Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku menerima pesan pendek dari orangtua murid SMAN 46 yang anaknya dikeluarkan sekolah karena membajak bus. Dia dituding kejam.
"Dia protes bilang, 'Bapak kejam pecat anak saya'. Saya balas saja, ya lo lebih kejam enggak bisa mengawasi anak," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurut Basuki, pelajar yang melakukan tindak kriminal tidak ada manfaatnya untuk menempuh pendidikan di sekolah negeri. Sekolah negeri disebutnya tidak pantas dipakai oleh para pelajar yang hanya mau bergaya-gaya, sok-sokan, dan tidak mau belajar.
Sekolah negeri, kata Basuki, merupakan sekolah yang telah disubsidi oleh pemerintah sehingga dia tidak ingin sekolah yang disubsidi oleh uang rakyat dipergunakan sembarangan oleh para pelajar nakal.
"Enggak ada gunanya mereka sekolah di sekolah kita, kecuali kalau sekolah kita kekurangan murid. Ini kan kita kelebihan murid dan kita subsidi lho," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menegaskan, tidak ada manfaatnya pelajar nakal menempuh pendidikan di sekolah negeri. Sebab, masih banyak siswa lain yang ingin bersekolah di sekolah negeri, tetapi mereka kalah bersaing dengan pelajar lainnya. Misalnya, anak-anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu kemudian menempuh pendidikan di sekolah swasta yang kualitasnya jauh dari kata baik.
Basuki menegaskan, Pemprov DKI akan mengalokasikan sebanyak 29 persen APBD DKI untuk pendidikan. Maka, ia tidak mau peserta didik Jakarta menghasilkan peserta didik yang hanya mengutamakan otot dibanding otak.
"Jadi, kalau pendidikan buat anak yang sok-sokan, gaya mau berantem, ya pecat saja," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar