Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Jumat, 01 Februari 2013

Basuki: Harusnya Bukan Jokowi Lagi yang Blusukan


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan segera merealisasikan sistem lelang jabatan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Untuk tahap awal, sistem tersebut bakal dilakukan untuk semua kepala lurah dan camat di Jakarta.

Basuki menjelaskan, semua lurah dan camat seharusnya mengerti gaya kerja dan keinginan Gubernur DKI Joko Widodo. Pasalnya, selama memimpin Jakarta sekitar empat bulan ini, Jokowi telah banyak memberikan contoh, bahkan pengarahan langsung kepada semua lurah, camat, dan wali kota.

"Harusnya kan sudah tahu tipe kita. Harusnya kan mereka yang blusukan," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Pria yang akrab disapa Ahok ini menyampaikan, pihaknya sengaja mendahulukan evaluasi dan lelang jabatan di jajaran lurah serta camat karena mereka adalah pamong terdepan yang mengetahui masalah dan bersentuhan dengan warga. Pamong yang dianggap memiliki kinerja baik tentu akan dipertahankan. Namun sebaliknya, peluang pencopotan menjadi besar untuk mereka yang memiliki kinerja rendah dan buruk.

"Semua akan dites, nanti BKD yang akan melakukan. Kalau mengerti cara kerja kami dan bisa buktikan, ya enggak akan diganti. Kita ingin kloning Jokowi-Jokowi baru sampai tingkat kelurahan," ujarnya.

Rencana lelang jabatan di semua SKPD ini telah dilontarkan Basuki sejak tahun lalu. Hal ini dilakukan untuk membangun transparansi dalam penentuan jabatan sekaligus menjaring sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Rencana ini disesuaikan dengan konsep Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Wamen PAN RB) Eko Prasodjo yang tertuang dalam surat edaran. Meski secara teknis pelaksanaannya belum ditentukan, lelang jabatan bakal mulai dilakukan pada tahun ini.

"Artinya seseorang itu ditentukan dalam sebuah jabatan bukan karena suka atau tidak, melainkan berdasarkan rekam jejak, dan apakah visi-misinya sesuai dengan rencana pembangunan kita. Semua PNS bisa mengajukan diri, nanti kita tes," kata Basuki.

Sumber: kompas.com


Februari, Jokowi Mulai Lelang Jabatan Camat dan Lurah



Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi akan segera melakukan lelang jabatan bagi camat dan lurah pada pertengahan Februari mendatang. Hal ini disampaikannya seusai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2013).

"Iya, ini sebentar lagi mau kita mulai, mungkin dijalankan mulai pertengahan bulan Februari. Tadi pagi sudah bicara dengan Pak Wagub," kata Jokowi.

Ia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait sistem lelang jabatan tersebut. Sistem lelang jabatan merupakan salah satu terobosan pemerintahan Jokowi-Basuki. "Nanti dilihat ya dilihat. Masak saya ceritain sekarang. Kita coba nanti, dicoba pertama nanti dikomentari, lha wong belum dicoba kok," kata Jokowi.

Dengan sistem baru itu, Jokowi berharap, proses penempatan seseorang dalam posisi-posisi struktural di lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terbuka. Masyarakat pun dapat melihat secara transparan kompetensi lurah dan camat terpilih.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan segera melakukan lelang jabatan kepada lurah dan camat. Menurutnya lurah dan camat merupakan dua orang pejabat yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

"Ini masih dikaji, lurah nanti menulis bisa melakukan apa dan maunya dia apa. Kalau bagus, kita angkat. Pokoknya wilayah harus beres, masak harus Pak Gubernur terus yang blusukan, harus Pak Wali Kota dong, Pak Lurah dong yang turun," kata Basuki.

Sumber: kompas.com

Aher Dicerca, Jokowi Dipuja

Aher Dicerca, Jokowi Dipuja
DKI Jakarta Joko Widodo meninjau keadaan warga korban banjir Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (26/1/2013). Disana, Jokowi tak hanya meninjau keadaan pengungsi banjir, tapi juga memberikan bantuan kepada warga.

Ketidakhadiran Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR, di Gedung DPR, Kamis (31/1/2013), tampaknya terus dipermasalahkan oleh para anggota Komisi V tersebut. Kehadiran pria yang akrab disapa Aher pun diwakili oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat Pery Soeparman.

Sepanjang delapan jam rapat itu berlangsung, tak henti-hentinya interupsi datang dari anggota Komisi V untuk mengkritisi absennya Aher. Pasalnya, dengan tidak menghadiri rapat koordinasi tersebut, ia dinilai tidak serius menangani penanggulangan banjir. Terlebih alasan utama absennya Aher karena persiapan Pilkada Jawa Barat.

"Kami mohon maaf Pak Gubernur tidak dapat hadir karena beliau sedang mempersiapkan Pilkada Jawa Barat," kata Pery Soeparman di Gedung Parlemen, Jakarta.

Mendengar hal  itu, sontak Ketua Komisi V DPR RI Yasti Soepredjo Mokoagow menyesali sikap calon gubernur incumbent tersebut. Menurut dia, rapat kerja tersebut sangat penting untuk melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI, dan Pemprov Banten untuk menanggulangi banjir.

"Sepertinya ini rapat yang sangat penting ya, jadi Pak Gubernur tidak bisa minta izin saja, karena rapat ini resmi seharusnya tidak dapat diwakilkan oleh siapa pun kecuali dia sudah ada cuti resmi," kata Yasti.

Selain itu, alasan berkampanye pun tampaknya sangat tidak diterima oleh Yasti. Menurut dia, alasan berkampanye itu berarti Aher lebih memedulikan kepentingan pribadi daripada kepentingan masyarakat Jawa Barat. Sebagai tindak lanjutnya, Yasti mengatakan, dia akan mengadukan ketidakhadiran Aher kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi agar memberikan teguran keras kepada Heryawan.

"Intinya, kami betul-betul menyesalkan ketidakhadirannya. Kami akan berkoordinasi dengan Mendagri, nanti Mendagri yang akan menegur," katanya tegas.

Suara lantang menanggapi absennya Aher juga disampaikan oleh anggota Komisi V lainnya, Rendy Lamadjido dari Fraksi PDI-P, yang menyebutkan Aher tak pernah serius untuk menanggulangi banjir. "Sebelumnya, kami juga pernah undang dia di tahun 2010. Kami ingin serius, tapi dia enggak pernah hadir, ada yang kurang lengkap begitu. Jadi harus menjadi perhatian khusus ini," kata dia.

Berbeda dengan Aher yang terus dicecar oleh Anggota Komisi V DPR, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang baru sekali mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi V mendapatkan pujian dari anggota DPR. Dengan kehadiran Jokowi untuk mengikuti rapat tersebut dianggap sebagai semangatnya untuk menanggulangi banjir yang telah puluhan tahun terus menerjang Ibu Kota.

"Semangat itu terus ditumbuhkan untuk menyelesaikan bersama-sama dengan rakyat. Penanganan sampah luar biasa Pemprov DKI sampai turun langsung ke lapangan. Pak Jokowi melakukan penanganan cepat persoalan banjir ini. Kami ini selalu tiap ada banjir, selalu di situ saja terpusat, padahal memerlukan sesuatu yang terencana dan teknis," kata Rendy.

Tak berhenti di situ, anggota Komisi V DPR lainnya, Sudewo, bahkan mengatakan, Jokowi dapat menjadi Gubernur DKI yang berhasil membangun Jakarta seperti Ali Sadikin. Dia juga sangat memberikan apresiasi kepada pemaparan Jokowi yang menurutnya sangat simpel, tetapi diyakini dapat menanggulangi banjir di Jakarta dan kota penyangga lainnya.

"Bagian yang disampaikan oleh Gubernur DKI memang sangat baik. Bagian hulu dan hilir memang harus saling bekerja untuk menanggulangi banjir. Saya berharap Pak Jokowi bisa membangun Jakarta seperti Ali Sadikin," kata Sudewo.

Dalam rapat dengar pendapat antara Komisi V DPR bersama Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Kepala Basarnas Mayjen TNI Alfan Baharuddin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Sekda Jawa Barat Pery Soeparman akhirnya diputuskan beberapa hal, antara lain:

- Komisi V DPR RI meminta Kementerian PU, BNPB, Basarnas, Pemprov DKI, Banten, dan Jawa Barat untuk meningkatkan manajemen dan koordinasi penanggulangan bencana banjir.

- Komisi V DPR RI mendukung usulan anggaran Kementerian PU Rp 2.037,2 triliun untuk program penanggulangan banjir.

- Komisi V DPR RI menegaskan kepada Pemprov DKI, Banten, dan Jawa Barat untuk menjalankan Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur (Audit RTRW).

- Komisi V DPR RI meminta kepada Pemprov DKI, Banten, dan Jawa Barat untuk menyampaikan data akurat tentang perubahan alih fungsi lahan masing-masing provinsi sebagai dasar perencanaan dan pengelolaan.

- Komisi V DPR RI mendukung pembuatan sumur resapan (biopori) pada setiap bangunan rumah dan gedung; Komisi V DPR RI mendesak Pemprov DKI, Banten, dan Jawa Barat untuk melakukan sinkronisasi program bersama pengendalian banjir Jabodetabekpunjur dipimpin oleh Menteri PU dengan alokasi anggaran bersumber dari APBN dan APBD.

Sumber: kompas.com

Jokowi: Sungai Akan Bersih Kalau Jadi Jalur Transportasi

Jokowi: Sungai Akan Bersih Kalau Jadi Jalur Transportasi
Gubernur DKI Jakarta meninjau Waduk Pluit pada Senin (21/1/2013) sore. Untuk menjangkau daerah yang dikelilingi banjir tersebut, Jokowi naik kapal milik Pelindo.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berpendapat upaya membersihkan sungai dari sampah akan optimal bila sungai bisa lebih dimanfaatkan. Dalam hal ini adalah memanfaatkan sungai dengan menjadikannya sebagai jalur transportasi air.

"Dangkal dan penuh sampah kan karena enggak dipakai. Kalau dipakai untuk jalur tranportasi, sungai itu akan bersih," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Mantan Wali Kota Surakarta ini yakin, kesadaran masyarakat tentang kebersihan sungai meningkat saat transportasi air direalisasikan. Dengan itu, upaya pemerintah akan diimbangi kesadaran warga untuk menjaga sungai-sungai yang dimanfaatkan sehingga kebersihan sungai akan dijaga bersama.

Sebelum dijadikan jalur transportasi air, sungai-sungai dangkal juga akan dikeruk agar lebih dalam. "Nanti larinya ke sana. Di negara mana pun, kalau dipakai untuk transportasi sungainya akan bersih dan kedalamannya terjaga," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi telah menyiapkan transportasi laut untuk mengakomodir warga korban banjir Pluit yang mengungsi di rusun Marunda. Transportasi laut ini disiapkan untuk mengurangi beban lalu lintas di darat.

Pada tahap awal disediakan dua kapal, dan akan segera ditambah empat armada untuk melayani warga dari Marunda ke Maura Baru. Kapal yang disediakan akan melayani perjalanan dari Duren Sawit-Marunda-Ancol-Muara Baru-Muara Angke. 

Seperti waktu bus transjakarta pertama kali dioperasikan, transportasi laut ini diberikan pada warga tanpa dipungut bayaran. Namun itu hanya sementara. Nantinya, di setiap titik pemberhentian akan dibuat dermaga, termasuk sebuah shelter dari Kanal Banjir Timur (KBT).

Sumber: kompas.com