Tidak dapat diragukan lagi bahwa Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan nama julukan JOKOWI merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di Indonesia. Jokowi adalah mantan Walikota Surakarta ini telah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya mempopulerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.

Jokowi yang lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara resmi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan Partai Gerindra.
Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok.



Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir menjabat sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah menjadi branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Baca biografi lengkap beliau DISINI

Baca biografi wakil beliau ( AHOK ) DISINI

Senin, 18 Maret 2013

Jokowi: Perokok Berhak Dapat KJS

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat memberikan arahan di depan Direktur Utama Rumah Sakit di Jakarta, dan jajaran Dinas Kesehatan, di Balaikota Jakarta, Senin (18/3/2013). Arahan diberikan terkait optimalisasi program Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pemberian Kartu Jakarta Sehat (KJS) diprioritaskan untuk warga miskin dan rentan miskin. Meski warga tersebut merupakan perokok aktif, selama masih menjadi warga Ibu Kota, ia tetap berhak mendapatkan layanan KJS.

"Perokok itu kan juga penduduk DKI, kalau miskin bagaimana?" kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (18/3/2013).

Mantan Wali Kota Surakarta itu menyatakan bahwa KJS hanya untuk warga miskin dan warga rentan miskin. Hal itu ia lontarkan setelah banyak kekurangan KJS yang mencuat beberapa waktu terakhir ini. "KJS ini diberikan hanya untuk yang miskin plus yang rentan miskin karena ada yang menyampaikan, yang kaya juga bisa. Tapi, yang betul cuma untuk yang miskin dan rentan miskin," kata Jokowi.

Jumlah pengguna KJS ada sekitar 4,7 juta jiwa atau sekitar separuh warga Ibu Kota Jakarta. Menurut Jokowi, jumlah tersebut sangat tinggi dan harus segera ditangani.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati menyampaikan bahwa terjadi lonjakan pasien sejak pertama kali KJS diluncurkan. Lonjakan itu hampir mencapai 70 persen dan memaksa pekerja medis bekerja lebih keras. Dien menyampaikan, pada November 2012, kenaikan pasien akibat KJS mencapai 91.993 pasien dan pada Desember 2012 melonjak jadi 148.459 pasien. Dinas Kesehatan mencatat, total kenaikan pasien KJS yang berobat ke rumah sakit mencapai 62,4 persen.

Untuk mengatasi lonjakan pasien itu, Dinas Kesehatan DKI telah menambah daya tampung kelas III pada rumah sakit umum daerah di Jakarta sebanyak 381 tempat tidur. Bila ditotal, saat ini jumlah tempat tidur di kelas III RSUD di Jakarta mencapai 4.219 tempat tidur. "Kita berharap dan terus berupaya agar pelayanan KJS dapat lebih baik lagi," ujar Dien.

Sumber: kompas.com


Basuki: Merokok, Pakai BlackBerry, Cabut KJP-nya

Siswa SMA Yappenda Tanjung Priok Jakarta Utara menunjukkan kartu Jakarta Pintar, usai diserahkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Sabtu (1/12/2012). Tahap pertama, Pemprov DKI Jakarta membagikan kartu Jakarta Pintar kepada 3.046 Siswa SMA dan SMK, yang bisa langsung dipergunakan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan mengevaluasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar permintaan membuat Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) tidak membeludak. Dia meminta semua pihak, termasuk guru dan siswa, mengawasi alokasi anggaran yang diterima murid penerima KJP.

"Mereka kan orang-orang yang memaksakan itu untuk mendapatkan KJP. Sebetulnya, kami nanti akan evaluasi lebih dalam lagi. Kalau merokok ketahuan, kita langsung cabut KJP-nya dan kalau pakai BlackBerry Dakota kita cabut juga KJP-nya," ujar Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (18/3/2013).

Menurut Basuki, siapa pun bisa melaporkannya. Misalnya, teman melaporkannya ke guru atau ke media lainnya. Pemprov DKI, kata Basuki, rencananya akan membuka situs web tidak hanya di sekolah, tetapi juga di semua fasilitas pelayanan publik agar semua warga Jakarta dapat membuat segala macam pelaporan.

"Jadi, meskipun ada SKTM, namun ada laporan dari teman-temannya, mereka belum tentu mendapat KJP. Karena ada beberapa pertimbangan untuk menerima KJP," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto mengatakan bahwa pengawasan KJP dimulai dari tingkat yang terkecil, yaitu ketua RT dan ketua RW. Pengawasan RT dan RW agar ketua RT dan RW dapat menyeleksi warganya yang membutuhkan KJP.

Setelah itu, pengawasan oleh guru dan kepala sekolah yang juga ikut menyeleksi siswa mana yang berhak mendapatkan KJP. Orang tua, menurut Taufik, juga berperan besar agar dapat mengawasi anak-anak mereka untuk tidak menyalahgunakan uang yang ada di dalam KJP tersebut.

"Kalau ada yang seperti ini disampaikan secara terbuka, kalau sampai ada yang salah, lakukan secara terbuka. Harus fair, harus obyektif, semua mendapat kesempatan yang sama, semua juga punya hak sama untuk mengawasi, ini uang dari masyarakat dan warga. Masyarakat juga harus bisa mengawasinya," kata Taufik.

Sumber: kompas.com

Minggu, 17 Maret 2013

Basuki: Kalau Mikir Pencapresan Jokowi, Bikin Tak Bisa Kerja

Pasangan Gubernur DKI Jakarta terpilih, Joko Widodo (kanan) dan Basuki Tjahaja Purnama (kiri), saat mengikuti gladi bersih pelantikan di ruang sidang DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (14/10/2012).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama enggan ambil pusing terkait bergulirnya rumor pencapresan Gubernur Joko Widodo. Tak berbeda, Basuki malah memilih ingin fokus pada tugas-tugasnya yang menumpuk.

Basuki menegaskan bahwa dirinya saat ini tengah dipusingkan dengan banyaknya tugas yang dikerjakan di waktu bersamaan. Atas dasar itu, ia enggan berandai-andai pada isu pencapresan Jokowi yang terus menggelinding.

"Kita enggak mikirin itu, Pak Gubernur juga enggak mikir itu. Soalnya, kalau kita mikirin itu kita enggak bisa kerja. Orang kerjaan saja sudah banyak, sudah pusing," kata Basuki ditemui seusai membuka kompetisi drum band di Gor Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).

Nama Joko Widodo memang hot untuk diusung menjadi capres di Pilpres 2014. Meski begitu, berkali-kali Joko Widodo alias Jokowi menolaknya dengan halus. Ia mengaku belum berpikir untuk loncat ke pemilihan Presiden, dan lebih memilih fokus membenahi Ibu Kota Jakarta.

Sebelumnya, nama Jokowi mencuat masuk dalam bursa calon presiden ketika tujuh jenderal TNI menyodorkan namanya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nama Jokowi berada di antara lima calon lainnya, yakni Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto.

Ketujuh jenderal yang bertemu dan menyodorkan enam tokoh sebagai calon presiden itu adalah Jenderal (Purn) Luhut Pandjaitan, Jenderal (Purn) Fachrul Razi, Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, Letnan Jenderal (Purn) Johny Josephus, Letnan Jenderal (Purn) Sumardi, dan Letnan Jenderal (Purn) Suaidi Marasabessy.

Alasan para jenderal itu membuka sejumlah nama kandidat calon presiden terkait dengan situasi politik, hasil polling, dan bukan untuk mendukung salah satu dari enam calon yang disodorkan. Para jenderal berharap agar situasi menjelang Pemilu 2014 tetap kondusif dan keberlangsungan pemerintahan SBY tetap terjaga sampai akhir.

Di kesempatan sebelumnya, hasil survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB), nama Jokowi melejit sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. PDB adalah lembaga survei baru yang digawangi Didik J Rachbini, pengusaha Peter F Gontha, dan mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng. Ada pula nama politikus Theo L Sambuaga; mantan Gubernur Lemhanas, Muladi; dan beberapa nama lainnya.

Berdasarkan survei PDB, Jokowi berhasil menduduki posisi teratas dari 29 tokoh calon presiden potensial yang dijaring. Elektabilitas Jokowi mencapai 21,2 persen. Posisinya menggeser dominasi Prabowo Subianto (17,2 persen) dan Megawati (11,5 persen) yang selama ini sering mendominasi survei-survei mengenai calon presiden.

Sumber: kompas.com


Ini 4 Tips Membuka Usaha Ala Jokowi

 
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Joko Widodo memberikan tips untuk wirausaha muda yang ingin berkecimpung di dunia bisnis. Tips ini berdasarkan pengalamannya selama menjadi pengusaha furnitur selama 25 tahun.

Pertama adalah inovasi dan kreativitas. Artinya, wirausaha muda yang sukses harus memiliki daya inovasi dari setiap produk yang ditawarkan. Selain itu, untuk memberikan kesan yang berbeda, wirausaha muda juga harus kreatif menjual produk yang berbeda dari produk lainnya. "Kita bisa saja melihat barang-barang di sekitar kita. Kira-kira apa yang dibutuhkan," kata Joko Widodo dalam acara diskusi entrepreneurship di Smesco Convention Hall, Jakarta Selatan pada Minggu (17/3/2013).

Tips kedua adalah pelayanan prima bagi konsumen. Mantan wali kota Solo ini mengatakan, dirinya selalu memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya. Jokowi mencontohkan, setiap pembeli produknya yang berasal dari luar negeri, dirinya memberikan layanan jasa antar barang hingga ke bandara. Jokowi meminta wirausaha muda untuk memberikan layanan terbaik bagi konsumennya.

Tips ketiga adalah konsistensi. wirausaha muda harus memiliki fokus penjualan produk. Wirausaha muda diminta tak mudah berpindah pada usaha lain jika tengah mengalami kemerosotan penjualan. Sebaliknya, wirausaha muda diminta untuk terus mempertahankan dan mempelajari kesalahan pada usahanya yang lalu.

Tips terakhir adalah profesionalisme. Tujuannya tentu saja supaya pelanggan percaya pada usaha yang telah dijalani. Dengan begitu, mereka akan datang sendiri mencari produk yang ditawarkan. Dengan tips yang diberikan tersebut, Jokowi berharap sekitar 2.000 mahasiswa yang hadir dalam diskusi tersebut bisa mudah melihat peluang usaha. Selain itu, Jokowi juga meminta wirausaha muda untuk tidak takut memulai usaha dengan modal yang terbatas.

Sumber : kompas.com