Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Selasa, 17 Juni 2014

Tim Jokowi-JK: Prabowo Menghina Orang Indonesia Timur


Calon presiden Prabowo Subianto berkampanye di Stadion Mayjen H Andi Matalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (17/6/2014).

Anggota Tim Ahli Pemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Andreas Hugo Pareira mengatakan, pernyataan calon presiden Prabowo Subianto tentang karakter masyarakat Indonesia Timur telah menghina orang Indonesia Timur. Dia pun mendesak Prabowo menarik kembali pernyataan tersebut.

"Ini sama saja dengan merendahkan derajat masyarakat dan budaya orang Indonesia Timur," tulis Andreas dalam keterangan persnya, Selasa (17/6/2014).

Andreas mengatakan, semua atribut yang disematkan kepada orang Indonesia Timur oleh Prabowo cenderung identik dengan perilaku masyarakat primitif. Menurut Andreas, Prabowo seharusnya tidak menggeneralisasi semua karakter orang Indonesia Timur seperti itu.

"Semua orang di Indonesia juga mengakui bahwa banyak sekali warisan budaya dan kearifan lokal yang berasal dari pusat-pusat kebudayaan di wilayah Indonesia Timur," kata pria kelahiran Maumere, Nusa Tenggara Timur itu.

Sebelumnya, saat berkampanye di Sulawesi, Prabowo mengungkapkan kesan-kesannya terhadap warga Indonesia timur. Prabowo mengaku tahu betul sifat-sifat orang yang tinggal di wilayah timur Indonesia lantaran ibunya adalah keturunan Sulawesi Utara.

Prabowo menilai orang Indonesia timur cepat marah, tetapi amarahnya cepat mereda. Orang Indonesia timur dinilainya suka pesta. Selain itu, orang Indonesia timur hatinya lurus, kalau bicara apa adanya sehingga dianggap terlalu keras.

"Orang Indonesia timur kadang suka berkelahi, makanya cocok jadi tentara atau polisi," kata Prabowo. (baca: Prabowo: Orang Indonesia Timur Suka Berkelahi, Cocok Jadi Tentara dan Polisi)

Sumber: kompas.com

Survei Indo Barometer: Jokowi-JK Unggul 13,4 Persen Dibanding Prabowo-Hatta


Pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK bersalaman saat acara debat di Jakarta Selatan, Senin (9/6/2014). Debat akan dilakukan sebanyak lima kali selama masa kampanye.

Survei terakhir Indo Barometer menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jarak elektabilitas kedua pasangan ini, versi Indo Barometer, relatif jauh mencapai 13,4 persen.

Elektabilitas Jokowi-JK, menurut survei ini, mencapai 49,9 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta mencapai 36,5 persen. Sebanyak 13,5 persen belum memberikan jawaban. Jumlah itu terdiri dari 1,5 persen responden yang merahasiakan pilihannya, 11 persen responden belum memutuskan, dan 1 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, Jokowi-JK masih unggul lantaran dipersepsikan dalam banyak kategori.

"Jokowi-JK dilihat sebagai pasangan yang memiliki kinerja bagus, dekat dengan rakyat, jujur, berjiwa sosial, berpengalaman, pasangan yang serasi, dan suka akan kepribadiannya," kata Qodari dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Sementara sosok Prabowo-Hatta unggul di empat kategori, yakni sebagai pasangan yang tegas, memiliki visi dan misi yang bagus, dan berjiwa pemimpin. Menurut Qodari, upaya Prabowo yang berusaha menunjukkan diri dekat dengan rakyat tak akan membuahkan hasil lantaran persepsi itu sudah terlalu kuat dikaitkan dengan sosok Jokowi.

Salah satu cara untuk meningkatkan elektabilitasnya, sebut Qodari, Prabowo bisa saja mengubah persepsi masyarakat bahwa yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemimpin yang tegas.

"Keunggulan Jokowi mungkin akan diambil alih Prabowo apabila segmen tegas menjadi pemilih terbesar dalam satu bulan ini," ujarnya.

Menurut Qodari, hasil survei ini semakin menguatkan hasil survei-survei sebelumnya di mana posisi Jokowi-JK tetap yang teratas, lalu diikuti Prabowo-Hatta. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan, Qodari menyarankan Prabowo untuk lebih menggarap basis massa mengambang.

"Dari angka ini, tampak bahwa pasangan Prabowo-Hatta masih harus bekerja ekstra-keras dalam masa kampanye. Artinya, dalam waktu satu bulan, Prabowo-Hatta harus bisa naik 15 persen agar dapat menang dalam pemilihan presiden 2014 ini," kata Qodari.

Survei Indo Barometer ini dilaksanakan di 33 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang pada 28 Mei-4 Juni 2014. Margin of error sebesar kurang lebih 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Sumber: kompas.com

Selasa, 10 Juni 2014

Lurah Susan Terharu dan Bangga Disebut Jokowi sebagai Simbol Kebhinekaan


Nadia Zahra
Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat 'blusukan' di bantaran Kali Ciliwung, di RT 012 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung Jakarta Selatan.

Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli merasa terharu sekaligus bangga setelah namanya disebut oleh calon presiden Joko Widodo dalam acara debat calon presiden dan wakil presiden, Senin (9/6/2014) malam. Susan dianggap sebagai contoh positif penerapan Bhinneka Tunggal Ika.

"Terharu banget, ya dari 267 lurah se-DKI Jakarta, nama saya disebut. Bangga rasanya," ujar Susan kepada Kompas.com saat meninjau lokasi RT 012 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2014).

Mantan Lurah Senen tersebut disebut oleh Jokowi sebagai sosok representatif dari upaya penegakan pluralisme berbangsa dan bernegara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tema pembahasan kebhineka-tunggal-ikaan. "Rasanya beliau melihat saya yang dijadikan sosok pluralisme, ya. Memang, Bhineka Tunggal Ika maknanya kan berbeda, tapi satu, dari segi budaya, agama. Bukan malah pecah, tapi menjadi satu dan saling toleransi," kata Susan yang akan genap satu tahun menjadli Lurah Lenteng Agung pada 27 Juni.

Susan mengatakan, bekerja secara ikhlas sebagai abdi negara menjadi kunci dalam dalam mengemban tugas kepada rakyat. Di mana pun dia ditempatkan, Susan siap bekerja dengan tanggung jawab dan ikhlas.

Dalam debat semalam, Jokowi menyebut Susan sebagai simbol penegakan bhinneka tunggal ika. Menurut Jokowi, bhineka tunggal ika sudah final dan tidak dapat digugat lagi.

"Kita mengangkat Lurah Susan di Lenteng Agung ketika itu melalui seleksi dan promosi terbuka, baik kompetensi dan manajemen leadhership, administrasi. Namun, ada yang mendemo agar diganti karena mayoritas berbeda dengan lurah itu. Saya sampaikan itu sudah final sehingga tidak menggangu keputusan kami," kata Jokowi, semalam.

Sumber: kompas.com

Pengamat: Jokowi-JK Saling Mengisi, Tak Ada yang Terlalu Dominan


Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo - Jusuf Kalla memaparkan visi misi saat Debat Capres - Cawapres bertema Pembangunan Ekonomi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum di Balai Serbini, Jakarta, Senin (9/6/2014) malam. Pemilu Presiden 2014 akan berlangsung 9 Juli 2014 mendatang.


Pengamat komunikasi politik Hamdi Muluk menilai bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah memikirkan strategi yang matang saat debat calon presiden dan wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (9/6/2014) malam. Ia mengatakan, Jokowi-JK tampak saling mengisi satu sama lain.

"Sebenarnya, tidak ada yang terlalu mendominasi, fifty-fifty lah," kata Hamdi kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2014).

Di awal debat, kata Hamdi, Jokowi terlihat percaya diri ketika memaparkan bagaimana cara membangun demokrasi dan pemerintahan yang bersih. Adapun JK terlihat percaya diri ketika memaparkan hal mengenai kepastian hukum. "Ketika Jokowi tidak paham mengenai satu hal, JK mengisinya. Begitu pula sebaliknya," katanya.

Sikap saling mengisi itu juga terlihat saat Jokowi lebih sering menggunakan frasa 'kami', yang menegaskan bahwa jawaban itu merupakan jawaban dirinya dan JK. Adapun lawannya, Prabowo Subianto, justru lebih sering menggunakan kata 'saya'.

Kendati demikian, Hamdi mengatakan bahwa JK terkesan lebih mendominasi saat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan moderator. Begitu pula saat JK memberikan pertanyaan kepada Prabowo mengenai persoalan hak asasi manusia.

Menurut Hamdi, bukan kali ini saja JK terlihat seperti itu. Saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemiu Presiden 2004, JK juga sudah terlihat mendominasi. Pengalaman JK dalam birokrasi menjadi alasan dirinya terlihat mendominasi.

"Pertanyaan yang dilontarkan JK itu selalu tegas dan tajam. Itu karena sebelumnya dia sudah berpengalaman," ujarnya.

Sumber: kompas.com