Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Sabtu, 08 Desember 2012

Basuki: Siapapun yang Menghambat Perubahan, Kita Sikat

Basuki: Siapapun yang Menghambat Perubahan, Kita Sikat
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Ruang kerjanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (1/11/2012).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengemukakan alasan gaya kepemimpinannya bersama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Menurutnya hal ini demi mengubah Jakarta agar lebih maju.

"Revolusi memang belum selesai, siapapun yg menghambat perubahan ini, kita sikat," kata Basuki saat menghadiri menghadiri temu kader dan rapat kerja Dewan Pimpinan Daerah Provinsi DKI Jakarta Partai Gerindra, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Sabtu (8/12/12).

Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan oleh peserta dalam acara yang juga dihadiri oleh perwakilan dari partai lain itu.

Dalam kesempatan ini, ahok menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Partai Gerindra dalam pemilukada DKI beberapa waktu lalu. "Kami sangat berterima kasih ketika partai Gerindra mendukung kami. Saya selalu berpikir, kapan saya bisa masuk Gerindra," ujarnya.

Selain melaksanakan rapat kerja daerah, acara yang  ini juga, akan mendeklarasikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk maju sebagai capres pada 2014 mendatang. "Kita perlu melakukan revolusi. Kita membutuhkan pemimpin yang tegas dan berani. Saya pikir Prabowo memiliki itu,"  ungkap Basuki.

Sumber : kompas.com

Jokowi: Tak Usah Bicara Wilayah, yang Penting Warga Selamat

Jokowi: Tak Usah Bicara Wilayah, yang Penting Warga Selamat
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara, Selasa (16/10/2012). Setelah dilantik Senin (15/10) kemarin, Jokowi langsung mengunjungi kampung-kampung kumuh di Jakarta, mendalami masalah yang ada dan kemudian mencari cara untuk mengatasinya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi jembatan gantung tua yang menghubungkan Kampung Bambon, Kecamatan Srengseng Sawah dan Kelapa Dua, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2012). Ia tidak mau mempersoalkan apakah jembatan ini masuk wilayah Depok atau Jakarta. Menurutnya, yang harus diutamakan adalah keselamatan para pengguna jembatan.

"Jangan ngomong wilayah. Prinsip kita mau menjaga keselamatan warga," tegas Jokowi.

Sementara itu, menurut warga, seharusnya yang memberi perhatian atas kondisi jembatan itu adalah Pemerintah Kota Depok. Mengingat yang paling banyak memanfaatkan jembatan adalah warga Depok yang tinggal di seberang Srengseng Sawah.

"Paling banyak (yang menggunakan jembatan) anak-anak SD yang tinggal di Kelapa Dua. Kan sekolahnya ada di tempat kita. Mereka bisa lebih cepat ke sekolah dan tidak keluar ongkos," kata Wati, warga Kampung Bambon kepada Kompas.com.

Sekolah yang dimaksud oleh Wati adalah SD Negeri 15 Pagi, Srengseng Sawah yang letaknya sekitar 200 meter dari jembatan. Selain siswa, jembatan juga biasa digunakan warga untuk mengunjungi sanak-saudara yang tinggal berdekatan. Warga mengapresiasi keputusan Jokowi yang datang ke lokasi secara tiba-tiba. Warga mengaku terkejut melihat kedatangan Jokowi yang hadir tanpa pengawalan.

"Tadi cuma dua orang yang duduk-duduk di sini. Kita lihat ada mobil bagus yang parkir. Begitu pintu terbuka, ternyata yang keluar Pak Jokowi," kata Tetet, warga Kampung Bambon.

Dalam kunjungannya, Jokowi juga beramah-tamah dengan warga Kampung Bambon di sebuah pondok kecil yang biasa menjadi tempat warga berkumpul. Jokowi juga menyerahkan bantuan Rp 20 juta kepada Ketua RT 11 Srengseng Sawah

Sumber: kompas.com

Ketika Telinga Jokowi Bertemu Suara Warga

Ketika Telinga Jokowi Bertemu Suara Warga
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengunjungi RW 03, Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (7/12/2012) siang. Di wilayah yang kerap dilanda banjir tersebut, nama orang nomor satu di DKI itu dielu-elukan ratusan warga.

Penantian warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, usai sudah. Kegelisahan mereka akibat banjir yang kerap melanda sedikit terjawab ketika sang Gubernur Joko Widodo mengunjungi warga, Jumat (7/12/2012) siang.

Namun, perkiraan kebanyakan warga tentang tujuan kedatangan Jokowi sedikit meleset. Jokowi bukan untuk menyosialisasikan "penggusuran" warga dari Kampung Pulo, melainkan hanya untuk mendengar aspirasi warga terkait rencana normalisasi Kali Ciliwung. Ketersediaan telinga Jokowi itu pun akhirnya disambut dengan beragam keluh kesah ratusan warga setempat.

Setelah sepanjang jalan Jokowi masuk ke dalam gang di Kampung Pulo, akhirnya sampai juga ia di tempat acara. Pertemuan pemimpin dengan rakyatnya itu hanya di lapangan bulu tangkis yang disulap menjadi area pertemuan sederhana dengan latar belakang Kali Ciliwung yang baunya semerbak. Di situlah warga menyambut Jokowi.

"Normalnya kali ini 50 meter. Tapi, sekarang hanya 20 meter, jadi kurang yang ke kanan dan ke kiri. Tinggal sore hari ini kita minta masukan oleh warga Kampung Pulo ini, seperti apa kemauan bapak ibu semuanya," ujar Jokowi.

Warga yang hendak mengutarakan aspirasinya satu per satu mulai bermunculan. Beberapa tampak malu-malu. Bermodal mengacungkan telunjuk, sebuah pengeras suara langsung diberikan kepada mereka yang mungkin tidak pernah bicara langsung kepada pemimpinnya. Kali ini, Jokowi tampak tak banyak bicara.

"Saya ke sini hanya mendengar aspirasi, apa yang warga mau. Ini kan baru pertama saya ke sini," ujarnya berulang-ulang.

Tia, warga RT 12 RW 03, Kampung Pulo, menjadi orang pertama yang berkesempatan bicara langsung dengan Jokowi. Terkesan spontan, ia pun mengutarakan kegelisahannya terkait isu bahwa penggusuran warga Kampung Pulo untuk dijadikan rumah susun sewa. Ia juga menyinggung soal harga sewa di "rumah barunya" kelak.

"Kalau ditata, takutnya penggantiannya nggak sesuai karena di sini kan enggak ngontrak, enggak perlu bayar-bayar lagi. Maunya si kehilangan rumah, dapat rumah sendiri lagi, gitu," ujar Tia yang langsung disambut anggukan Jokowi.

Lain lagi bagi Kris Mahendra, warga RT 03 RW 03. Ia menanyakan jaminan warga Kampung Pulo jika jadi ditata, apakah warga yang sudah tinggal di Kampung Pulo selama puluhan tahun akan kehilangan hak administratif atau tidak. Namun, lagi-lagi Jokowi tak berkomentar. Ia hanya tersenyum melihat spontanitas warga.

"Itu terlalu jauh pertanyaannya, saya saja baru pertama datang ke sini," kata Jokowi sambil disertai riuh rendah sorakan ratusan warga.

Jokowi mengimbau warga Kampung Pulo untuk tidak terlalu khawatir dengan isu penggusuran. Yang penting, pemerintahnya mendukung penanggulangan banjir dengan normalisasi Kali Ciliwung yang rencananya dilakukan awal 2013 tanpa ada satu pun warga yang merasa dirugikan.

Kegelisahan warga Kampung Pulo akan segala isu penggusuran mungkin memang tak bisa terjawab sepenuhnya. Namun, melihat tujuan Jokowi yang mengatakan hanya datang untuk mendengar aspirasi warga, hati warga sedikit lega. Paling tidak, sang pemimpin telah memberikan jaminan untuk hidup layak dan tidak dikorbankan demi proyek pembangunan.

Sumber: kompas.com

Jumat, 07 Desember 2012

7 Kegalakan Ahok demi rombak Jakarta

7 Kegalakan Ahok demi rombak Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama

Tidak hanya gebrakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang diacungi jempol, gebrakan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak kalah. Sepak terjang Ahok ini perlu mendapat apresiasi.

Cara Ahok membenahi persoalan Jakarta memang berbeda dengan Jokowi. Jika tiap hari melihat Jokowi kalem, berbeda dengan Ahok. Mantan bupati Belitung Timur itu terlihat galak.

Kerap kali Ahok marah-marah jika ada bawahannya yang tidak bisa bekerja dengan baik. Atau melihat sistem birokrasi yang masih ruwet. Ahok mengakui, memang ditugaskan harus tegas dan galak dalam membenahi birokrasi di Jakarta

"Saya ini polisi jahatnya Pak Gubernur (Jokowi). Semua yang baik-baik milik Pak Gubernur, yang jahat-jahat dan galak-galak milik saya," kata Ahok saat sidak di Gedung D Pemprov DKI Jakarta dua pekan lalu.

Apa saja kegalakan Ahok demi merombak Jakarta?

1. Pecat PNS malas

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyentil pegawai negeri sipil yang ogah-ogahan bekerja. Ahok mencontohkan hal kecil seperti fotokopi.

"PNS mohon maaf ya, untuk hal-hal kecil tidak mau kerja. Untuk fotokopi pun harus panggil office boy, pakai outsourcing, enggak bisa. Mental pegawai kayak gitu, kita coret saja," kata Ahok saat memberikan arahan dengan Pegawai Pemprov DKI Jakarta di Kantor Balai Kota dua pekan lalu.

Ahok kembali menegaskan, jika dia menemukan ada PNS DKI yang bersikap seperti itu maka akan dipecat. "Suruh pindah kabupaten atau provinsi lain. Fotokopi apa susahnya sih," ujar dia.

Apalagi saat ini gaji PNS DKI sudah tidak kalah dengan gaji pegawai swasta. "Jadi kalau mental kerjanya kayak raja semua, pakai office boy, pakai outsourcing lebih baik kita kasih sanksi, kita keluarkan," ujar Basuki.

Mendengar omelan Basuki, beberapa pegawai Pemprov hanya menganggukkan kepalanya. Sebagian lagi terdiam. "Suka tidak suka sekarang saya menjadi pembina bapak ibu, dikasih Korpri, suka enggak suka," kata Basuki.

Sentilan Basuki ini direkam oleh Humas Pemprov DKI Jakarta dan diunggah ke Youtube sejak kemarin. Saat memberikan arahan itu, Basuki ditemani oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta Budiastuti.

2. Usir penghuni Rusunawa nakal

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang menggodok aturan yang tegas bagi calon pemilik rumah susun sewa (Rusunawa) milik pemerintah kota Jakarta. Wagub ingin memastikan yang menempati rusunawa itu benar-benar orang tidak mampu. Jika ketahuan yang menempati tidak pemiliknya, akan diusir.

"Kami juga pasang kamera, sehingga terpantau dia pulang atau tidak kalau keluar kota kita tagih manifes tiketnya dan bisa sampai ke pengadilan. Ini rumah pemerintah yang disubsidi," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (31/10).

Dari pemasangan CCTV itu, akan diketahui siapa penghuni sehari-hari rusun tersebut. Sebab, dia khawatir ada penyelewengan dalam pelaksanaannya.

"Orang bisa mengambil keuntungan subsidi rumah murah dari DKI, akhirnya orang yang benar-benar membutuhkan rumah tidak bisa mendapatkan jatah rumah," ujar Ahok.

Ahok juga menjelaskan, nantinya penempatan rumah susun itu akan dilakukan dengan diundi secara terbuka. Tujuannya agar masyarakat Jakarta mendapatkan informasi jelas, berapa rumah sebenarnya dibangun dan siapa pemiliknya.

"Semua sistem sewa nanti akan diundi. Jadi nanti jadwal tunggu. Sehingga jangan bermimpi mendapat sewa terus ngarepin jual sewa dapet duit mahal ga bisa. Karena kalau bapak atau ibu sudah tinggal di situ kecuali anaknya, mereka langsung nomor urut bawah yang naik," ujar Ahok.

Ahok juga sudah mempersiapkan aturan agar tidak ada permainan dalam penempatan rusun. Jika dalam satu lantai ketahuan penghuninya bukan yang sebenarnya, maka penghuni satu lantai itu akan diusir. Pengusiran dilakukan jika diketahui oleh tetangganya tapi tidak dilaporkan.

"Saya akan tambahkan satu pasal di dinas perumahan bukan hanya diusir tapi seluruh lantai temannya pun diusir," kata Ahok.

3. Perintahkan laptop dioptimalkan

Siapa yang tidak sewot melihat anak buahnya tidak becus bekerja. Bukannya memanfaatkan fasilitas yang tersedia, anak buah malah menggunakan cara lawas yang sudah diketahui banyak kekurangan.

Barangkali itulah yang dialami Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama. Dia naik pitam begitu mengetahui hasil rapatnya dengan perwakilan buruh di Balai Kota DKI tidak diketik sang staf.

Seorang PNS muda yang menjadi sasaran kemarahan Ahok hanya menulis notulensi di secarik kertas. "Kampungan banget itu, pakai BlackBerry, laptop anggarannya miliaran, mana tukang ketiknya itu?" sergah Ahok melihat laptop di depan PNS itu masih tertutup, saat rapat segera berakhir.

Karena melihat PNS muda itu hanya sibuk dengan alat tulis dan secarik kertas, Ahok pun semakin emosi.

"Lu orang paling hebat, ada laptop di depan mata, tapi tulis tangan. Cari sekretaris yang bisa ketik sepuluh jari. Saya tidak mau notulensi pakai tangan, kasih dua orang buat (ketik notulensi) gantian," ujar Ahok dengan nada tinggi.

Pantauan merdeka.com yang berada tak jauh dari PNS muda itu, kertas di tangannya juga masih polos, tidak seperti perkiraan Ahok bahwa notulensi ditulis tangan. Akhirnya, Ahok sendiri yang membacakan hasil rapat berdasarkan catatannya.

4. Pangkas anggaran pembuatan pidato Rp 1,2 miliar

Salah satu visi pasangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahja Purnama dalam bekerja adalah penghematan anggaran. Oleh karena itu, keduanya sangat teliti saat membuat isian pada Rancangan APBD 2013 agar tetap efisiensi.

Mereka tak ingin anggaran gendut tanpa peruntukan yang jelas. Beberapa poin anggaran yang dianggap tidak penting seperti pembuatan naskah pidato gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang nilainya mencapai Rp 1,2 miliar dipangkas.

"Penulisan naskah gubernur dan wakil gubernur 1,2 miliar ya harus kami coret. Apa-apaan ini," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, dua hari lalu

Ahok mengaku kaget ada anggaran begitu besar hanya untuk penulisan naskah pidato gubernur dan wakil gubernur. Dia akan mengecek dan mengapa bisa muncul anggaran sebesar itu.

5. Pasang CCTV awasi PNS

Melalui perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Ahok diminta meninjau ruang kerja PNS yang ada di Gedung D Pemprov DKI Jakarta.

Dalam sidak, Ahok sempat berpesan kepada Kepala Biro Umum DKI untuk memaksimalkan ketersediaan kamera CCTV di setiap lantai, dan ruangan yang ada di gedung kompleks Balai Kota DKI.

"Saya ingin bisa memantau kerja SKPD dari ruangan saya. Begitupula dengan lurah, camat, walikota, CCTV-nya supaya bisa disambungkan, bisa dipantau kerjanya," kata Ahok.

6. Perintahkan ruangan kerja kecil dan sederhana

Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur, Jokowi-Ahok ini memang merancang program penghematan anggaran. Misalnya dengan memanfaatkan gedung kosong di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Ahok sendiri merasa ruangan kerja yang telah disediakan untuknya terlalu besar jika harus menghabiskan satu lantai. Dia berharap bisa diperkecil dan sisanya dibuat ruangan untuk kepala dinas-kepala dinas. Agar mereka bisa kerja saling berdampingan.

"Ruangan saya terlalu besar. Itu satu lantai untuk wagub terlalu besar, makanya kami hitung minimal," kata Ahok.

Menurut Ahok, ruangan besar tidak efektif. Baginya terpenting, di ruangnya ada toilet, meja rapat ruang terima tamu sudah cukup.

Saat meninjau ke ruangan Sekda Fadjar Panjaitan beberapa waktu lalu, Ahok juga mengimbau jika nantinya kepala dinas akhirnya dipindahkan ke Balai Kota maka ruangannya tidak boleh lebih besar dan lebih bagus dari ruangan Sekda.

"Kalau kantor-kantor dinas pindah ke sini, ruang kerjanya tidak boleh lebih besar dari ruang kerja Sekda. Ruang kerjanya tidak boleh lebih bagus dari ruang kerja Sekda," kata Ahok.

7. Harus hemat energi

Kepada pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) minta mereka membiasakan diri hidup hemat energi. Ahok tidak ingin ada lampu yang menyala jika memang tempat tersebut tidak digunakan.

"Saya ke sini juga ingin melihat penghematan yang bisa dilakukan gedung ini. Kalau rapat jangan manfaatkan lampu terus, hemat energi, manfaatkan celah-celah jendela yang ada," kata Ahok.