul pembagian tugas masing-masing. Menduetkan Jokowi-JK merupakan langkah yang tepat karena keduanya dapat saling melengkapi
“Jadi kalau ada yang membandingkan dengan kepemerintahan sebelumnya (SBY-JK) Itu kekhawatiran yang berlebihan, Jokowi berbeda dengan SBY. Saya pikir JK justru akan melengkapi kekurangan Jokowi.” ujar pria yang akrab disebut Kang Aan ini.
Terkait wacana Cawapres Jokowi dari kaum muda, Aan mengatakan jika Jokowi disandingkan dengan tokoh-tokoh muda apalagi dari partai politik lain sangat berpotensi terjadinya konflik kepentingan di masa yang akan datang khususnya pada suksesi kepemimpinan selanjutnya. Berbeda halnya jika Jokowi memilih JK yang menurutnya tidak memiliki kepentingan politik jangka panjang.
“Alangkah lebih baik cawapres Jokowi tidak dari tokoh muda, apalagi dari partai lain yang dikhawatirkan justru mempersiapkan diri untuk pilpres 2019 nantinya. Secara politik, paling aman Jokowi meminang JK,” tukasnya.
Sumber: tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar